3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?

Jokowi berjanji akan mengeluarkan 3 kartu sakti lagi

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 01, Joko "Jokowi" Widodo, mengeluarkan tiga kartu saktinya yang baru. Hal itu disampaikan Jokowi saat pidato kerakyatan di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Jokowi mengatakan, jika terpilih lagi nanti ia akan menambah 3 kartu sakti, yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra Kerja. Sebelumnya, Jokowi telah mengeluarkan 5 kartu sakti yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Beras Sejahtera (Rastra), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Namun, berdasarkan hasil survei Indonesia Corruption Watch (ICW), kartu-kartu sakti itu dinilai tidak terlalu efisien. Salah satunya adalah terkait dengan akurasi data yang masih bermasalah. Lantas, dengan ditambahnya 3 kartu sakti baru ini, apakah akan efisien atau hanya akan menambah beban APBN?

Baca Juga: Jokowi Minta Menteri LHK Selesaikan Masalah Sengeketa Lahan Konsensi

1. Kartu sakti Jokowi dinilai efektif karena bisa membantu masyarakat kecil

3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?IDN Times/Fitang Budhi

Berbeda dengan ICW, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, menilai bahwa kartu-kartu yang dikeluarkan oleh Jokowi efektif dan spesifik. Menurut Karding, prinsipnya saat ini adalah kartu tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Dan prinsip sekarang ini yang penting dibutuhkan oleh masyarakat sebagai bukti, sebagai tanda bahwa negara memperhatikannya," kata Karding saat dihubungi IDN Times, Rabu (27/2).

Masih kata Karding, melalui kartu-kartu sakti Jokowi itu, negara bisa mencairkan dan memberikan bantuan dana bagi masyarakat kecil.

"Negara dengan kartu ini bisa mencairkan anggaran untuk menolong kelompok-kelompok masyarakat terhadap kebutuhan-kebutuhan, baik pendidikan, kesehatan, kerja, kemudian kuliah, dan sebagainya," lanjut dia.

2. Mengapa kartu tidak dijadikan satu?

3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Lalu, kenapa tidak dijadikan satu kartu tetapi bermanfaat banyak? Menjawab hal itu, Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir mengatakan, sistem di Indonesia masih belum menyatu. Sehingga, jika dijadikan satu kartu, akan rentan penyelewengan.

"Ya kompleksitasnya kan berbeda. Sistem kita belum nyatu. Single unit identitas itu belum menyatu, jadi bahaya, akhirnya nanti penyelewengan," kata Erick di Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (27/2).

Sementara, Karding menyampaikan bahwa ke depannya memang harus ada solusi bagaimana kartu-kartu tersebut bisa dijadikan satu.

"Nanti harus dirumuskan bagaimana cara menyatukan sebagai satu kartu. Harus ada solusi juga secara teknologi nanti ke depan. Tapi hari ini menurut saya, masih sangat penting dan efektif beberapa kartu," ungkap Karding.

3. Pengaruh kartu sakti Jokowi terhadap elektoral

3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara pengamat politik Ujang Komarudin menilai, 3 kartu baru yang diperkenalkan oleh Jokowi itu akan efektif. Alasannya, karena Jokowi mengeluarkan 3 kartu tersebut saat masa kampanye.

"Satu kartu untuk kebutuhan emak-emak agar dapat sembako murah. Dua kartu untuk kebutuhan kaum millennial, kartu kuliah dan pra-kerja," jelas Ujang kepada IDN Times, Rabu (28/2).

"Kita tahu bahwa pemilih milennial jumlahnya 50 persen lebih. Jika kartu tersebut tepat sasaran dan dinikmati emak-emak dan kaum millennial, maka Jokowi juga akan mendapat keuntungan elektoral," tambahnya.

Meski begitu, Ia menganggap bahwa 8 kartu memang terlalu banyak. Tapi, Jokowi nantinya harus bisa memaksimalkan fungsi dan kegunaannya saja.

"Lebih baik banyak daripada tidak ada kartu sama sekali. Ke depan memang harus dibuat model satu kartu yang multifungsi. Agar lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya," terang dia.

4. Kubu Prabowo sebut program kartu sakti Jokowi hanya iming-iming di masa kampanye

3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?Dok.IDN Times/Vasco Ruseimy

Berbeda dengan TKN, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Vasco Ruseimy, mengungkapkan bahwa program-program dalam kartu sakti hanya menjadi iming-iming saat masa kampanye saja. Menurutnya, beberapa program kartu sakti dinilai belum optimal.

"Seharusnya Jokowi perbaiki dulu tata kelolanya yang diklaim sudah berjalan, jangan mengiming-imingi lagi rakyat dengan program baru di saat masa kampanye, yang akan memboroskan anggaran akibat tidak optimalnya pengelolaan dan tidak tepatnya sasaran tujuan penerima manfaat tersebut," kata Vasco saat dihubungi IDN Times, Rabu (27/2).

5. Sri Mulyani sebut kartu sakti Jokowi tak membuat anggaran meledak

3 Kartu Sakti Baru Jokowi, Efektif atau Menambah Beban APBN?Facebook / Sri Mulyani Indrawati

Terkait wacana 3 kartu sakti baru Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa nanti akan menggunakan dana APBN. Sri juga menegaskan bahwa adanya tambahan 3 kartu itu tak membuat anggaran negara meledak.

"Jadi menurut saya, ini adalah satu langkah yang bagus. Dari sisi dampak ke anggaran, mungkin tidak akan menyebabkan ledakan, tetapi sesuatu yang lebih akuntabel karena dana-dana yang mungkin selama ini terfragmentasi, bisa lebih terkonsolidasi dengan baik," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/2).

Baca Juga: Sampaikan Pidato Kerakyatan, Jokowi Pamerkan 3 Kartu Sakti Baru

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya