Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Jemaah Haji: Naik Taksi, Tertinggal Rombongan hingga Kehilangan

Jemaah calon haji Indonesia usai salat zuhur di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (17/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudan)
Intinya sih...
  • Jemaah haji Indonesia diimbau untuk tidak bepergian sendirian, terutama jika menggunakan taksi atau kendaraan umum di Makkah.
  • Kementerian Agama telah mengoperasikan bus Shalawat untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya.
  • Bagi jemaah yang mengalami kendala barang hilang atau tertinggal, disarankan untuk tetap tenang, melapor kepada petugas Linjam, dan memberikan informasi detail mengenai barang yang hilang.

Madinah, IDN Times - Jutaan jemaah haji dari berbagai negara, termasuk asal Indonesia, mulai memadati Kota Makkah, menjelang puncak haji pada awal Juni mendatang. Jemaah Indonesia yang sebagian adalah jemaah lansia, kerap mengalami berbagai kendala saat beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hingga di hotel.

Kendala tersebut di antaranya tertinggal dari rombongannya, kehilangan barang, salah naik bus Shalawat, hingga tersesat di jalan pulang menuju hotelnya. Jika jemaah mengalami hal-hal tersebut, langkah pertama sebaiknya tenang dan tidak panik. Berikut deretan tips-tips untuk jemaah haji. 

1. Tips naik taksi yang aman dan nyaman

default-image.png
Default Image IDN

Kementerian Agama (Kemenag) telah mengoperasikan bus Shalawat untuk mengantar jemaah haji Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Jemaah diimbau memanfaatkan fasilitas tersebut agar tidak kesulitan mencari taksi.

"Kita imbau ke jemaah karena sudah disediakan bus Shalawat untuk bisa mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram, dan juga disiapkan tiga terminal ada terminal Syib Amir, ada Ajyad, ada Jabal Ka'bah. Ini agar jemaah merasa mudah bertransportasi atau berkendara melalui hotelnya ke Masjidil Haram," kata Kabid Pelindungan Jemaah Petugas Perlindungan Ibadah Haji (PPIH), Harun Alrasyid, di Makkah, Kamis (22/5/2025).

Jemaah haji Indonesia memang tidak dilarang menggunakan taksi untuk beraktivitas di Saudi. Apalagi, saat menuju lokasi yang tidak dilayani bus Shalawat. Harun pun memberikan tips kepada jemaah haji agar aman dan nyaman, saat menggunakan taksi di Makkah. Pertama, jemaah haji diimbau tidak naik taksi sendirian.

"Kalau memang terpaksa memakai taksi atau kendaraan umum kami sarankan, agar jemaah itu tidak sendiri baik laki-laki maupun perempuan harus ada pendamping, apalagi yang lansia atau sudah sepuh harus kita dampingi," ujarnya.

Harun menyarankan agar jemaah laki-laki naik lebih dulu ke taksi, jika bepergian dengan jemaah perempuan. Dia mengatakan hal sebaliknya harus dilakukan saat turun dari taksi, yakni perempuan turun lebih dulu.

"Trik-triknya yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman buat jemaah terutama jemaah haji suami-istri misalnya naik taksi agar lebih aman dan nyaman yang naik taksi duluan itu bapak-bapak atau suaminya, kemudian setelah taksi itu berjalan, kemudian sampai di tujuan maka yang turun duluan istrinya baru setelah itu suaminya," ujar Harun.

Dia berharap jemaah haji dapat mematuhi aturan dan mengikuti tips dari petugas haji. Selain soal keamanan, biasakan bertanya soal perkiraan harga lebih dulu ke sopir taksi.

"Nah itulah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, hal ini bisa dipedomani oleh seluruh jemaah agar dalam berkendaraan, melakukan transportasi di sini, dapat merasakan rasa aman dan nyaman tentunya," tuturnya.

2. Tips jika jemaah kehilangan barang

Ilustrasi - Sejumlah koper milik jemaah calon haji Indonesia yang tertinggal di berbagai tempat diamankan di Kantor Urusan Haji (KUH) Arab Saudi, Madinah, Arab Saudi. (Media Center Haji/Rochmanudin)

Kepala Seksi Layanan Transportasi dan Perlindungan Jemaah (Linjam) Daerah Kerja (Daker) Madinah, M. Slamet, memberikan panduan penting bagi jemaah yang mengalami kendala barang hilang atau tertinggal.

Dengan mobilitas jemaah yang tinggi dari berbagai hotel menuju Makkah, Slamet menjelaskan, potensi barang bawaan tertukar atau tertinggal bisa saja terjadi.

"Dari 10 Mei ini, jemaah sudah mulai bergeser dari Madinah menuju Makkah. Dalam proses yang dinamis ini, terkadang ada barang jemaah yang tanpa sengaja tertukar atau tertinggal," ujarnya saat meninjau pergerakan jemaah di Sektor 5, Madinah, Senin, 12 Mei 2025.

Namun, Slamet menekankan agar jemaah tidak perlu panik berlebihan. Ia memberikan beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan jika mengalami situasi tersebut. Pertama, jemaah sebaiknya tetap tenang dan tidak panik bila barang miliknya tertinggal atau hilang.

"Ada petugas haji Indonesia siap membantu, jadi tetap tenang," kata Slamet.

Kedua, segera melapor kepada petugas Linjam di sektor masing-masing. Di setiap sektor pemondokan terdapat dua petugas Linjam. Jika Anda menyadari barang hilang atau tertinggal, langkah pertama adalah menghubungi petugas Linjam di sektor Anda.

Ketiga, berikan informasi detail. Sampaikan informasi sejelas mungkin mengenai ciri-ciri barang yang hilang atau tertinggal, perkiraan waktu, dan lokasi terakhir melihat barang tersebut.

Keempat, petugas akan berkoordinasi. Petugas Linjam sektor akan berkoordinasi dengan Daker Madinah dan pihak terkait, termasuk petugas di bandara jika barang kemungkinan tertinggal saat kedatangan.

Kelima, jangan ragu bertanya. Jika jemaah memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu bertanya kepada petugas haji di sekitarnya. Slamet mencontohkan penanganan barang seperti kursi roda yang tertinggal di bandara.

"Kita koordinasikan dengan Linjam di bandara, dikirim ke Daker Madinah, kemudian kita data, kita lihat ini dari embarkasi mana, setelah kita data, kita sampaikan ke linjam sektor untuk mengambil barang-barang tersebut di Daker Madinah," kata dia.

Slamet juga menyebutkan beragam jenis barang yang sering tertinggal, seperti tas koper, kursi, hingga telepon genggam.

Selain fokus pada penanganan barang, Slamet juga mengingatkan jemaah selalu menjaga kesehatan dan membawa kartu identitas, untuk memudahkan petugas membantu jika jemaah lupa jalan kembali ke hotel.

"Seluruh barang jemaah yang ditemukan petugas akan kami amankan, dan diupayakan untuk dikembalikan. Jika memang tidak ditemukan pemiliknya di tanah suci, akan kami bawa kembali ke Indonesia," pungkas Slamet.

 

3. Tips jika jemaah tertinggal dari rombongan

Jemaah calon haji Indonesia usai salat zuhur di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (17/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudan)

Pada saat pelaksanaan ibadah haji di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, jemaah sering kali terpisah dan tertinggal dari rombongan hingga akhirnya tersesat, kebingungan, dan bahkan panik. Lantas apa saja yang harus dilakukan?

Pertama, jemaah diimbau selalu membawa identitas atau dokumen. Sebelum berangkat dari hotel tempat menginap, jemaah mesti memastikan diri membawa identitas berupa gelang, kartu identitas haji, paspor, alamat hotel, atau perlengkapan lain yang dibutuhkan sebagai tanda pengenal.

Jangan lupa uang saku secukupnya, jika ada kebutuhan mendesak seperti lapar atau tiba-tiba harus pulang ke hotel dengan menggunakan taksi. Kedua, jemaah selalu mengingat pintu masuk. Ada banyak sekali pintu masuk Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Apalagi, pintu-pintu tersebut memiliki bentuk yang sama.

Namun, setiap pintu memiliki nama dan nomor sendiri-sendiri. Misalnya di Masjidil Haram ada pintu Babussalam bernomor 24, Bab Umrah no 62, Bab Fath no 45, dan lainnya. Lebih aman, sebelum masuk, pintu dan nomornya difoto untuk menghindari lupa.

Ketiga, menentukan titik kumpul. Titik kumpul bisa di dalam atau di luar masjidil. Untuk di dalam Masjidil Haram, titik kumpul yang paling gampang adalah area yang mengarah ke tempat sa’i. Terdapat lampu yang menunjukkan arah tersebut, sehingga mudah dilihat dari jauh. 

Titik kumpul di luar masjid berupa pintu-pintu masuk dengan nomor yang sudah ditentukan. WC di Masjidil Haram juga diberi nomor tertentu yang menjadi penanda dapat dilihat dari jauh dengan mudah. Titik kumpul bisa ditentukan tak jauh dari toilet.

Keempat, selain menentukan titik kumpul, juga perlu disepakati waktu kumpulnya. Jangan sampai sebagian jemaah asyik menjalankan ibadah, sementara yang lainnya diminta menunggu. Kecepatan masing-masing jemaah dalam menjalani thawaf berbeda-beda.

Namun, baik yang cepat maupun yang lambat, masing-masing harus memahami kepentingan bersama. Di Zamzam Tower terdapat sebuah jam besar yang jadi penanda waktu yang menjadi panduan, jika jemaah tidak membawa jam tangan. 

Kelima, jangan paksakan baca buku doa. Beberapa kasus jemaah terpisah terjadi karena selama menjalani thawaf, mereka membaca doa-doa tertentu yang ada di buku atau sekarang dengan mudah diakses melalui HP. Karena fokus pada bacaan, mereka terlepas dari rombongan. Jemaah dapat membaca talbiyah atau bacaan lain yang baik.

Keenam, menggunakan seragam. Ini secara khusus gampang bagi jemaah perempuan. Sejumlah rombongan menggunakan seragam jilbab dengan warna tertentu, sehingga bisa dilihat dari jauh, baik bagi jemaah yang terlepas dari rombongannya untuk kembali berkumpul, atau bagi ketua rombongan untuk mencari jemaahnya yang tertinnggal.

Ketujuh, membawa alat komunikasi. Dengan membawa ponsel, anggota jemaah yang terlepas atau ketua rombongan bisa saling menghubungi. Bahkan, bisa membuat panggilan video untuk mengetahui posisi masing-masing dan mengarahkan titik kumpul terdekat yang paling memungkinkan. 

Sebelum berangkat, jangan lupa mengisi HP dengan paket haji, karena akan terkena roaming selama di Arab Saudi dengan tarif mahal jika menggunakan paket normal. Nomor telepon lokal Arab Saudi juga bisa dibeli dengan menunjukkan paspor. 

Kedelapan, menghubungi petugas. Jika rombongan sudah pergi lebih dulu karena terlalu lama menunggu atau sebagian sudah terlalu capek sehingga butuh istirahat, maka jemaah yang tertinggal dapat menghubungi petugas haji berseragam yang akan membantu, baik di dalam area mataf (area tawaf) maupun di luarnya.

Sedangkan, di dalam mataf, terdapat srikandi yang membantu. Pilihan petugas perempuan ini dikarenakan mereka dapat masuk ke area mataf dengan menggunakan seragam petugas haji.

Sementara jemaah laki-laki yang diizinkan ke area mataf hanya yang menggunakan baju ihram. Petugas perlindungan jemaah (Linjam) dari sektor khusus Masjidil Haram terus mengawasi area tersebut, untuk memastikan keamanan jemaah haji Indonesia.

4. Jemaah jangan city tour

Jemaah haji Indonesia akan menunaikan umrah wajib saat tiba di Makkah. (Media Center Haji)

Pemerintah melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia, tidak melakukan city tour keluar Kota Makkah. Sebagaimana diketahui, pemerintah Saudi tengah memperketat pemeriksaan administrasi dan keamanan menjelang puncak ibadah haji.

“Kami mengimbau jemaah haji tidak city tour sementara waktu,” ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ali Machzumi, Kamis, 15 Mei 2025.

Ali menyebut pengawasan ketat difokuskan kepada jemaah yang belum memiliki kartu identitas resmi haji atau kartu Nusuk.

Pengetatan ini diberlakukan demi menjaga keselamatan, kenyamanan, dan keamanan seluruh jemaah. Sesuai aturan otoritas Arab Saudi, hanya mereka yang memegang visa haji resmi yang diperkenankan masuk dan beraktivitas di wilayah Kota Makkah.

Selain larangan city tour ke luar kota seperti ke Thaif atau Jeddah, jemaah juga diminta tidak melaksanakan umrah sunah dari miqat luar kota, seperti Ji’ranah dan Hudaibiyah. Lokasi tersebut termasuk dalam zona checkpoint atau pemeriksaan keamanan.

“Jika akan umrah sunah, agar mengambil miqat di Tan’im atau Masjid Aisyah,” kata Ali.

Tan’im merupakan batas miqat dalam Kota Makkah yang aman diakses jemaah, karena tidak melewati pos pemeriksaan keamanan. PPIH mengingatkan mobilitas jemaah yang tinggi menjelang puncak haji, harus disertai kedisiplinan, terutama dalam mengikuti aturan dan regulasi lokal.

Dengan mematuhi imbauan ini, diharapkan jemaah dapat beribadah dengan khusuk, terhindar dari kendala administratif, serta lebih fokus mempersiapkan diri menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

5. Tips agar menjadi haji mabrur

(Media Center Haji)

Menjadi harapan semua jemaah haji agar menjadi haji mabrur. Karena itu, bagi jemaah sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut, agar ibadah haji diridai Allah subhanallahuwataala: 

1. Niat mendapat haji mabrur kerana Allah subhanallahuwataala.
2. Membersihkan diri dari dosa dan perbanyak berzikir
3. Menyempurnakan syarat sah, wajib haji dan rukun haji
4. Perbanyak berbuat kebaikan sepanjang perjalanan haji
5. Selalu bersabar dan bersyukur.
6. Jangan lupakan ibadah dan amal baik yang dilakukan selama di tanah suci, setelah kembali ke tanah air. Terus berusaha menjadi lebih baik dan menjaga serta memperdalam keimanan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us