TKN Pastikan Program Makan Siang Gratis Libatkan Banyak Pakar

Jakarta, IDN Times - Koordinator Media Digital TKN Prabowo-Gibran, Noudhy Valdrhyno, mengatakan pihaknya melibatkan banyak pakar dalam menyusun berbagai program kerja unggulan yang diusung paslon nomor urut dua, termasuk program makan siang dan susu gratis. Dia memastikan, kebijakan ini akan dieksekusi saat Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
"Kami ingin kebijakan dan program yang dibuat berbasiskan analisa kebijakan dan berbasis pembuktian. Jadi, tidak asal membuat program, tapi tidak bisa diaplikasikan," kata Rhyno dalam talkshow Program Makan Siang Gratis dan Implementasinya di Indonesia di Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2024).
1. Berdampak pada sosial dan ekonomi

Dalam acara diskusi itu, peneliti Indonesia Food Security Review (IFSR), Dian Yunita, juga menyampaikan, program makan siang dan susu gratis untuk pelajar dan santri bisa membawa dampak positif bagi kehidupan sosial serta ekonomi.
"Berdasarkan kajian kami terhadap penerapan program makan siang gratis di sekolah berbagai negara, ditemukan implikasi positif dari penerapan program tersebut. Tidak hanya penguatan nutrisi, tapi juga ada sisi sosial dan ekonomi yang turut terangkat," kata Dian.
2. Program makan siang gratis sudah diterapkan di Indonesia, tapi masih kurang satu persen

Dian mengatakan, adopsi makan siang gratis sekolah di Indonesia masih kurang dari satu persen. Penerapannya masih bersifat sukarela dan terbatas di sekolah-sekolah swasta hingga pondok pesantren yang memang sudah menyediakan makan siang gratis bagi siswa.
"World Food Programme, badan di bawah PNB, mengungkapkan program makan siang di sekolah semestinya menjadi investasi paling beharga yang bisa dilakukan oleh pemerintah. So, why not? Kita tidak mulai mengimplementasikan program makan siang gratis di sekolah. Dan, sebaiknya program ini diadopsi oleh siapapun pemimpin politik yang terpilih," ujar Dian.
3. Gizi jadi salah satu tantangan Indonesia Emas

Sementara itu, pakar nutrisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Ikeu Tanziha, menuturkan banyak bukti empiris mengapa program makan siang gratis harus hadir di Indonesia. Contohnya, Indonesia akan menikmati bonus demografi dan peluang menjadi negara dengan peringkat keempat perekonomian global di 2045.
Namun, di saat bersamaan, Indonesia masih mengalami stunting yang cukup tinggi. Pada 2023, data menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia berkisar 22 persen atau melampui target nasional yakni 14 persen.
"Permasalahan gizi di Indonesia itu walaupun turun, tetapi belum mencapai target. Jadi apapun programnya yang untuk bisa meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat itu sangat baik," ucapnya.
Ikeu menambahkan, memberikan makan siang gratis di sekolah merupakan intervensi positif yang bisa dilakukan negara untuk pemenuhan gizi anak.
"Dengan adanya makan siang di sekolah akan sangat bagus karena targetnya jelas, semua terima sesuai dengan apa yang harus dimakan," tutur dia.