Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tom Lembong Masih Tetap Optimistis Pemilu Berlangsung 2 Putaran

Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong usai mencoblos pada Rabu (14/2/2024). (IDN Times/Tino Satrio)

Jakarta, IDN Times - Co-Captain Tim Nasional Anies Muhaimin (AMIN), Thomas Trikasih Lembong mengatakan masih tetap optimistis pemilu 2024 dapat berlangsung dua putaran. Meskipun, angka penghitungan kongkret Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan suara paslon nomor urut dua sudah mencapai angka 58,37 persen.

Celah untuk membuat pemilu dua putaran bisa diwujudkan bila volume pelanggaran lebih tinggi melampaui margin kemenangan yang diklaim oleh paslon tertentu. 

"Saya mau mengimbau kita semua untuk tetap semangat. Kemungkinan untuk terjadinya putaran kedua masih terbuka lebar kalau setelah tabulasi, volume pelanggaran atau penyimpangan melampaui margin kemenangan yang diklaim oleh kubu tertentu. Itu akan terjadi putaran kedua," ujar Tom di dalam video yang diunggah ke akun media sosialnya pada Senin (19/2/2024). 

Oleh sebab itu, Tom meminta semua pihak mengawal suara yang masuk. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga ke tahap nasional. 

Hal tersebut penting lantaran setiap suara rakyat Indonesia setara di mata hukum. Pria yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan itu menyebut proses yang kini sedang berlangsung jauh melebihi kepentingan politik Anies-Muhaimin Iskandar. 

"Proses ini juga melampaui kepentingan partai-partai politik dan para calon. Ini sudah menjadi kepentingan bersama masyarakat yang ingin adanya perbaikan sistem dan kejujuran di demokrasi Indonesia," tutur dia lagi. 

1. Tom Lembong minta para satgas saksi agar berkoordinasi dengan tim hukum AMIN

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar kenalkan tim hukum untuk kawal pemilu 2024. (Dokumentasi Istimewa)

Lebih lanjut, Tom meminta kepada para satgas saksi di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) agar terus berkoordinasi dengan tim hukum nasional AMIN. "Saya yakin kita bisa mencapai suatu hasil yang baik," ujar Tom. 

Tuduhan adanya dugaan kecurangan di pemilu 2024 sudah disampaikan oleh timnas AMIN pada 15 Februari 2024 lalu. Salah satu dugaan kecurangan yang dianggap merugikan yaitu adanya penggelembungan suara bagi paslon Prabowo-Gibran. 

Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto kemudian mencontohkan data di TPS yang ada di Bandung. AMIN mengambil sampel dua persen dari populasi kota Bandung.

"Hasilnya ditemukan penggelembungan suara di atas 2 persen populasi. Baru sampel 2 persen tetapi kecurangan suaranya bisa di atas 2-3 persen," kata Bambang.

Namun, ia baru bisa memperhitungkan bila penghitungan suara konkret di Kota Bandung sudah rampung."Untuk penggelembungan di bawah 2 persen, itu sudah 1.500 suara. Maka, kalau di atas itu bisa mencapai puluhan ribu (suara). Itu baru di Kota Bandung saja," tutur dia lagi. 

2. Timnas AMIN duga sudah dipasang algoritma khusus di sistem server KPU agar paslon tertentu menang

Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto ketika menjelaskan kejanggalan pada aplikasi Si Rekap. (Tangkapan layar YouTube Bambang Widjojanto)

Lebih lanjut, Bambang menuding di sistem server KPU sudah dibuat algoritma khusus agar paslon tertentu menang Pemilu 2024, meski angka kongkretnya di lapangan tidak unggul. 

"Jadi, kalau ada revisi di satu TPS (Tempat Pemungutan Suara), dia akan mengubah TPS yang lain. Itu bukan sekadar angka yang dicatat, tapi sistem itu yang membangun setting-nya," ujar Bambang, dikutip dari akunnya di YouTube, pada Minggu kemarin. 

Menurutnya, algoritma itu disiapkan untuk memenangkan paslon tertentu memperoleh suara di atas 50 persen. Indikasi adanya pemasangan alogaritma itu semakin menguat setelah muncul dugaan kecurangan di sejumlah TPS.

Bambang mengatakan bahwa tim hukum nasional AMIN pernah mengirimkan dua surat terkait audit sistem TI KPU. Namun tak pernah mendapat balasan. "Surat kami kepada Bawaslu agar KPU melakukan audit, juga tidak pernah dilakukan," ujar mantan pimpinan KPK tersebut. 

3. Timnas AMIN minta bisa ikut mengakses sistem di KPU

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto di Mahkamah Konstitusi (MK). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)

Bambang mengatakan, Ketua KPU, Hasyim Asy'ari tidak hanya bisa meminta maaf lantaran banyak kekeliruan konversi penghitungan suara di TPS ke dalam Sistem Rekapitulasi (Sirekap).

Seharusnya, kata dia, sebagai bentuk permintaan maaf, KPU memberikan akses kepada perwakilan dari tiga paslon di bagian TI-nya. "Logikanya kan gini, KPU sebagai pengampu, kami minta lakukan audit. Kan audit semacam ini bukan hanya di tahun 2024 saja. Pada 2019 lalu, kami juga mempersoalkan hal ini. Indikasi 10 juta suara hilang itu, disebabkan hal-hal semacam ini," ucap Bambang. 

Selain itu, dia menuturkan, Timnas AMIN berharap KPU bersedia membuka data formulir C1 Plano yang mereka miliki. Tujuannya, agar bisa dipantau bersama. "Ini semua kami minta untuk bisa melakukan verifikasi dan validasi," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Anata Siregar
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us