Waketum PKB Berharap Capres dan Cawapres KKIR Diumumkan Bulan Ini

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, mendorong agar nama capres dan cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) diumumkan pada bulan ini.
Menurut Jazilul, berdasarkan hasil Ijtima Ulama, nama capres itu seharusnya diungkap kepada publik pada Ramadan.
"Bulan Mei ini adalah bulan yang tepat bagi para ulama, tokoh kiai dan para kiai. Mereka mengharapkan dengan sungguh-sungguh agar Pak Prabowo dan Gus Muhaimin bisa segera mengumumkan capres dan cawapres," ungkap Jazilul pada Rabu, (10/5/2023).
Jazilul menambahkan, pengurus, kader, dan simpatisan PKB, menunggu pengumuman nama capres dan cawapres dari koalisi itu. Apalagi, kata Jazilul, waktu pengumuman itu sudah tepat.
"Ini sudah saatnya, sudah momentumnya," tutur dia.
Meski begitu, Jazilul menyadari keputusan penentuan capres dan cawapres ada di tangan Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar. Hal itu sesuai dengan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) Gerindra dan PKB.
Gerindra dan PKB yang membentuk KKIR pada Agustus 2022 tak kunjung mengumumkan nama capres dan cawapres. Belakangan, Muhaimin bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan membahas pembentukan koalisi besar. Diketahui, Partai Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), bersama PAN dan PPP.
1. PKB dan Golkar sepakat jadi inti dari koalisi besar

Pada 3 Mei 2023, Muhaimin menemui Airlangga di Plataran Senayan, Jakarta Pusat. Keduanya kemudian kompak menyebut Golkar dan PKB merupakan inti dari koalisi besar.
Sebagai bentuk kedekatan kedua parpol, Airlangga memakai baju batik hijau yang ditumpuk rompi kuning. Hijau merupakan warna dominan dari PKB, sementara kuning warna dominan Golkar.
"Tentu ada pembicaraan di antara kedua partai pembicaraan ini yang kesekian kali. Kami sudah bicara panjang lebar dalam dan masing-masing punya koalisi, Golkar dengan KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), PKB dengan Koalisi Indonesia Raya," ujar Airlangga pada 3 Mei 2023.
"Dalam pembahasan selanjutnya kita bicara koalisi besar dan koalisi besar itu butuh koalisi inti. Koalisi inti ini duduk bersama dan koalisi inti itu Partai Golkar dan PKB," tutur Airlangga.
2. Muhaimin gagal bujuk Demokrat merapat ke koalisi besar

Muhaimin juga sempat membujuk Partai Demokrat agar merapat ke koalisi besar. Namun, Muhaimin gagal membujuk Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Memang salah satu agenda saya adalah berupaya memengaruhi partai-partai, termasuk saya berencana memengaruhi Mas AHY. Tapi, setelah ketemu, ternyata imannya kuat juga," ungkap Cak Imin yang disambut tawa elite PKB dan Demokrat.
Muhaimin mengaku belum mengajukan tawaran kepada AHY. Ia pun berkelakar menunggu iman AHY goyah.
"Rahasianya (yang disampaikan), saya belum melamar (AHY), karena imannya masih kuat. Nanti kita tunggu saja. Moga-moga sepulang saya dari sini, imannya bisa goyah," kelakarnya.
3. Gerindra minta PKB bersabar soal pengumuman capres dan cawapres

Sementara itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad meminta agar PKB sabar menanti pengusungan capres-cawapres. Sebab, dia menilai koalisi yang sabar pasti mendapatkan kemenangan.
"Yang sabar yang menang, yang menang yang sabar. Gitu," ujarnya kepada media pada Selasa, (9/5/2023).
Dasco menegaskan, nama capres dan cawapres masih dibahas kedua partai. Skenario capres dan cawapres terkuat masih diisi Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
"Di antara calon presiden yang ada, yang disebut-sebut itu kebetulan yang melakukan kontrak politik itu Gerindra-PKB. Dua ketum itu yang disebut-sebut sebagai capres cawapres. Nah, sehingga di survei, itu pasti tinggi," tutur Dasco.
Dasco menegaskan sosok capres dan cawapres yang diusung KKIR ditentukan Prabowo dan Muhaimin.
"Ya kan presiden, wapres ditentukan dua orang itu, jadi saya gak bisa mendahului. Biar mereka berdua aja yang berunding," katanya lagi.