Wamensos: Penentu Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana

- Wamensos Agus Jabo Priyono menyatakan Kemensos hanya mengusulkan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto, keputusan tetap di tangan Istana setelah koordinasi dengan Dewan Gelar.
- Agus menjelaskan bahwa Kemensos memiliki Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) untuk mengevaluasi usulan gelar pahlawan nasional.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, mengatakan, pihaknya hanya memberikan usulan gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI, Soeharto. Namun pada akhirnya Istana yang akan memutuskan setelah ada koordinasi dengan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
“Jadi Kemensos hanya mengusulkan saja, keputusan yang tetap nanti di Istana," kata dia saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025)
1. Belum pastikan keputusan ini

Dia mengatakan, belum mengetahui secara pasti perkembangan usulan ini. Saat ditanya soal kemungkinan Soeharto mendapat gelar tersebut, Agus menjawab masih perlu pengecekan. Kemensos sendiri, kata dia, punya Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP).
“Saya belum cek. Jadi kan di Kemensos sendiri kan bikin tim ad hoc, namanya TP2GP, tim pengkajian, tim penelitian, pemberian, gelar, gitu lho,” ujar Agus di Jakarta, Jumat (23/5/2025).
2. Finalisasi berlangsung akhir Mei

Dia mengatakan, pada akhir Mei biasanya seluruh pengusulan dari daerah sudah masuk dan difinalisasi.
“Saya belum cek sudah sejauh mana, tetapi akhir Mei ini mestinya pengusulan dari daerah yang diteken oleh gubernur segala macam sudah final,” kata dia.
Setelah itu, kata Agus, TP2GP akan menggelar sidang untuk menilai kelayakan tokoh-tokoh yang diusulkan.
“Dan itu akan dilakukan sidang-sidang di tim ad hoc nanti untuk mengasesmen, mengkaji, meneliti siapa kira-kira yang berhak untuk mendapatkan gelar," kata Agus.
3. Titiek sambut baik wacana ini

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyambut baik munculnya rencana pemberian gelar pahlawan nasional bagi sang ayah, Soeharto. Usulan itu disampaikan oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf.
Nama Soeharto diusulkan menjadi pahlawan nasional setelah pada 2024 lalu MPR resmi mencabut nama Soeharto dari Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyebutan nama Soeharto tertera di Pasal 4 TAP MPR tersebut.
"Iya, alhamdulilah. Alhamdulilah, kalau pemerintah mau berkenan untuk menganugerahkan gelar pahlawan untuk Presiden Soeharto. Karena mengingat jasanya yang begitu besar kepada bangsa dan negara," ujar Titiek.
Meski begitu, ia mengaku tidak berharap terlalu banyak usulan rencana tersebut akan terealisasi. Sebab, bukan kali ini saja nama Soeharto diusulkan menjadi pahlawan nasional. Tetapi, seandainya kali ini usulan tersebut dikabulkan tahun 2025, maka Titiek akan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah.
"Pak Harto kan wafat sudah lama sekali ya. Setiap tahun wacana ini, setiap hari pahlawan selalu muncul, muncul, muncul (usulan jadi pahlawan nasional). Kami sampai, 'udah ah, udah lah. Mau dikasih gelar atau gak, pokoknya beliau tetap pahlawan bagi kami semua," ucap dia.