Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waspada COVID-19! Pesantren dan Asrama Berpotensi Seperti Secapa AD

Ilustrasi anggota TNI AD (secapaad.mil.id)

Jakarta, IDN Times - Ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, seluruh kegiatan yang melibatkan banyak orang berkumpul seperti asrama, boarding school, dan pesantren memiliki potensi penularan yang mirip dengan apa yang terjadi di Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD. 

Dia meminta agar kasus klaster baru COVID-19 di Secapa AD Bandung, Jawa Barat, dapat dijadikan pembelajaran, sehingga tidak terjadi hal serupa di kemudian hari.

"Jika satu orang terinfeksi dalam kondisi tersebut, penyebaran virus SARS-CoV-2 akan terjadi dengan sangat cepat," ujar Dewi di laman covid.19.go.id, Kamis (16/7/2020).

1. Jarak bisa memicu terjadinya penularan apabila tidak sesuai dengan protokol kesehatan dari WHO

IDN Times/istimewa

Menurut Dewi, beberapa hal yang bisa dijadikan pembelajaran dari kasus Secapa AD, mulai dari pentingnya menerapkan jaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Sebab, jarak menjadi faktor yang dapat memicu terjadinya penularan apabila tidak disesuaikan dengan ketentuan protokol kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," ujarnya.

Dewi mengungkapkan, ketika ada banyak orang berkumpul dalam satu tempat dan waktu yang sama, terlebih dengan sirkulasi udara yang tidak diketahui baik atau tidak, akan mempengaruhi laju penularan.

2. Daya tahan tubuh yang bagus membantu melindungi dari infeksi virus corona

Lingkungan Secapa AD/Secapaad.mil.id

Selain itu, menurut Dewi, daya tahan tubuh yang baik menjadi hal yang penting untuk mencegah penularan COVID-19.

Dewi menjelaskan, daya tahan tubuh berperan penting bagi kita jika ingin melawan COVID-19. Hasil pemeriksaan menunjukan, dari 1.262 orang yang positif, hanya 17 orang yang dirawat dengan gejala ringan dan lainnya masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Hal ini juga menunjukkan bahwa daya tahan tubuh yang dimiliki oleh peserta didik dan pelatih yang ada di Secapa, membantu mereka dari infeksi virus sehingga tidak ada keluhan berat," paparnya.

3. Potensi penularan dari orang yang tidak bergejala sangat tinggi

Petugas medis melakukan rapid test (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Adapun pelajaran lain yang bisa dipetik dari kasus Secapa AD Bandung, lanjut Dewi, adalah potensi penularan dari orang yang tidak bergejala.

"Potensi orang yang tidak bergejala sangat tinggi untuk menularkan COVID-19. Terlebih bagi yang masuk dalam kategori OTG ini, tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi," ungkap Dewi.

4. Isolasi mandiri cegah meluasnya penularan COVID-19

Ilustrasi swab test. Dok. Humas KPK
Ilustrasi swab test. Dok. Humas KPK

Dewi juga menjelaskan bahwa isolasi mandiri sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

"Isolasi mandiri itu penting sekali. Meskipun tidak ada gejala ataupun gejalanya ringan, isolasi mandiri dan perbatasan untuk mobilitas bagi mereka yang terinfeksi itu harus sangat dibatasi. Seperti apa yang terjadi di Secapa, mereka inisiatif untuk diperiksa dan ketika hasilnya sekian yang positif, langsung semuanya dikarantina sehingga dapat mencegah penularan COVID-19 keluar dari klaster tersebut," jelasnya.

5. Ada 1.262 pelatih dan peserta Secapa TNI AD positif COVID-19

Dok.IDN Times/Istimewa

Diinformasikan sebelumnya, sebanyak 1.262 orang yang terdiri dari pelatih dan peserta Secapa TNI AD dinyatakan positif COVID-19. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 29 Juni 2020 berturut-turut hingga 9 Juli 2020.

Dari angka tersebut, ada 17 orang yang telah dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit (RS) Dustira Cimahi dengan keluhan ringan seperti demam, batuk, dan sedikit sesak nafas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us