Waspada Kusta, Kenali Gejalanya Yuk!
Jakarta, IDN Times - Kusta adalah penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Dr dr Sri Linuwih Menaldi, SpKK, penderita biasanya tidak menyadari jika tengah diserang kusta. Akibatnya, penderita pun terlambat ditangani.
Lantas, seperti apa gejala kusta dan bagaimana penanganannya?
1. Mulai muncul bercak putih atau merah di kulit

Penyakit kusta ditandai oleh bercak putih atau merah di kulit, tidak gatal ataupun nyeri, tetapi terasa baal (mati rasa). Pada umumnya, pasien tidak merasa terganggu sampai terjadi kecelakaan, misalnya terkena api namun tidak merasa sakit.
"Dia merasa kebal terhadap api. Besok paginya tahu-tahu melepuh akibat kena luka bakar. Niatnya berobat karena luka itu, tetapi setelah didiagnosis ternyata punya kusta sejak lama, tapi gak disadari," ujar Sri Linuwih dalam peringatan Hari Kusta Sedunia 2018 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (30/1).
Selain itu, lanjut Sri, terdapat bintil-bintil kemerahan yang tersebar di tubuh. Rambut dan alis pun mulai rontok. Saat beraktivitas, penderita biasanya mengalami kesemutan, nyeri sendi, dan dapat timbul demam bila mengalami reaksi berat.
"Tapi seringnya cuma dianggap biduran (gatal-gatal biasa). Bakteri itu paling banyak menempel di wajah, tulang pipi, alis, dan telinga. Bercak di kulit juga bersisik dan kering, penderita tak berkeringat. Ini yang perlu diwaspadai," ujarnya.
2. Cara penularan kusta

Penyakit kusta dapat menular saat ada kontak melalui kulit yang terluka. Bila mengeluarkan bakteri di permukaan kulit dan menempel ke orang lain, kusta dapat menular. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui percikan cairan penapasan.
"Kulit yang kering proteksinya sangat kurang. Jadi, jaga selalu kulit kita agar selalu lembab," imbuh Sri.
3. Kusta menyasar semua usia

Menurut Sri, kusta menyasar semua usia, baik laki-laki maupun perempuan. Kusta berpotensi menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah dan menghabiskan waktu lama dengan penderita kusta.
"Anak-anak yang paling rentan karena daya tahan tubuhnya belum berkembang baik. Terlebih, penyakit kusta sulit terdeteksi karena kelainan kulitnya sangat mirip penyakit lain, seperti panu," kata Sri.
4. Penyakit kusta sulit terdeteksi

"Ketika tertular, sakitnya gak saat itu juga, tetapi mungkin bertahun-tahun kemudian baru terasa. Rata-rata pasien kusta berumur 20-35 tahun. Penularannya di masa kanak-kanak dan muncul (penyakit kusta) saat dewasa," ujar Sri.
Selain anak-anak, orang lansia juga rentan terhadap kusta karena daya tahan tubuhnya mulai melemah. Bisa jadi, penderita kusta lansia telah tertular 5-10 tahun yang lalu. Sebab itu, memelihara daya tahan tubuh agar tetap fit sangat penting dilakukan.
"Apalagi di kota besar seperti Jakarta, setiap hari kita kejar-kejaran dengan waktu. Makan sedapatnya, gak lihat kandungan gizi. Itu bisa melemahkan daya tahan tubuh," ujarnya.
5. Kusta dapat menimbulkan kebutaan

Penyakit kusta bisa sembuh dalam 6-12 bulan jika penderita mau mengikuti pengobatan secara teratur. Bila tak segera diobati, penderita bisa cacat permanen hingga menimbulkan kebutaan.
"Telapak tangan dan kaki mati rasa, jari bengkok, memendek, atau lunglai. Untuk mencegah kusta, temukan sedini mungkin bercak yang ada di tubuh, lalu berobat teratur. Sampai saat ini belum ada vaksin yang sesuai untuk mencegah kusta, hanya bisa mengurangi beratnya sakit," tandas Sri.