Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waspada Peralihan Musim, DBD Meningkat hingga 87.501 Kasus

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Jakarta, IDN Times - Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, kasus dengue atau DBD di Indonesia terpantau meningkat.

Berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus.

“Secara umum terjadi peningkatan kasus Dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14 sampai 44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5 sampai 14 tahun sebanyak 35,61 persen,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam siaran tertulis, Minggu (24/5/2022).

1. Kota Bandung catat kasus DBD tertinggi

Ilustrasi pasien DBD (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Maxi mengungkapkan penambahan kasus berasal dari 64 kabupaten/kota di 4 provinsi diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.

Kabupaten/Kota yang mencatat kasus DBD tertinggi diantaranya Kota Bandung dengan 4.196 kasus, Kabupaten Bandung sekitar 2.777 kasus, Kota Bekasi dengan 2.059 kasus, Kabupaten Sumedang sekitar 1647 kasus, dan Kota Tasikmalaya dilaporkan sebanyak 1.542 kasus.

2. Kemenkes minta Dinas Kesehatan meningkatkan kewaspadaan

ilustrasi tenaga kesehatan dan keluarga pasien (ANTARA FOTO/Fauzan)

Maxi mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan yang masif dan simultan dengan melibatkan seluruh pihak baik tingkat pusat maupun daerah.

"Kemenkes melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular telah mengirimkan surat kepada seluruh Kepala Daerah di Indonesia mulai dari tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota, meminta agar Dinas Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dengan aktif melakukan pengendalian Dengue lebih dini," ujar Maxi.

3. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Maxi mengatakan upaya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tempat umum dan institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik > 95 persen.

“Gerakan ini sebaiknya dilakukan sebelum masa penularan atau peningkatan kasus terjadi,” ujar Maxi.

“Pelaksanaanya bisa dilakukan pada titik terendah untuk menekan peningkatan kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) pada saat musim penularan atau musim penghujan,” imbuh Maxi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us