Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wujudkan Haji Ramah Lansia, Ini Kebijakan Strategis Kemenkes

ilustrasi haji ke Makkah (pixabay.com/ekrem)
ilustrasi haji ke Makkah (pixabay.com/ekrem)
Intinya sih...
  • Kemenkes siapkan 4 strategi untuk Haji Ramah Lansia 2025
  • Lansia dominasi jemaah haji, 72% memiliki penyakit penyerta
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mempersiapkan strategi untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia pada 2025 ini. Apalagi, jemaah haji beberapa tahun terakhir didominasi kelompok lanjut usia (lansia).

Sepanjang 2023 sampai 2024, lansia berusia 60 tahun ke atas mendominasi profil jemaah haji dengan persentase 44 persen pada 2023 dan 37 persen pada 2024. Banyak juga di antara mereka memiliki riwayat komorbid (penyakit penyerta).

"Sekitar 72 persen jemaah haji Indonesia memiliki penyakit penyerta. Selama periode 2018–2024, penyakit pneumonia dan serangan jantung merupakan risiko kesehatan utama bagi jemaah di Arab Saudi,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, dalam Bimbingan Teknis Terintegrasi Tenaga PPIH Arab Saudi, Liliek Marhaendro Susilo, dalam keterangannya.

1. Kasus ISPA di kalangan jemaah haji juga tinggi

Jemaah haji NTT mendapat pengarahan dan pelatihan dari Kemenag NTT. (Dok Kemenag NTT)
Jemaah haji NTT mendapat pengarahan dan pelatihan dari Kemenag NTT. (Dok Kemenag NTT)

Liliek mengatakan, berdasarkan data pelayanan kesehatan kloter 2023 sampai 2024, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tinggi di kalangan jemaah. Ada juga kasus pneumonia yang kerap terjadi.

"Data hari terakhir (H-73) penyelenggaraan Haji 2024 menunjukkan 461 jemaah yang wafat di tahun itu, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung (37,9 persen). Sebanyak 80,5 persen dari total kematian tersebut merupakan jemaah berusia 60 tahun ke atas,” ujar Liliek.

2. Kemenkes siapkan strategi

ilustrasi haji ke Makkah (pexels.com/Mutahir Jamil)
ilustrasi haji ke Makkah (pexels.com/Mutahir Jamil)

Untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia dan Difabel pada 2025 ini, Kemenkes sudah mengusung empat strategi. Semua demi ibadah haji lancar tahun ini.

Pertama, melakukan penguatan pembinaan kesehatan jemaah haji melalui pembinaan kesehatan di masa tunggu dengan skrining kesehatan, pembinaan kesehatan terintegrasi dengan lintas program terkait di lingkungan Kemenkes, penyiapan materi standar pembinaan di Indonesia dan Arab Saudi, pembinaan kesehatan terpadu dengan lintas sektor terkait, organisasi profesi, KBIH, dan ormas lainnya.

Kedua, melaksanakan penguatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang terstandardisasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/508/2024 tentang Standar Teknis Pemeriksaan Kesehatan dalam rangka Penetapan Status Istitaah Kesehatan Jemaah Haji melalui peningkatan kapasitas dan sertifikasi tim pemeriksa kesehatan provinsi dan kab/kota, serta penguatan istitaah kesehatan haji di dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat dan Siskohatkes)

3. Kembangkan siskohatkes

ilustrasi haji ke Makkah (pexels.com/Mustafa Fathy)
ilustrasi haji ke Makkah (pexels.com/Mustafa Fathy)

Ketiga, mengembangkan Siskohatkes yang diintegrasikan dengan Satu Sehat untuk mengidentifikasi data riwayat kesehatan jemaah haji melalui RME (Rekam Medik Elektronik) serta pengintegrasian dengan International Patient Summary untuk akses data riwayat kesehatan jemaah haji oleh fasyankes Arab Saudi. Kemudian, pengembangan dalam penetapan status istitaah kesehatan jemaah haji.

Terakhir, menguatkan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi dengan penguatan peran pos kesehatan satelit di setiap hotel di Makkah, menempatkan dokter spesialis dan tenaga promkes di setiap sektor, serta melakukan pengadaan alat kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan di KKHI di antaranya X-Ray Mobile, Ekokardiogram, Elektrokardiogram, dan Sanitasi Kit).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Umi Kalsum
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us