1 Relawan MER-C Dievakuasi ke Indonesia, 2 WNI Pilih Tetap di Gaza

Jakarta, IDN Times – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengumumkan bahwa salah satu relawannya yang bernama Farid Zanjabil akan dievakuasi keluar dari Jalur Gaza. Dia akan kembali ke Indonesia.
“Pagi ini waktu Gaza, relawan MER-C @farid_zanjabil akan mengikuti evakuasi. Mohon doanya, semoga perjalanan dimudahkan serta dilancarkan hingga sampai ke Indonesia,” demikian keterangan MER-C dikutip dari Instagramnya pada Sabtu (9/12/2023).
1. Dua relawan MER-C masih menjalankan tugas kemanusiaan di Gaza
Sementara, dua relawan MER-C lainnya yang bernama Reza Aldilla dan Fikri Rofiul Haq memutuskan untuk bertahan di Jalur Gaza.
“(Mereka) melanjutkan misi dan bantuan kemanusiaan amanah dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina,” kata keterangan tersebut.
“Begitupun dua relawan yang masih bertahan di Gaza, semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.”
2. AS veto resolusi DK PBB

Upaya mewujudkan gencatan senjata kembali menemui jalan buntu setelah Amerika Serikat (AS) menggunakan hak vetonya terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi ini diajukan oleh Uni Emirat Arab dengan 13 negara anggota DK PBB mendukung dan Inggris memilih abstain.
Pemungutan suara digelar setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaktifkan Pasal 99 dalam Piagam PBB soal ancaman global yang sedang terjadi di dunia.
“Meskipun AS sangat mendukung perdamaian abadi di mana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan, kami tidak mendukung seruan gencatan senjata segera. Hal ini akan jadi bibit perang berikutnya, karena Hamas tidak memiliki keinginan untuk melihat perdamaian, untuk melihat Two State Solution,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (9/12/2023).
3. Menlu Retno kecewan dengan DK PBB
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengutarakan kekecewaannya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang gagal diadopsi.
“Saya sangat menyesalkan kegagalan DK PBB dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, meskipun lebih dari 102 negara termasuk Indonesia ikut menjadi sponsor dalam resolusi tersebut,” kata Retno, dalam akun X @Menlu_RI, Sabtu (9/12/2023).
Retno menegaskan, komunitas global tidak bisa terus diam dan tidak berdaya menyaksikan kekejaman dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza, khususnya perempuan dan anak-anak.