Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Aktivis Iklim Divonis Penjara akibat Protes di Jalan Raya Inggris

bendera Inggris (unsplash.com/Rodrigo Santos)

Jakarta, IDN Times - Lima aktivis iklim dari kelompok Just Stop Oil dijatuhi hukuman penjara karena keterlibatan mereka dalam mengorganisir protes yang memblokir jalan raya utama London, Inggris, pada 2022 lalu.

Dalam persidangan di pengadilan di ibu kota Inggris pada Kamis (18/7/2024), Hakim Christopher Hehir mengatakan bahwa salah satu pendiri Just Stop Oil, Roger Hallam, beserta Daniel Shaw, Louise Lancaster, Lucia Whittaker De Abreu, dan Cressida Gethin, sepakat mengganggu lalu lintas dengan mengajak pengunjuk rasa untuk memanjat pagar di jalan tol M25 di London selama empat hari berturut-turut pada November 2022.

Aksi tersebut dilakukan untuk mendesak pemerintah Inggris agar tidak menyetujui proyek minyak, gas, atau batu bara baru.

Hallam divonis lima tahun penjara, sedangkan empat terdakwa lainnya masing-masing divonis empat tahun penjara. Hallam disebut berperan dalam merancang dan memberikan ide terkait konspirasi tersebut.

1. Tindakan para aktivis disebut melewati batas

Hakim mengatakan, para terdakwa telah beralih dari hanya sekadar aktivis yang peduli terhadap lingkungan menjadi seseorang yang fanatik.

“Faktanya yang jelas adalah bahwa Anda masing-masing beberapa waktu lalu telah melewati batas dari aktivis yang peduli menjadi fanatik. Anda telah menunjuk diri Anda sendiri sebagai satu-satunya penengah atas apa yang harus dilakukan terhadap perubahan iklim," kata hakim kepada kelompok tersebut, dikutip Associated Press.

Adapun hukuman itu merupakan yang terlama sejak pemerintah sebelumnya memperkenalkan undang-undang baru mengenai konspirasi yang menyebabkan gangguan publik. 

Just Stop Oil telah melakukan protes besaran-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa tindakan protes mereka dinilai cukup mengganggu, seperti melemparkan sup tomat ke lukisan “Bunga Matahari” karya Van Gogh di Galeri Nasional, menyemprotkan cat oranye di Stonehenge, hingga mengganggu turnamen tenis Wimbledon dan acara olahraga lainnya.

Aksi tersebut telah membuat mereka mendapat banyak perhatian sekaligus menciptakan banyak musuh hingga berujung ke penjara.

2. Protes timbulkan kekacauan di jalan M25 selama 4 hari berturut-turut

Pengadilan mengatakan bahwa 45 orang menutup jalan raya selama 120 jam, sehingga berdampak pada 700 ribu pengemudi. Protes tersebut menutup sebagian jalan raya di Kent, Surrey, Essex dan Hertfordshire.

Banyak orang ketinggalan pesawat, janji medis, dan ujian. Dua truk bertabrakan, dan seorang polisi terjatuh dari sepeda motornya hingga mengalami gegar otak saat protes pada 9 November 2022.

Menurut jaksa, protes tersebut menimbulkan kerugian ekonomi sedikitnya 765 ribu Pound sterling (sekitar Rp16 miliar), sementara kerugian yang ditanggung Polisi Metropolitan diperkirakan mencapi lebih dari 1,1 juta Pound sterling (sekitar Rp23 miliar).

3. Putusan tersebut merupakan penyimpangan terhadap keadilan

Hukuman tersebut menuai kritik dari lembaga lingkungan hidup dan ilmuwan. Just Stop Oil mengatakan bahwa keputusan itu merupakan penyimpangan keadilan yang keterlaluan.

Bill McGuire, profesor di University College London, juga menganggap persidangan dan putusan itu sebagai lelucon.

“Ini menandai titik terendah dalam peradilan Inggris dan merupakan serangan terhadap kebebasan berpendapat. Karakterisasi hakim mengenai kerusakan iklim sebagai sebuah opini dan keyakinan sama sekali tidak masuk akal dan menunjukkan ketidaktahuan yang luar biasa," kata McGuire, dikutip CNN.

Direktur program Greenpeace Inggris, Amy Cameron, menyebut hasil persidangan tersebut sebagai hari kelam bagi hak masyarakat untuk berdemonstrasi.

“Negara macam apa yang mengurung orang selama bertahun-tahun hanya karena merencanakan demonstrasi damai, apalagi membicarakannya melalui panggilan Zoom," tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us