Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hizbullah, Pejuang Syiah di Lebanon yang Siap Perangi Israel

Milisi Hizbullah (cfr.org)
Milisi Hizbullah (cfr.org)

Jakarta, IDN Times - Hizbullah, gerakan jihad beraliran Syiah, telah menyatakan dukungannya kepada Hamas di tengah konflik Gaza yang meletus sejak 7 Oktober 2023. Hizbullah siap mengambil tindakan jika Israel benar-benar melakukan invasi darat di Jalur Gaza. 

Hizbullah juga kelompok politik yang tumbuh di Timur Tengah. Ia mampu tampil sebagai aktor non-negara yang diperhitungkan berkat kemampuannya mengelola gerakan jihad.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 fakta menarik seputar Hizbullah!

1. Dibentuk untuk melawan okupasi Israel di Lebanon

bendera Israel (Unsplash.com/@coleito)
bendera Israel (Unsplash.com/@coleito)

Hizbullah, yang berarti Partai Allah dalam bahasa Arab, merupakan gerakan yang terbentuk karena invasi Israel di Lebanon pada 1978.

Dalam invasi itu, Israel berhasil menguasai sejumlah titik di Lebanon dari perbatasan Lebanon selatan hingga Beirut.

Saat itu, Hizbullah merupakan gerakan kecil yang baru terbentuk bernama Batalion Perlawanan Lebanon atau Afwaj Al-Muqawah Al-Lubnaniyyah (AMAL). Hizbullah kala itu hadir di Lebanon selatan untuk mengusir Israel. 

2. Gerakan politik untuk memperjuangkan aspirasi Syiah

Bendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)
Bendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Pada masa awal sebelum invasi Israel di Lebanon, masyarakat Syiah merupakan kelompok yang terpinggirkan dari dua sekte, yaitu Islam Sunni dan Kristen Maronit. Marginalisasi Syiah merupakan hasil dari pembagian kekuasaan yang dibentuk melalui pakta nasional 1948.

Syiah, yang popularitasnya bertambah dan menjadi sekte terbesar, merasa kurang terwakili oleh hegemoni Kristen Maronit. Perubahan demografis ini kemudian menyebabkan keinginan komunitas Syiah untuk meraih representasi yang adil.

Mereka pun mendirikan institusi-institusi yang bisa mendukung keterwakilannya di tengah marginalisasi sosial, politik, dan ekonomi.

3. Melakukan bom bunuh diri terhadap markas Marinis AS

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kelompok yang masih terkait dengan Hizbullah melancarkan serangan bunuh diri terhadap sasaran Barat dan menyandera orang Barat di Beirut pada 1980-an. 

Serangan paling spektakuler adalah bom bunuh diri yang menghancurkan markas Marinir AS di Beirut pada Oktober 1983, yang menewaskan 241 tentara. 

Dilansir Tehranbureau, serangan itu merupakan akibat dari kemarahan Muslim Lebanon, khususnya kaum Syiah, terhadap Amerika Serikat (AS) dan Prancis.

Muslim Lebanon memandang pasukan AS dan Prancis bukan sebagai penjaga perdamaian dalam perang saudara Lebanon, tetapi sebagai faksi dalam perang saudara yang mendukung Kristen Maronit.

4. Memiliki saluran televisi dan radio sendiri

Ilustrasi pers (IDN TImes/Arief Rahmat)
Ilustrasi pers (IDN TImes/Arief Rahmat)

Dalam mendukung gerakannya, Hizbullah mendirikan beberapa media seperti kanal televisi Al-Manar dan radio An-Nour. Al-manar memancarkan sinyal pertamanya pada 3 Juni 1991.

Tak seperti media propaganda lainnya, Al-Manar tidak hanya menyajikan program khusus, namun mencakup berbagai hal seperti hiburan dan berita. Al-Manar telah menjadi bagian integral dari rencana Hizbullah untuk menjangkau seluruh dunia Arab dan Muslim, bahkan seluruh dunia.

5. Milisi yang paling dominan di Lebanon

Milisi Hizbullah (cfr.org)
Milisi Hizbullah (cfr.org)

Sejauh ini, Hizbullah merupakan gerakan militer paling dominan di Lebanon yang bahkan lebih kuat dibanding faksi militer lain dan tentara Lebanon. Bisa dikatakan bahwa senjata yang dimilikinya sangat menentukan untuk pertahanan Lebanon dari Israel, dan sangat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai bagian dari pertahanan negara.

Sejak lama Hizbullah mengatakan bahwa senjatanya hanya digunakan untuk menjaga keamanan dari ancaman Israel. Namun pemimpinnya, Sayyid Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa kelompok itu juga siap menggunakan senjatanya untuk keamanan dalam negeri.

Dalam beberapa hari terakhir, santer kabar bahwa pasukan Israel dengan Hizbullah telah kontak senjata di perbatasan. 

Kendati dituduh mendalangi serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023, Hizbullah menegaskan bahwa serangan Hamas adalah 100 persen inisiatif warga Palestina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
Ernia Karina
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us