Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kartel Meksiko yang Bikin Pemerintah Tak Bisa Tidur Nyenyak

ilustrasi bendera Meksiko (pexels.com/Tim Mossholder)
ilustrasi bendera Meksiko (pexels.com/Tim Mossholder)

Jakarta, IDN Times – Dunia bawah tanah Meksiko sejak lama dikenal sebagai medan pertempuran kelompok kriminal bersenjata yang saling berebut kendali perdagangan narkoba. Dari utara hingga selatan, berbagai kartel membangun kerajaan berdarah dengan struktur yang terorganisasi, memadukan kekuatan ekonomi, kekerasan, dan korupsi politik untuk bertahan hidup.

Di balik hiruk pikuknya, lima kartel besar berhasil menorehkan jejak mendalam yang memengaruhi arah perang narkoba di Meksiko. Masing-masing punya sejarah, karakter, serta wilayah kekuasaan yang unik, namun sama-sama meninggalkan jejak panjang kekerasan dan ketakutan. Yuk, kita bahas satu per satu kisah di balik kekuatan mereka.

1. Kartel Sinaloa

ilustrasi anggota geng
ilustrasi anggota geng (pexels.com/KN WILD NATURE)

Dilansir dari Britanica, Kartel Sinaloa muncul pada akhir 1980-an setelah pecahnya Kartel Guadalajara menyusul penangkapan pemimpinnya yang terlibat dalam pembunuhan agen Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) pada 1985. Berbasis di negara bagian Sinaloa (wilayah subur untuk ganja dan opium) kelompok ini awalnya digerakkan oleh Héctor Luis Palma Salazar dan Joaquín Guzmán Loera alias El Chapo. Kematian Pablo Escobar pada 1993 membuat jaringan Kolombia melemah, membuka jalan bagi Sinaloa untuk memperluas pengaruhnya.

El Chapo dikenal inovatif dalam penyelundupan, mulai dari membangun terowongan lintas perbatasan hingga menyuap aparat dalam skala besar. Setelah ditangkap pada 1993 dan melarikan diri pada 2001, ia memperkuat kekuasaan pada 1995 dan memperluas operasi ke lebih dari 50 negara. Pada 2015, Sinaloa menjadi pemasok utama ganja, kokain, heroin, dan metamfetamin ke Amerika Serikat (AS) dengan pendapatan antara 3–39 miliar dolar AS (setara Rp5-651 triliun) per tahun. Ngeri, kan, betapa besar skala operasinya?

Usai El Chapo diekstradisi ke AS pada 2017 dan dijatuhi hukuman seumur hidup dua tahun kemudian, tampuk kepemimpinan beralih ke Ismael “El Mayo” Zambada García dan putra-putra Guzmán yang dikenal sebagai Chapitos. Penangkapan mereka pada Juli 2024 menciptakan kekosongan baru, namun jaringan distribusi di AS tetap bertahan kuat. Kini, kekuatan Sinaloa bertumpu pada kemampuan beradaptasi dan kendali atas rantai pasok fentanyl global.

2. Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG)

ilustrasi penembakan
ilustrasi penembakan (pexels.com/Elijah O’Donnell)

Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG) muncul pada Juli 2010 setelah kematian Ignacio “Nacho” Coronel, bos besar Kartel Sinaloa yang bersekutu dengan Milenio Cartel. Kematian Coronel memicu perebutan kekuasaan di Jalisco antara dua faksi yaitu Resistencia dan Torcidos. Dari konflik inilah lahir CJNG, yang kemudian mengambil alih jaringan perdagangan narkoba di Jalisco, Colima, Michoacán, dan ibu kota Meksiko.

Dipimpin Nemesio Oseguera Ramos alias “El Mencho”, eks polisi yang beralih jalur ke dunia gelap, CJNG dikenal karena kekerasan brutalnya. Ia membentuk pasukan inti bersama Erick Valencia (“El 85”) dan Martin Arzola Ortega (“El 53”), eks anggota Milenio. Sejak berdiri, CJNG terlibat dalam aksi berdarah, termasuk pembunuhan massal dan penghilangan orang di Jalisco. Mereka juga mendirikan unit khusus bernama Matazetas untuk melawan kelompok Zetas di Veracruz, dilansir dari Insight Crime.

Ekspansi CJNG berlangsung cepat ke berbagai wilayah Meksiko kecuali Sinaloa. Mereka menguasai area strategis seperti pelabuhan Manzanillo di Colima dan wilayah industri Guanajuato. Bahkan, serangan terhadap pejabat publik seperti Luis Carlos Nájera pada 2018 dan Omar García Harfuch pada 2020 menunjukkan ambisi besar mereka. CJNG juga pandai memanipulasi citra publik. Mereka pernah membagikan bantuan sosial saat pandemi COVID-19 untuk menarik simpati warga.

3. Kartel Juárez

ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kartel Juárez termasuk salah satu organisasi kriminal tertua di Meksiko dengan basis kuat di Ciudad Juárez, Chihuahua. Fokus utama mereka adalah penyelundupan narkoba dalam skala besar ke Amerika Serikat (AS) melalui rute perbatasan utara. Pada masa kejayaan Amado Carrillo Fuentes alias “El Señor de los Cielos” di 1990-an, kartel ini mengendalikan hampir setengah perdagangan narkoba Meksiko dengan menggunakan armada pesawat komersial.

Kematian Carrillo pada 1997 memicu perebutan kekuasaan di internal kartel dan membuka perang berdarah dengan Kartel Sinaloa. Sejak 2004, Ciudad Juárez berubah menjadi salah satu kota paling berbahaya di dunia, dengan ribuan korban setiap tahun akibat perang antar geng. Kelompok jalanan seperti La Línea dan Aztecas menjadi tangan kanan mereka dalam menjaga rute penyelundupan dan menegakkan kontrol di wilayah setempat.

Meski kekuasaannya meredup, sisa-sisa kelompok Juárez masih aktif di daerah perbatasan. Mereka memperluas bisnis ke perdagangan manusia dan pemerasan, serta menjalin aliansi dengan Zetas dan Beltrán Leyva untuk menghadang dominasi Sinaloa. Jejak mereka tetap kuat di Valle de Juárez, jalur strategis menuju El Paso dan Dallas yang masih menjadi titik penting dalam jaringan penyelundupan lintas negara.

4. Kartel Gulf

ilustrasi suap
ilustrasi suap (pexels.com/Karola G)

Kartel Gulf juga merupakan salah satu kelompok kriminal tertua di Meksiko yang beroperasi lintas wilayah, dari timur laut hingga ke AS. Fokus utamanya adalah perdagangan narkoba, namun pengaruhnya juga menjalar ke politik dan ekonomi lokal. Menurut Kantor Kejaksaan Agung Republik Meksiko, aktivitas kekerasan kartel ini melampaui organisasi kriminal lain di negara itu, didukung oleh korupsi pejabat dan intimidasi aparat hukum.

Menurut laporan Departemen Kehakiman AS (DOJ), dalam era globalisasi, mereka memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memantau pergerakan pasukan keamanan dan mengubah rute penyelundupan kapan pun dibutuhkan. Deregulasi pasar keuangan juga memberi celah untuk mencuci uang melalui bisnis sah. Pembukaan perbatasan perdagangan antarnegara semakin memperluas jangkauan Kartel Gulf, membuat mereka sulit disentuh hukum.

Kartel Gulf juga dikenal lihai menyusup ke institusi pemerintah lokal dan negara bagian. Aksi ini melemahkan efektivitas penegakan hukum, sehingga upaya pemberantasan sering menemui jalan buntu. Pengamat keamanan menilai bahwa bantuan AS bagi Meksiko sebaiknya diarahkan untuk memperkuat institusi hukum, menekan korupsi, dan memotong sumber ekonomi kartel. Kalau sistemnya tidak berubah, kekuatan seperti Kartel Gulf akan terus beradaptasi dan bertahan di tengah tekanan global.

5. Los Zetas

ilustrasi markas geng
ilustrasi markas geng (pexels.com/Pixabay)

Los Zetas dibentuk pada 1997 sebagai sayap bersenjata Kartel Gulf oleh sekitar 30 mantan pasukan khusus Meksiko yang dipimpin Letnan Arturo Guzmán Decena. Awalnya mereka bertugas melindungi bos besar Osiel Cárdenas Guillén, tapi kemudian berkembang jadi organisasi kriminal mandiri. Setelah Decena tewas pada 2002, kepemimpinan beralih ke Heriberto Lazcano alias “Z3”, yang memperluas operasi hingga ke penyelundupan manusia dan pemerasan.

Pada 2010, Los Zetas resmi memisahkan diri dari Kartel Gulf dan menjadi entitas tersendiri dengan wilayah kekuasaan di pantai timur Meksiko serta Guatemala. Mereka bahkan merekrut mantan pasukan khusus dari negara tetangga untuk memperkuat barisan. Kelompok ini dikenal dengan kekerasan ekstrem, termasuk pencurian minyak dari perusahaan negara Pemex senilai lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp16 triliun).

Perang antara Los Zetas dengan kartel lain seperti Sinaloa dan La Familia Michoacana memicu militerisasi besar-besaran di Meksiko pada awal abad ke-21. Setelah kematian Lazcano pada 2012 dalam baku tembak dengan marinir, kekuatan mereka mulai menurun. Namun, nama Zetas masih dipakai oleh berbagai kelompok kriminal kecil yang mengaku pewaris brutalitas aslinya.

Fenomena kartel di Meksiko menjadi gambaran kompleks tentang kekuasaan, kekerasan, dan ketimpangan sosial yang saling bertaut. Di tengah upaya pemerintah memberantas jaringan kriminal, pengaruh kartel tetap melekat pada kehidupan masyarakat dan ekonomi lokal. Selama ketimpangan dan permintaan pasar global belum berubah, bayang-bayang kartel tampaknya akan terus menghantui sejarah Meksiko.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Bima Arya Akui Jiplak Program Risma Saat jadi Wali Kota: Jangan Malu!

06 Nov 2025, 00:09 WIBNews