Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Acara The Ellen DeGeneres Show Tersandung Kontroversi, Ada Apa?

Ellen Lee DeGeneres. twitter.com/insight_trends

California, IDN Times - Dunia internasional tengah menyoroti salah satu acara televisi di Amerika Serikat yang tengah menghadapi krisis serius setelah, The Ellen DeGeneres Show, menghadapi dugaan aksi rasisme dan pelecehan seksual.

Pada hari Senin (03/08), produser dan staf acara The Ellen DeGeneres Show masih mencoba untuk menangani masalah besar yang tengah menguncang acara mereka dimana induk perusahaan, WernerMedia, juga sedang melakukan penyelidikan atas hal ini, seperti yang dilansir dari Variety

1. Penyelidikan masih dilanjutkan pihak WernerMedia

Ellen Lee DeGeneres pembawa acara televisi yang sangat terkenal di AS, The Ellen DeGeneres Show. twitter.com/DiscussingFilm

Tidak ada yang menyangka jika acara yang telah tayang selama 17 musim itu diduga menjadi tempat kerja yang tidak nyaman dan berbahaya untuk para karyawannya. Dikutip dari FoxBusiness, penyelidikan internal masih dilakukan WernerMedia selaku induk perusahaan dimana beberapa karyawan menyebutkan bahwa mereka telah menjadi korban pelecehan seksual, rasisme, dan intimidasi. 

Penyelidikan yang sudah dimulai sejak beberapa hari lalu, ternyata dalam penemuan awal berhasil menemukan adanya indikasi positif bahwa perbuatan buruk telah terjadi di dalam acara. Mengetahui adanya pelanggaran fatal yang terjadi, WernerMedia merasa kecewa dan sedang mempertimbangkan nasib dan kelanjutan dari acara The Ellen DeGeneres Show kedepannya.

2. Masyarakat media sosial saling berdebat

Tidak hanya di ranah politik, negara sekuat Amerika Serikat juga terbelah di media sosial, secara khusus dalam pembahasan acara The Ellen DeGeneres Show. Twitter menjadi ladang utama perdebatan antara Masyarakat AS yang mencoba untuk memberi usul tentang kelanjutan ataupun pembatalan tayang acara yang sedang dilanda krisis tersebut, dilansir Los Angeles Times

Beberapa orang mengusulkan bahwa Ellen DeGeneres yang merupakan pembawa acara televisi itu untuk digantikan oleh James Corden ataupun Ellen Page, karena mereka merasa Ellen terlambat bergerak dan tidak mempedulikan rekan kerjanya. Namun, ada sebagian orang, terutama Masyarakat Kulit Hitam AS, yang lebih memilih artis kulit hitam untuk menggantikan Ellen karena sekarang dianggap merupakan saat yang tepat untuk memberikan aura dan citra baru.

Walaupun terlihat banyak yang mengusul agar Ellen digantikan dari posisinya, ternyata tidak sedikit juga pendukung Ellen DeGeneres yang secara besar-besaran melakukan kampanye #IStandbyEllen di akun media sosial mereka.

3. AS sering tertampar kasus tindakan rasisme dan pelecehan seksual

Suasana demonstrasi anti rasisme dan kekerasan polisi di Kota Portland. twitter.com/shofaruk1

Bukan rahasia lagi jika Amerika Serikat selalu diselimuti kasus rasisme dan pelecehan seksual, salah satunya di tempat kerja yang seharusnya bebas dari segala bentuk tindakan seperti itu. Dilaporkan The Guardian, setidaknya dalam kasus The Ellen DeGeneres Show sudah ada 36 karyawan yang mengakui dirinya telah menjadi korban tindakan-tindakan tidak manusiawi oleh sesama karyawan.

Masalah rasisme sendiri mulai menjadi trending kembali di AS setelah kasus kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam, yang terbunuh di tangan Polisi Amerika Serikat pada 25 Mei 2020 lalu. Sesudah kejadian, hampir seluruh Wilayah Amerika Serikat dipenuhi masyarakatnya yang memprotes aksi rasisme dan kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam yang terus terjadi.

Selain rasisme, pelecehan seksual sendiri juga terus menjadi perbicangan panas ketika hal ini terjadi di lingkungan kerja perusahaan besar ataupun berpengaruh di AS, terutama setelah Tarana Burke menginisiasi gerakan #MeToo pada tahun 2005 yang disebabkan maraknya pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan di Amerika Serikat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us