Acaranya Ditolak, Kuil Setan Tuding Pejabat Iowa Diskriminatif

- Pejabat Iowa menolak acara kuil setan karena dianggap berbahaya bagi anak-anak dan keluarga
- Kuil setan menuduh pemerintah melakukan diskriminasi agama dan merasa alasan penolakan tidak masuk akal
- Masyarakat konservatif merusak simbol kuil setan di gedung parlemen, tetapi tindakan tersebut mendapat dukungan dan donasi besar
Jakarta, IDN Times - Kuil setan Iowa pada Selasa (10/6/2025) menuduh pejabat negara melakukan diskriminasi agama setelah permohonan mereka untuk menggelar pertunjukan dan acara di gedung parlemen pada Desember 2024 ditolak.
Menurut kelompok tersebut, penolakan ini telah melanggar hak konstitusional dan hukum sipil Iowa. Untuk itu, kelompok tersebut akan dibantu oleh organisasi pengacara hak-hak sipil bernama American Civil Liberties Union of Iowa (ACLU) untuk mengadukan ke kantor hak-hak sipil, sebagai langkah awal agar bisa membawanya ke pengadilan.
1. Pejabat negara sebut acara kuil setan berbahaya bagi anak-anak
Menurut Gubernur Iowa, Kim Reynolds, penolakan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan dampak dari sebuah acara terhadap anak-anak dan keluarga, karena gedung parlemen dan sekitarnya adalah ruang publik yang sering dikunjungi oleh mereka.
“Acara setan ini, yang secara khusus menargetkan anak-anak, akan membahayakan anak di bawah umur sehingga acara ini dibantah,” kata Reynolds, dilansir dari AP News.
Kelompok kuil setan juga mengeluhkan keputusan Adam Steen, direktur layanan administratif, yang menolak permohonan mereka karena adanya materi cabul dan kekerasan yang tidak diizinkan di gedung parlemen yang ramai dengan anak-anak.
Selain itu, Steen juga menolak usulan kostum yang akan dikenakan kelompok kuil setan di acara tersebut karena menggunakan tongkat yang dapat digunakan sebagai senjata, serta fungsi acara itu yang dinilai membahayakan anak di bawah umur.
2. Kuil setan sebut alasan pemerintah tidak masuk akal
Kuil setan menganggap bahwa alasan pemerintah untuk melarang akses mereka ke gedung parlemen tidak berdasar dan tidak masuk akal, sebab mereka telah menegaskan dalam proposal bahwa acara yang direncanakan akan ramah keluarga.
Larangan ini juga membuat mereka merasa adanya perlakuan diskriminatif karena tidak mendapatkan akses yang sama ke gedung parlemen seperti kelompok agama lainnya.
"Kebenaran sederhananya adalah Negara Bagian Iowa tidak ingin mengizinkan penganut Satanisme untuk menikmati akses yang sama ke Gedung DPR Iowa seperti agama 'arus utama' lainnya, khususnya Kristen, dan khususnya selama musim liburan Natal," bunyi pengaduan tersebut.
3. Simbol kuil setan dihancurkan oleh masyarakat konservatif
Ini bukan pertama kalinya kuil setan Iowa berkonflik dengan otoritas dan kelompok lain. Pada akhir 2023, insiden perusakan terhadap simbol mereka juga terjadi di gedung parlemen.
Saat itu, pameran patung Baphomet (sosok berkepala kambing) milik mereka yang telah mendapatkan izin dirusak oleh Michael Cassidy, seorang mantan calon anggota kongres, dan menyebabkan kerugian lebih dari 750 dolar (sekitar Rp12,2 juta)
"Saya melihat patung yang menghujat ini dan merasa marah. Hati nurani saya terkekang oleh firman Tuhan, bukan oleh keputusan birokrasi. Jadi, saya bertindak," kata Cassidy kepada situs web konservatif The Sentinel pada Desember.
Namun, tindakan Cassidy justru mendapat banyak dukungan dari masyarakat, serta berhasil mengumpulkan donasi lebih dari 134 ribu dolar AS (sekitar Rp2,18 miliar). Para pendukungnya mengatakan bahwa Cassidy telah bertindak dengan keberanian dan keyakinan, serta tidak rela melihat Tuhan dicerca di gedung yang seharusnya menghormati Yesus Kristus.