Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Akui Ekonomi China Melesat, Inggris Siap Bangun Hubungan yang Terbuka

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly (Twitter.com/James Cleverly)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly telah menetapkan posisi negaranya terhadap China. Meski mengakui ada perbedaan dengan China, Inggris akan tetap terlibat dalam isu-isu global yang penting.

“Kita harus memiliki kepercayaan penuh pada kemampuan kolektif kita untuk terlibat secara penuh dan konstruktif dengan China,” kata Cleverly, dalam keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, yang diterima IDN Times, Jumat (26/5/2023).

“Tidak ada yang bisa meramalkan kebangkitan cepat China yang saat ini makmur, dan hari ini tidak ada yang bisa memastikan bahwa raksasa ekonomi China akan terus maju tanpa batas,” ucap dia.

1. 3 pilar posisi Inggris terhadap China

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly (Twitter.com/James Cleverly)

Lebih lanjut, Cleverly menjabarkan tiga pilar poros politik luar negeri Inggris terhadap China. Pertama, memperkuat perlindungan keamanan nasional Inggris di mana ada ancaman terhadap rakyat atau kemakmuran kita.

“Memperdalam kerja sama dan memperkuat keselarasan kita dengan kawan dan mitra di kawasan Indo-Pasifik dan di seluruh dunia,” lanjut Cleverly.

Ketiga, terlibat langsung dengan China secara bilateral dan multilateral. Inggris menyatakan siap untuk menjaga dan menciptakan hubungan yang terbuka, konstruktif dan stabil, yang mencerminkan kepentingan global China.

2. Inggris pernah tuding China mengikis hak dan kebebasan Hong Kong

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Sementara itu, Inggris sendiri pernah menuding China telah melakukan pengikisan hak dan kebebasan wilayah Hong Kong serta melanggar perjanjian internasional. Salah satunya proses pergantian pemimpin yang dikontrol China secara ketat, di mana John Lee kini menjadi pemimpin terbaru di Hong Kong.

Selain itu, Inggris juga menyebut peristiwa penangkapan dan penuntutan yang berkelanjutan terhadap mereka yang tidak setuju dengan kebijakan di Hong Kong. Lalu, uji coba undang-undang keamanan nasional yang sedang berlangsung sebagai bukti bahwa itu merupakan kemunduran dalam kehidupan politik dan sipil Hong Kong.

3. China murka ketika Mendag Inggris kunjungi Taiwan

Menteri Perdagangan Inggris, Greg Hands. (dok. Twitter @GregHands)

Sebelumnya, Inggris dan China juga pernah bersitegang lantaran Menteri Negara Urusan Perdagangan Inggris, Greg Hands, mengunjungi Taiwan, akhir tahun lalu. Kunjungan ini disebut khusus untuk membicarakan UK-Taiwan Trade Talks ke-25, di mana Taipei menjadi tuan rumahnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menegaskan bahwa negaranya menentang segala bentuk kontak resmi antara negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China, dengan Taiwan.

“Kami mendesak pihak Inggris untuk menghentikan segala bentuk hubungan resmi dengan Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada separatis untuk kemerdekaan Taiwan,” ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us