Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alat Seadanya, Instruktur Selam Kuba Selamatkan Terumbu Karang

ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/Hiroko Yoshii)

Jakarta, IDN Times – Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), Bumi telah kehilangan sekitar 30–50 persen terumbu karangnya. Banyak karang yang mulai rusak akibat perubahan suhu air dan polusi, salah satunya yang ada di pantai utara Kuba.

Melihat kondisi kesehatan karang penghalang yang makin menurun, sekelompok instruktur selam di Kuba memutuskan untuk menanam kembali terumbu karang. Meskipun hanya mengandalkan dana dan peralatan seadanya, mereka mampu memulihkan populasi koral pada karang penghalang sepanjang 60–80 meter.

1. Murni atas dasar cinta terhadap terumbu karang

ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/Francesco Ungaro)

Alasan utama kelompok instruktur penyelam tersebut menginisiasi proyek penanaman kembali terumbu karang adalah murni karena kecintaan mereka terhadap koral di daerah pantai Kuba, terlebih lagi bagi Luis Muiño, salah satu pemrakarsa proyek.

Dirinya tumbuh dan besar sebagai nelayan di wilayah pesisir Kuba. Menyaksikan sendiri kesehatan kawanan karang penghalang kesayangannya yang ada di luar Pelabuhan Matanzas, bagian utara pantai Kuba, semakin menurun membuatnya bertekad untuk menanam kembali bagian karang yang hilang.

Dengan memulihkan kesehatan terumbu karang, populasi ikan di perairan tersebut pun juga ikut terjaga. Di samping itu, pastinya, para turis yang berkunjung akan senang menyaksikan keindahan karang pantai Kuba yang sehat. Hal tersebut, seperti yang dilansir Reuters, menjadi kepuasan dan "hadiah" tersendiri bagi Muiño. 

2. Mengutip, lalu menggantung pecahan terumbu karang pada sebuah pipa bekas agar tumbuh

Dalam upaya "menyelamatkan" karang penghalang di Kuba, Muiño mengajak sesama instruktur selam dan anak-anak sekolah di wilayah sekitar untuk ikut membantu. Mengandalkan peralatan selam yang ada, mereka menyelam dan mengutip serpihan-serpihan karang yang berserakan di dasar laut akibat badai.

Sebelum ditanam kembali, para instruktur selam tersebut menggantung pecahan-pecahan karang tersebut pada sebuah pipa bekas. Uniknya, mereka memanfaatkan tali pancing yang mereka temukan di pantai untuk mengikat koral pada pipa.

Nantinya, potongan-potongan tersebut akan tumbuh, lalu ditanam dan dilekatkan kembali pada karang di dasar laut.

3. Meskipun terkendala oleh dana, proyek ini membuahkan hasil

ilustrasi terumbu karang (freepik.com/LuqueStock)

Karena merupakan inisiatif pribadi, pastinya proyek ini terkendala oleh dana dan alat-alat pendukung. Namun, sejumlah pihak, seperti Akuarium Nasional Kuba, Ecovalor (sebuah program lingkungan yang ada di Kuba), dan uluran tangan warganet, turut mendukung upaya para instruktur selam tersebut.

Terlepas dari keterbatasan yang menghadang, proyek ini terbilang sukses. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Michel Soto, salah satu anggota tim. Mengutip dari Reuters, ia mengatakan bahwa meskipun sulit dan terkendala oleh banyak hal, usaha mereka mampu membuahkan hasil.

Buktinya, dalam kurun setahun, kebanyakan dari serpihan-serpihan karang yang mereka gantung pada pipa berhasil tumbuh dan, berdasarkan keterangan Muiño, mampu mengisi kembali celah-celah kosong pada karang penghalang sepanjang 60–80 meter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fachrama Sumitro
EditorFachrama Sumitro
Follow Us