Armenia Tolak Hadiri Pertemuan CIS di Belarus

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Armenia Ararat Mirzoyan mengungkapkan dirinya tidak akan menghadiri acara pertemuan antar menlu Commonwealth of Independent States (CIS) di Minsk, Belarus pada akhir pekan ini.
Keputusan yang disampaikan Yerevan pada Selasa (9/4/2024) ini, menjadi lanjutan upaya untuk menjauhkan diri dari pengaruh Moskow. Bahkan, pekan lalu, Armenia sudah mengadakan pertemuan dengan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) sebagai langkah memperkuat relasi.
1. Armenia mengurangi keikutsertaan dalam CIS
Pernyataan Mirzoyan ini disampaikan bersamaan dengan keputusan rapat kabinet pemerintahan pekan lalu untuk menurunkan keterlibatan Armenia dalam kesepakatan multilateral CIS yang diikuti negara-negara pecahan Uni Soviet.
Dilansir News AM, prosedur pengurangan keikutsertaan dalam keanggotaan CIS harus mendapat kesepakatan di dalam pemerintahan. Langkah ini membuat Armenia mengikuti jejak Ukraina dan Georgia yang sudah keluar dari CIS, serta Moldova yang menangguhkan partisipasinya.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Belarus menyatakan harapannya agar Armenia bersedia ikut serta dalam pertemuan antar-Menlu di Minsk pada Jumat (12/4/2024).
"Kami mengharapkan partisipasi seluruh delegasi anggota CIS dari departemen urusan luar negeri untuk hadir di Minsk. Kami sangat berharap seluruh Menlu dapat hadir, termasuk delegasi dari Armenia," terangnya.
2. Oposisi sebut Mirzoyan menunjukkan sikap anti-Rusia
Anggota parlemen oposisi dari faksi Hayastan, Armen Rustamian mengungkapkan kritikan atas keputusan Mirzoyan yang menolak hadir dalam pertemuan CIS di Minsk. Ia menyebut pemerintahan saat ini mengkonfrontasi Rusia.
"Kami merasa bahwa Barat menginginkan Armenia menjadi bagian dari front anti-Rusia di kawasan Kaukasus Selatan," terangnya, dikutip RFE/RL.
"Ini adalah bentuk perubahan aliansi selama peperangan. Mereka lari dari satu pihak ke lainnya selama perang. Kami juga melihat ada masalah kekecewaan oleh keputusan CSTO dan rekan strategis kami, tapi kita tidak seharusnya bertindak di luar kepantasan dan meninggalkan proses politik normal," sambungnya.
Meski terus melontarkan kritik, sampai saat ini, Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan belum secara resmi memutuskan keluar dari keanggotaan aliansi pimpinan Rusia, CSTO dan Uni Ekonomi Eurasia.
3. Armenia mengaku siap membuat garis perbatasan dengan Azerbaijan

Pada hari yang sama, Pashinyan menyatakan kesiapan Yerevan untuk menarik diri dari empat wilayah yang didominasi oleh etnis Azerbaijan. Ia menyebut ini sebagai bagian dari proses penetapan garis perbatasan Armenia-Azerbaijan.
"Armenia tidak menolak penetapan perbatasan dan demarkasi dengan Azerbaijan di empat area di Provinsi Tavush, Republik Armenia dan Qazax di Republik Azerbaijan yang diduduki oleh tentara Armenia," terangnya.
Pashinyan juga mengaku siap menerima permintaan Azerbaijan untuk menarik diri tanpa membebaskan sejumlah area milik Armenia yang diokupansi oleh Baku sejak 1990-an dan pada 2021-2022.