AS Bantu Israel Cegat Serangan Rudal Iran

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengatakan mengaku membantu Israel menggagalkan serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Selasa (1/10/2024).
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan bahwa kapal perusak angkatan laut AS bekerja sama dengan unit pertahanan udara Israel dalam meluncurkan interceptor untuk menembak jatuh rudal yang masuk.
“Singkatnya, berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif,” kata Sullivan di Gedung Putih.
“Ini adalah hasil profesionalisme (militer Israel) yang pertama dan terpenting. Namun sebagian besar karena kerja terampil militer AS dan perencanaan bersama yang cermat dalam mengantisipasi serangan tersebut," tambahnya.
1. Netanyahu janji akan membalas serangan Iran
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pembalasan Israel, Sullivan mengatakan bahwa para pemimpin militer dan politik AS dan Israel masih berdiskusi terkait hal tersebut.
“Kami bangga dengan tindakan yang kami ambil bersama Israel untuk melindungi dan membela Israel. Kami telah menjelaskan bahwa akan ada konsekuensi yang parah atas serangan ini, dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkan hal tersebut," tambahnya.
Presiden AS, Joe Biden, telah menyatakan dukungan penuh terhadap Israel dan menyebut serangan Iran pada Selasa sebagai tindakan yang tidak efektif. Wakil Presiden sekaligus calon presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, juga mendukung sikap Biden dan mengatakan bahwa AS tidak akan ragu membela kepentingannya melawan Iran.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji akan melakukan pembalasan atas serangan Iran tersebut.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan menanggung akibatnya,” kata Netanyahu dalam pertemuan politik-keamanan.
2. Iran akan merespons pembalasan Israel dengan serangan yang lebih besar
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan puluhan rudal ke Israel pada Selasa malam sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan IRGC. Pihaknya menegaskan bahwa setiap pembalasan dari Israel akan ditanggapi dengan serangan yang lebih besar.
Israel mengatakan, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke wilayahnya, namun sebagian besar berhasil dicegat. Serangan tersebut memicu bunyi alarm di seluruh negeri, sehingga warga bergegas bersembunyi di tempat perlindungan bom.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan di Israel, namun seorang pria Palestina tewas di Tepi Barat akibat terkena sepihan roket.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah militer Israel menyatakan bahwa mereka telah memulai invasi darat terbatas di Lebanon selatan. Namun, Hizbullah membantah pasukan Israel telah memasuki wilayah Lebanon.
Militer Israel, yang telah terlibat baku tembak dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon selama berbulan-bulan, baru-baru ini meningkatkan serangannya terhadap negara tersebut. Serangan Israel di pinggiran selatan Beirut dan daerah lainnya telah menewaskan dan melukai ribuan orang selama beberapa pekan terakhir.
3. Perang regional tidak bisa dihindari jika AS terus mendukung Israel
Para analis sebelumnya telah memperingatkan bahwa ketidakmampuan Biden dalam menekan pemerintahan Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza dapat mendorong Timur Tengah ke dalam perang regional.
“Perang regional menjadi tidak bisa dihindari ketika AS terus mendanai dan membantu Netanyahu dan semua kejahatan perangnya, genosidanya, serangannya terhadap semua negara tetangganya,” ungkap Raed Jarrar, direktur advokasi di DAWN, sebuah lembaga pemikir di Washington DC
“Hal ini tidak akan berhenti tanpa AS mengambil tindakan dan mengatakan, ‘kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel',” katanya kepada Al Jazeera.