Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Berusaha Damaikan Ketegangan India-Pakistan

ilustrasi peta wilayah Kashmir yang disengketakan India dan Pakistan (Soumya-8974, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Kementerian Luar Negeri AS komunikasi dengan India dan Pakistan terkait ketegangan di Kashmir
  • AS mendesak kedua negara bekerja menuju solusi yang bertanggung jawab, tanpa kritik terhadap Pakistan
  • India menyalahkan Pakistan atas serangan di Kashmir, sementara AS mengutuk keras serangan tersebut

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan, Washington sedang berkomunikasi dengan India dan Pakistan terkait ketegangan yang terjadi di wilayah Kashmir. AS mendesak kedua negara bekerja menuju solusi yang bertanggung jawab terkait masalah tersebut.

Di depan umum, pemerintah AS menyatakan dukungannya terhadap India setelah serangan tersebut. Namun, mereka tidak mengkritik Pakistan.

India menyalahkan Pakistan atas serangan pada 22 April di Kashmir yang dikelola India. Serangan itu menewaskan lebih dari puluhan orang. Namun, Pakistan menyangkal bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menyerukan penyelidikan netral.

1. AS dukung India

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan Washington mengutuk keras serangan teroris di Pahalgam. Ia mengulangi komentar serupa oleh Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance.

"Amerika Serikat mendorong semua pihak untuk bekerja sama menuju penyelesaian yang bertanggung jawab," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS melalui email, dilansir dari Japan Times, Senin (28/4/2025).

India merupakan mitra AS yang semakin penting karena Washington berupaya melawan pengaruh China yang meningkat di Asia, sementara Pakistan tetap menjadi sekutu AS. Namun, kepentingan Pakistan bagi AS berkurang usai penarikan pasukan dari Afghanistan pada 2021.

2. Kedekatan India-AS bikin Pakistan khawatir

Ilustrasi bendera India. (pexels.com/Studio Art Smile)

Michael Kugelman, analis Asia Selatan yang berbasis di Washington dan penulis majalah Foreign Policy, mengatakan India kini menjadi mitra AS yang jauh lebih dekat daripada Pakistan.

"Hal ini mungkin membuat Islamabad khawatir bahwa jika India membalas secara militer, AS mungkin bersimpati dengan keharusan kontraterorismenya dan tidak mencoba menghalangi," katanya.

Kugelman juga mengatakan mengingat keterlibatan Washington dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung dalam perang Rusia di Ukraina dan perang Israel di Gaza, pemerintahan Trump "berurusan dengan banyak hal di dunianya" dan mungkin membiarkan India dan Pakistan sendiri, setidaknya pada hari-hari awal ketegangan.

3. Pakistan menilai AS tak berniat menenangkan situasi

Ilustrasi Bendera Pakistan (freepik.com/user5742774)

Sementara itu, mantan duta besar Pakistan untuk AS, yang juga peneliti senior di lembaga pemikir Hudson Institute, Hussain Haqqani, mengatakan tampaknya tidak ada keinginan AS untuk menenangkan situasi ini.

"India sudah lama mengeluh tentang terorisme yang berasal atau didukung dari seberang perbatasan. Pakistan sudah lama yakin bahwa India ingin memecah belahnya. Keduanya membuat diri mereka sendiri menjadi gila setiap beberapa tahun. Kali ini tidak ada minat AS untuk menenangkan keadaan," kata Haqqani.

Kashmir yang mayoritas Muslim diklaim sepenuhnya oleh India yang mayoritas Hindu dan Pakistan Islam yang masing-masing hanya menguasai sebagian wilayahnya dan sebelumnya pernah berperang memperebutkan wilayah Himalaya.

Perdana Menteri India Narendra Modi bersumpah untuk mengejar para penyerang. Setelah serangan itu, India dan Pakistan saling melancarkan serangkaian tindakan terhadap satu sama lain.

Islamabad menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan India. Sementara New Delhi menangguhkan Perjanjian Perairan Indus 1960 yang mengatur pembagian air dari Sungai Indus dan anak-anak sungainya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us