AS dan Ukraina Sepakati Perjanjian Eksploitasi Mineral

- Amerika Serikat dan Ukraina menyetujui perjanjian eksploitasi mineral untuk memfasilitasi akhir dari perang di Ukraina.
- Perjanjian tersebut akan menghalangi serangan militer di Ukraina setelah perdamaian tercapai, serta mendirikan investasi bersama untuk membangun kembali Ukraina yang rusak.
- Persetujuan ini disambut baik oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Ukraina, namun Rusia menyatakan bahwa proses pengakhiran perang yang diusulkan Washington masih rumit.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina, pada Rabu (30/4/2025), akhirnya menyetujui perjanjian eksploitasi mineral di Ukraina. Washington menyebut langkah ini penting untuk memfasilitasi akhir dari perang di Ukraina.
"Seperti yang sudah dikatakan presiden, AS berkomitmen kuat membantu akhir dari perang mengerikan ini. Perjanjian ini adalah sinyal kepada Rusia bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump berkomitmen dalam mencapai perdamaian dan kedaulatan di Ukraina," tutur Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dikutip Politico.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS dan Ukraina sudah berunding terkait dengan perjanjian eksploitasi mineral langka sebagai bagian dari kompensasi atas bantuan militer AS ke Ukraina untuk melawan agresi Rusia.
1. Trump klaim perjanjian ini akan halangi negara lain menyerang Ukraina

Trump mengungkapkan bahwa finalisasi perjanjian eksploitasi mineral dengan Ukraina akan menghalangi segala upaya serangan militer di Ukraina setelah perdamaian tercapai.
"Keberadaan Amerika di Ukraina, saya pikir akan menghalangi segala aktor jahat untuk tidak lagi mengganggu Ukraina atau jelas menjauh dari area di mana AS melakukan pekerjaannya," terangnya.
Dalam perjanjian itu, AS dan Ukraina akan bekerja sama mendirikan investasi bersama untuk membangun kembali Ukraina yang rusak berat akibat perang selama lebih dari 3 tahun terakhir.
Sementara, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko menyambut baik persetujuan ini yang akan mengundang investasi di negaranya. Ia mengklaim bahwa perjanjian ini adalah bukti kenaikan tingkatan kerja sama antara AS dan Ukraina.
2. Rubio sebut perjanjian ini penting untuk mengakhiri perang Ukraina

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menyambut baik persetujuan perjanjian mineral antara Ukraina dan AS. Ia menyebut, perjanjian ini adalah langkah penting untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
"Terima kasih kepada Presiden AS, Donald Trump atas kerjanya yang membuat hari ini, AS dan Ukraina menandatangani Perjanjian Dana Investasi Rekonstruksi. Ini adalah momentum besar kesejahteraan dan penting untuk menyudahi perang," tuturnya, dilansir Ukrinform.
Sebelumnya, Rubio memperingatkan bahwa AS kemungkinan akan mengakhiri mediasi ini kecuali jika Rusia-Ukraina bersedia menciptakan proposal konkret dalam mengakhiri perang.
"Kami sekarang berada saat di mana proposal konkret yang diserahkan oleh kedua pihak untuk mengakhiri perang ini. Jika tidak ada progres, kami akan mundur dari proses mediasi ini," tandasnya.
3. Rusia minta Ukraina berdialog langsung dengannya

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov menyebut bahwa Ukraina seharusnya terlibat dalam negosiasi damai secara langsung dengan Rusia dibanding bergantung pada mediasi AS.
"Amerika memang berniat untuk memediasi konflik ini dan kami bersyukur kepada AS atas upaya besarnya. Namun, sebuah perjanjian perdamaian seharusnya ditandatangani antara Rusia dengan Ukraina, bukan dengan Amerika," ungkapnya, dikutip The Moscow Times.
Peskov menyebut, proses pengakhiran perang yang diusulkan Washington dalam waktu cepat sangat rumit. Ia mengatakan, masih banyak masalah dan detail yang harus diselesaikan sebelum disetujui.
"Misi dari Putin adalah mencapai tujuan yang dia tetapkan ketika memulai operasi militer khusus. Kami harus menjaga kepentingan nasional. Kami masih belum mendengar reaksi dari Kiev. Maka proses ini akan terus berlanjut," tambahnya.