Ukraina Akui Bunuh Jenderal Rusia di Moskow

Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Ukraina Roman Kostenko, pada Selasa (29/4/2025), mengaku bahwa intelijen Ukraina ada di balik tewasnya Wakil Kepala Direktorat Operasional Militer Rusia, Yaroslav Moskalik pekan lalu.
"Apa yang dapat saya katakan? Saya sangat terpukau. Ini adalah pekerjaan baik dari intelijen kami. Saya percaya bahwa kami harus memahami meskipun jika kami mencapai gencatan senjata, pekerjaan intelijen baru akan dimulai," tuturnya, dilansir Kyiv Post.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak tawaran Rusia soal gencatan senjata selama 3 hari saat perayaan Hari Kemenangan di Moskow. Ia menyebut waktu itu terlalu pendek dan mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari.
1. Zelenskyy mengapresiasi kinerja intelijen Ukraina

Kostenko menambahkan, Moskalik adalah salah satu orang yang memberikan perintah untuk menembakkan rudal ke arah warga sipil di Ukraina. Ia menyebut Kiev akan terus menargetkan orang di balik teror di negaranya.
"Ini akan menjadi misi utama dari intelijen kami dan Badan Keamanan Ukraina (SBU) untuk memastikan orang-orang semacam ini menerima hukuman sepantasnya di mana pun mereka berada. Mereka harus takut, bahkan hanya untuk keluar dari rumahnya hingga keluar dari Rusia," ungkapnya.
Sementara itu, Zelenskyy menyebut hukuman telah datang kepada Moskalik yang selama ini menjadi sosok yang meneror warga sipil Ukraina.
"Keadilan akhirnya datang. SBU melaporkan kelanjutan kebijakan dalam melawan jaringan agen Rusia dan upaya sabotase di Ukraina. Ini adalah hasil baik. Terima kasih atas hasil kerja kalian," terang Zelenskyy.
2. FSB tangkap terduga pelaku pembunuhan Moskalik
Pekan lalu, Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) menangkap terduga kasus pembunuhan kepada Moskalik. Pihaknya menyebut terduga pelaku merupakan agen khusus yang mendapat perintah dari Ukraina.
"Agen khusus Ukraina bernama Ignat Kuzin yang lahir pada 1983 telah menanamkan alat peledak di dalam mobil Volkswagen Golf di Balashikha, pinggiran Moskow. Pria asal Ukraina tersebut diduga mendapat alat peledak dari intelijen Ukraina," ungkapnya, dikutip The Moscow Times.
Kuzin didakwa atas kasus terorisme setelah mengakui terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Namun, tidak diketahui apakah orang tersebut mendapakan paksaan atau tidak. Atas kasus ini, ia terancam hukuman seumur hidup.
3. Moskalik tewas setelah keluar dari gedung di Balashikha
Kasus pembunuhan kepada Moskalik terjadi pada Jumat (25/4/2025) siang. Pejabat tinggi militer Rusia tersebut tewas sesaat setelah keluar dari bangunan apartemen di lingkungan Aviatorov, Balashikha yang ditujukan untuk permukiman pensiunan tentara.
Mengutip Meduza, mobil Volskwagen Golf tersebut meledak ketika Moskalik keluar dari bangunan. Diduga terdapat korban lain di area tersebut akibat terkena ledakan alat peledak. Investigator percaya bahwa mobil tersebut sengaja diparkir di depan kediaman Moskalik.
Sementara itu, Moskalik bukanlah pemimpin militer Rusia pertama yang tewas dalam beberapa bulan terakhir. Pada pertengahan Desember 2024, ledakan mobil menewaskan pejabat militer Rusia, Igor Kirillov dan dua bulan kemudian, Kepala Paramiliter Rusia, Armen Sarkisyan ditemukan tewas.