Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Kembali Ajukan Proposal Gencatan Senjata 60 Hari untuk Gaza

Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (pixabay.com/geralt-9301)
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (pixabay.com/geralt-9301)
Intinya sih...
  • AS mengusulkan gencatan senjata 60 hari di Gaza.
  • Israel setuju dengan proposal AS, Hamas meninjau rencana tersebut.
  • Gencatan senjata akan membebaskan sandera dan tahanan Palestina.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) kembali mengeluarkan proposal gencatan senjata di Gaza. Dalam proposal terbaru, gencatan senjata akan berlangsung selama 60 hari. Selain gencatan senjata, dalam proposal tersebut juga akan dibahas mengenai pembebasan 28 sandera Israel, baik yang hidup maupun yang meninggal, pada minggu pertama.

Sebagai imbalannya, akan ada pembebasan 1.236 tahanan Palestina dan pengembalian 180 jenazah warga Palestina yang tewas, demikian dikutip dari Channel News Asia, Jumat (30/5/2025).

Dokumen tersebut, yang menyatakan bahwa rencana tersebut dijamin oleh Presiden AS Donald Trump dan mediator Mesir dan Qatar, mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza segera setelah Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata. Bantuan tersebut akan dikirimkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bulan Sabit Merah, dan saluran lain yang disepakati.

1. Israel setuju dengan gencatan senjata tersebut

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Gedung Putih menyatakan bahwa Israel telah menyetujui usulan gencatan senjata AS tersebut. Media Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi tahu keluarga sandera yang ditawan di Gaza bahwa Israel telah menerima kesepakatan yang disampaikan oleh utusan Timur Tengah Presiden Trump, Steve Witkoff.

Kelompok Palestina, Hamas mengatakan tengah meninjauh rencana tersebut. Mereka akan menanggapinya pada Jumat atau Sabtu.

2. Beda Hamas dan Israel terkait gencatan senjata

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)
Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Rencana AS tersebut mengatur agar Hamas membebaskan 30 dari 58 sandera Israel yang tersisa setelah gencatan senjata permanen diberlakukan. Israel juga akan menghentikan semua operasi militer di Gaza segera setelah gencatan senjata berlaku, seperti yang terlihat.

Tentara Israel juga akan mengerahkan kembali pasukannya secara bertahap. Perbedaan yang mendalam antara Hamas dan Israel telah menghalangi upaya sebelumnya untuk memulihkan gencatan senjata yang gagal pada bulan Maret.

Israel bersikeras agar Hamas melucuti senjata sepenuhnya, membubarkan diri sebagai kekuatan militer dan pemerintahan, serta mengembalikan semua 58 sandera yang masih ditahan di Gaza sebelum setuju untuk mengakhiri perang.

Hamas telah menolak tuntutan untuk menyerahkan senjatanya dan mengatakan Israel harus menarik pasukannya keluar dari Gaza dan berkomitmen untuk mengakhiri perang.

Israel meluncurkan serangannya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas di wilayah selatannya pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 warga Israel disandera di Gaza, menurut penghitungan Israel. Serangan militer Israel berikutnya telah menewaskan lebih dari 54 ribu warga Palestina, kata pejabat kesehatan Gaza, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

3. Israel di bawah tekanan internasional

Bendera Israel (pexels/Thắng-Nhật Trần)
Bendera Israel (pexels/Thắng-Nhật Trần)

Sementara itu, Israel sendiri berada di bawah tekanan internasional yang meningkat. Banyak negara Eropa mulai mengkritiknya secara terbuka dan menuntut diakhirinya perang.

Witkoff mengatakan, Washington hampir mengirimkan lembar persyaratan baru tersebut. "Saya memiliki beberapa perasaan yang sangat baik tentang mencapai resolusi jangka panjang, gencatan senjata sementara dan resolusi jangka panjang, resolusi damai, dari konflik itu," kata Witkoff.

Gencatan senjata 60 hari, menurut rencana tersebut, dapat diperpanjang jika negosiasi untuk gencatan senjata permanen tidak diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us