AS Minta Israel Pertimbangkan Ulang Serangannya ke Rafah

Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, mendesak Menhan Israel Yoav Gallant untuk mencari alterntif selain melakukan operasi darat skala penuh di Rafah, Gaza. Hal ini disampaikan selama pembicaraan telepon antara keduanya.
“Menteri Austin mengemukakan perlunya mempertimbangkan alternatif selain operasi darat besar-besaran di Rafah, sambil menegaskan kembali tujuan bersama untuk mengalahkan Hamas,” lapor Al Jazeera, mengutip siaran pers kementerian, Kamis (21/3/2024).
Keduanya juga membahas perlunya berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil dan segera meningkatkan aliran bantuan ke Gaza melalui penyeberangan darat.
1. Serangan ke Rafah menjadi sebuah kesalahan

Pada Senin, Gedung Putih menegaskan bahwa serangan terhadap Rafah akan membuat krisis kemanusiaan menjadi lebih parah.
Penasihat Keamanan, Jake Sullivan, mengatakan kendati Presiden Joe Biden menyatakan pentingnya membasmi Hamas, ia juga menegaskan bahwa serangan ke Rafah adalah sebuah kesalahan.
“Hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza dan semakin mengisolasi Israel secara internasional,” kata Sullivan.
Biden melalui panggilan telepon juga telah meminta Netanyahu untuk mengirim tim intelijen dan pejabat militer ke Washington DC, untuk mendengarkan kekhawatiran tentang ancaman invasi ke Rafah.
2. Netanyahu kekeuh serang Rafah

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap bertekad untuk melakukan serangan darat di Rafah. Peringatan AS dihiraukannya.
Namun, menurut ABC News, Israel tetap mengirim pejabat militernya ke Washington DC sesuai permintaan Biden.
Netanyahu sejak awal telah berniat terus melancarkan serangannya ke Gaza untuk menghabisi Hamas secara total. Peringatan internasional kini dihiraukannya.
3. Serangan di Gaza masih berlanjut

Hingga saat ini, serangan Israel di Gaza masih terus berlangsung. Jumlah korban jiwa juga masih terus bertambah.
Dilansir Anadolu, hampir 32 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza. Lebih dari 74 ribu orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Pada Rabu, Menlu AS kembali mengadakan kunjungannya ke Timur Tengah. Kunjungan itu untuk membahas kembali upaya gencatan senjata di Gaza.