Bantuan ke Gaza Mulai Disalurkan Lewat Dermaga Apung Buatan AS

- Pengiriman bantuan kemanusiaan melalui dermaga AS di Gaza telah dimulai setelah selesai dibangun, melibatkan komoditas bantuan dari berbagai negara dan organisasi kemanusiaan.
- Hamas menuduh AS membangun dermaga untuk memperbaiki citra buruknya, sementara PBB menganggap pengiriman bantuan lewat jalur laut tidak akan cukup memenuhi kebutuhan warga Gaza.
- Dermaga tersebut dimaksudkan untuk melengkapi penyeberangan bantuan darat ke Gaza, dengan biaya operasi diperkirakan mencapai 320 juta dolar AS dan melibatkan 1.000 tentara AS.
Jakarta, IDN Times – Pengiriman bantuan kemanusiaan melalui jalur laut mulai dilakukan setelah dermaga yang dibangun Amerika Serikat (AS) di Gaza rampung, Jumat (17/5/2024). Dermaga tersebut sebelumnya dirakit di Israel dan dipindahkan pada Kamis ke pantai Gaza.
“Ini adalah upaya multinasional yang berkelanjutan untuk memberikan bantuan tambahan kepada warga sipil Palestina, dan akan melibatkan komoditas bantuan yang disumbangkan oleh sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan,” kata komando pusat Pentagon, dilasnir Reuters.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya telah menyetujui pembangunan dermaga apung itu. Akan tetapi, PBB memperingatkan bahwa langkah itu harus mematuhi netralitas dan independensi bantuan keamanan.
1. Memperbaiki citra buruk AS
Hamas menuduh AS berupaya memperbaiki citra buruknya dengan membangun dermaga itu. Sejalan dengan PBB, Hamas menganggap bahwa pengiriman bantuan melalui jalur laut tidak akan bisa memenuhi pasokan untuk seluruh warga Gaza dalam waktu dekat.
“Kami menganggap pendudukan Israel dan pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas kebijakan kelaparan dan blokade yang disengaja dan direncanakan terhadap rakyat Palestina yang tidak bersenjata di Gaza,” kata Hamas pada Jumat.
PBB juga telah menegaskan kembali bahwa pengiriman bantuan melalui darat adalah cara yang paling layak, efektif, dan efisien untuk dilakukan.
“Mengingat besarnya kebutuhan di Gaza, dermaga apung ini dimaksudkan untuk melengkapi penyeberangan bantuan darat ke Gaza, termasuk Rafah, Kerem Shalom dan Erez. Dermaga ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penyeberangan apa pun,” kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.
2. Desakan pengiriman bantuan

Bantuan yang diturunkan di dermaga akan masuk melalui koridor maritim dari Siprus. Di tempat itu, bantuan tersebut pertama kali diperiksa oleh Israel.
Inggris mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya telah mengirimkan kiriman pertolongan pertama melalui dermaga.
Kelompok-kelompok bantuan, PBB dan sekutu terdekat Israel, semuanya menuntut agar Israel berbuat lebih banyak untuk menyalurkan bantuan ke Gaza. Semakin banyak korban jiwa yang jatuh akibat perang antara Israel dan Hamas.
Operasi dermaga tersebut diperkirakan menelan biaya 320 juta dolar AS dan melibatkan 1.000 tentara AS.
3. Bencana kemanusiaan semakin dekat

Martin Griffiths, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, mengatakan semua prediksi mengenai konsekuensi bencana dari invasi darat Israel ke Rafah menjadi kenyataan.
Dalam sebuah postingan di media sosial, Griffiths mengatakan hampir tidak ada makanan yang tersisa dan upaya kemanusiaan kini terhenti.
“Dunia telah tersesat dan perlu kembali ke norma-norma yang telah diciptakan,” katanya, dilasnir Al Jazeera.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters, Griffiths mengatakan kelaparan di Gaza adalah bahaya yang langsung, jelas, dan nyata.
“Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kita tidak perlu menjadi ilmuwan untuk melihat konsekuensi dari kekurangan makanan,” katanya.
PBB mengatakan setidaknya 500 truk bantuan dan barang-barang komersial setiap hari harus masuk ke Gaza. Pada bulan April, rata-rata 189 truk masuk dalam sehari. Jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak perang dimulai.
Israel mengatakan pihaknya meningkatkan upaya bantuan dan 365 truk masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Erez pada hari Kamis dengan membawa tepung dan bahan bakar. Ratusan tenda juga diserahkan untuk masyarakat yang dievakuasi dari Rafah ke kawasan Al-Mawasi. Wilayah itu dinyatakan Israel sebagai zona kemanusiaan.