Biden Akui Bicara dengan Netanyahu soal Tewasnya Haniyeh

- Presiden AS Joe Biden menegaskan tewasnya Ismail Haniyeh tidak akan mempercepat negosiasi gencatan senjata antara Palestina dan Israel.
- Jasad Haniyeh dimakamkan di Doha setelah tewas di Teheran, Iran.
- Pejabat AS dan Timur Tengah mengungkap ledakan bom yang menewaskan Haniyeh dikendalikan dari jarak jauh dan sudah diselundupkan ke kamar Haniyeh sejak dua bulan lalu.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden angkat bicara soal insiden tewasnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024.
“Pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tidak akan membantu negosiasi gencatan senjata antara kelompok Palestina dan Israel,” kata Biden, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (2/8/2024).
“Saya sudah berkomunikasi langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal itu (kematian Haniyeh),” ucap dia.
1. Jasad Haniyeh dikubur hari ini

Jasad pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dimakamkan di Doha, Qatar, hari ini. Jasad Haniyeh dilaporkan sudah tiba di Doha sejak Kamis.
Haniyeh tewas usai penginapannya di Teheran diserang, pada 31 Juli. Haniyeh berada di Iran usai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Selasa.
Upacara pemakaman sudah terlebih dahulu digelar di Teheran sejak kemarin. Iran juga menetapkan tiga hari masa berkabung atas kematian Haniyeh.
Sampai saat ini, Israel masih bungkam terkait tewasnya Haniyeh. Perdana Menteri Israel Netanyahu tidak mengiyakan tuduhan dari Iran dan Hamas yang menduga pelakunya adalah Israel, pun tidak menampiknya.
2. Haniyeh tewas bukan karena serangan udara
Pejabat Amerika Serikat (AS) dan sejumlah pejabat Timur Tengah serta dua anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) merilis laporan dan fakta baru terkait tewasnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
“Ledakan yang menewaskan Haniyeh dan pengawalnya pada Rabu dini hari karena ledakan bom canggih yang dikendalikan dari jarak jauh dan sudah diselundupkan sekitar dua bulan lalu ke kamar Haniyeh, wisma tamu di Teheran, tempat ia menginap,” lapor The New York Times.
Pembunuhan Haniyeh ini juga jadi pukulan telak bagi Iran dan IRGC karena kebobolan. Sementara, ketika Haniyeh tinggal di Qatar dan sempat mengunjungi China, ia tetap aman dan tidak diserang.
3. Bom ditanam sejak dua bulan lalu
Para pejabat Timur Tengah juga yakin bom yang menewaskan Haniyeh sudah ditanam sejak dua bulan lalu di kamar tersebut.
Kendati demikian, dua anggota IRGC mengaku tak tahu bagaimana cara atau kapan bom tersebut bisa diselundupkan ke kamar Haniyeh. Apalagi, kamar Haniyeh terletak di Gedung Kompleks Veteran Militer Iran.