Brigade Al-Qassam Rilis Video Terbaru Sandera Israel, Apa Isinya?

- Video berisi peringatan terhadap serangan Israel yang dapat membahayakan nyawa para sandera Israel sendiri.
- Israel menutup penyeberangan pada awal Maret, menyebabkan krisis makanan, air, dan pasokan medis di Gaza.
- Keluarga sandera mendesak Netanyahu dan Trump untuk menyelamatkan para sandera yang masih ditahan di Gaza.
Jakarta, IDN Times - Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Hamas Palestina, merilis sebuah video yang menampilkan dua sandera Israel yang ditahan di Gaza pada Senin (24/3/2025). Keduanya memperingatkan bahwa serangan terbaru Israel di wilayah tersebut dapat membahayakan nyawa mereka.
Salah satu sandera yang mengidentifikasi dirinya sebagai "Tahanan 21" mengatakan bahwa mereka menyaksikan kematian di depan mata ketika Israel kembali melanjutkan perang genosida di Gaza pada 18 Maret.
“Kami, para tahanan di Gaza, ingin memberi tahu Anda tentang situasi kami. Kami ingin Anda tahu bahwa Hamas tidak meminta kami untuk mengatakan hal ini, bahwa video ini tidak dimaksudkan untuk perang psikologis. Kamilah yang meminta dan memohon untuk didengarkan. Tolong dengarkan suara kami," katanya dalam video tersebut.
1. Para sandera kelaparan akibat blokade bantuan
"Tahanan 21" ini juga menyoroti penderitaan yang mereka alami akibat krisis makanan, air dan pasokan medis setelah Israel menutup penyeberangan pada awal Maret.
"Ketika kesepakatan gencatan senjata dimulai (pada Januari) dan penyeberangan dibuka, para pejuang Hamas sangat antusias dan peduli untuk menyediakan semua yang kami butuhkan dan semua yang kami minta. Bukan hanya memberi kami makan, tapi juga membuat kami merasa sehat," ungkapnya.
"Memang, kami mulai merasa bahwa rasa lapar telah hilang dan kami mulai menghirup udara segar. Kami percaya bahwa semua ini akan berakhir. Namun, tepat saat akhir itu semakin dekat, kami mendapat pukulan berat pada 18 Maret," tambahnya.
Dilansir dari Anadolu, sedikitnya 730 warga Palestina terbunuh dan hampir 1.200 lainnya terluka dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza sejak 18 Maret. Dengan jumlah ini, total korban tewas akibat perang di Gaza sejak Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 50 ribu jiwa.
2. Desak para sandera yang telah dibebaskan untuk buka suara
Sementara itu, sandera lainnya yang disebut "Tahanan 22” mendesak rekan-rekannya yang telah dibebaskan selama gencatan senjata untuk mengungkap pengalaman mereka selama berada di Gaza. Ia juga mengkritik tindakan Israel yang berupaya membungkam mereka.
“Biarkan mereka berbicara, biarkan kebenaran terungkap. Cukup sudah dengan pembungkaman ini, pemerintah Israel. Cukup, cukup, cukup. Para tahanan yang telah dibebaskan dan pernah bersama kami harus keluar dan menceritakan kondisi kami. Biarkan mereka berbicara," katanya.
Ia juga mengirimkan pesan kepada, Ohad Ben Ami, salah satu sandera yang dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata.
"Anda pernah duduk bersama kami. Bicaralah untuk kami. Jelaskan kepada semua orang apa yang telah kami alami. Anda tahu betapa banyak penderitaan yang kami alami di sini. Jelaskan kepada mereka betapa sulitnya bagi saya untuk bertahan di sini setiap hari tanpa putra dan istri saya," ujar sandera tersebut.
3. Pemerintah Israel dan AS didesak untuk bebaskan para sandera
Dilansir dari Newsweek, kedua sandera tersebut diyakini sebagai Yosef Haim Ohana dan Elkana Bohbot. Keduanya diculik dari festival musik Nova selama serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Usai meninjau video tersebut, Forum Sandera dan Keluarga Hilang Israel, yang mewakili keluarga sandera, membagikan pernyataan atas nama keluarga Bohbot.
“Selama 535 hari, Elkana telah hidup dalam neraka yang tiada henti. Video ini menunjukkan bahwa kondisinya sangat buruk, dengan penurunan berat badan yang signifikan akibat kelaparan terus-menerus. Ia menderita masalah kulit dan pernapasan selain asma, serta tidak melihat sinar matahari selama hampir satu setengah tahun!" bunyi pernyataan itu.
Keluarga juga menyerukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk segera menyelamatkan para sandera. Tel Aviv memperkirakan sebanyak 59 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.
Dilansir dari The Times of Israel, Ben Ami, yang namanya disebutkan dalam video tersebut, berjanji untuk memulangkan para sandera yang tersisa. Ia mengatakan bahwa dirinya saat ini berada di Jerman sebagai bagian dari upaya melobi pembebasan mereka.