Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siap-Siap, Pasukan Rusia Akan Tiba di Belarus dalam Beberapa Hari

Tentara Belarus saat menggelar latihan militer. (instagram.com/army__by)

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko pada Jumat (14/10/2022) mengumumkan bahwa tentara Rusia akan datang dalam beberapa hari ke depan. Hal ini sesuai dengan rencana pembentukan pasukan gabungan regional Rusia-Belarus pada pekan ini. 

Ketegangan di perbatasan Belarus dengan Ukraina dan beberapa negara anggota NATO, termasuk Polandia, Lithuania, dan Latvia terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Pasalnya, Belarus merasa terancam akan penumpukan ribuan pasukan NATO dan Ukraina di perbatasannya. 

1. Sebanyak 10-15 ribu tentara Rusia akan dikirim ke Belarus

Keterangan di atas disampaikan Lukashenko kepada para jurnalis dalam konferensi pers pada Jumat lalu di Astana, Kazakhstan. Pernyataan itu dalam menanggapi tingginya tensi di perbatasan bagian barat dan selatan Belarus dalam beberapa hari terakhir. 

"Kami akan meluncurkan prosedur, termasuk mengirimkan pasukan gabungan sekutu di perbatasan. Pasukan itu memiliki inti dari tentara Belarus dan didukung oleh unit dari Rusia. Semua sudah berjalan sesuai dengan rencana," tutur Lukashenko, dilansir RT.

"Tentara inti Belarus punya sebanyak 70 ribu tentara. Namun, satu yang perlu diharapkan adalah adanya kontingen Rusia yang dikirimkan ke tanah Belarus di tengah konflik berkepanjangan antara Moskow dan Kiev. Kemungkinan akan ada 10-15 ribu tentara Rusia yang dikirim ke Belarus," sambungnya. 

2. Belarus terapkan kebijakan antiterorisme di perbatasan

Perbatasan Belarusia-Ukraina. (twitter.com/PavelLatushka)

Pada acara KTT CIS (Commonwealth of Independent States) di Astana, Kazakhstan, ia tak lupa menyatakan bahwa negaranya akan mengimplementasikan kebijakan melawan terorisme di sepanjang perbatasan negara. 

"Kebijakan ini diberlakukan dalam menanggapi buruknya situasi di sepanjang perbatasan negara kami. Sesuai dalam dokumen Union State antara Belarus dan Rusia, terdapat aturan mengenai deklarasi ancaman terorisme di tengah memburuknya situasi," papar Lukashenko, dikutip dari Belta.

Pernyataan Lukashenko juga dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Vladimir Makei yang bersedia diwawancara oleh surat kabar Rusia, Izvestia pada Jumat. Ia menyebut badan layanan khusus sudah dikerahkan untuk merespon ancaman di negara tetangganya. 

"Presiden sudah mengadakan serangkaian pertemuan dengan badan penegak hukum dan operasi melawan terorisme sudah digulirkan. Terdapat informasi bahwa negara tetangga berencana melakukan provokasi dan mengambil alih sebagian teritori kami," tutur Makei. 

3. Lukashenko peringatkan Barat agar tidak memojokkan Rusia

Presiden Belarus, Aleksandar Lukashenko. (twitter.com/albertspahiu)

Pada hari yang sama, Presiden Belarus, Aleksandar Lukashenko memperingatkan Ukraina dan negara-negara Barat agar tidak memojokkan Rusia. Ia menyebut bahwa Rusia punya senjata nuklir dan akan diluncurkan dengan sejumlah alasan. 

"Hal yang terpenting adalah tidak mendorong dan memojokkan lawan Anda. Maka Anda tidak boleh melanggar batas yang seharusnya, garis merah tersebut seperti yang dikatakan Rusia. Anda tidak boleh melewatinya," paparnya, dikutip Reuters.

Kekhawatiran terus memuncak di negara-negara Barat setelah Presiden Vladimir Putin mungkin akan menggunakan senjata nuklir setelah rentetan kekalahan dari pasukan Ukraina dalam beberapa minggu terakhir. 

"Sebagaimana senjata nuklir, semua senjata nuklir diciptakan dengan suatu alasan. Rusia sudah jelas mengatakan posisinya: Tuhan melarang adanya serangan di teritori Federasi Rusia, sehingga dalam insiden ini, Rusia dapat menggunakan semua jenis senjatanya jika diperlukan," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us