Chile: Piñera Kirim Militer ke Teritori Suku Mapuche

Jakarta, IDN Times - Presiden Chile, Sebastian Piñera pada Selasa (12/10/2021) telah mengumumkan keadaan darurat di negaranya menyusul demonstrasi dari aktivis Suku Mapuche. Sesuai dengan kebijakan ini, maka personel militer akan dikirimkan ke wilayah yang dihuni suku pribumi tersebut.
Hal ini dilakukan lantaran meningkatnya kasus kekerasan dan perampasan di teritori Suku Mapuche itu. Selain itu, Piñera sebelumnya juga sudah memasukkan kelompok pemberontak Mapuche sebagai teroris.
1. Keadaan darurat diberlakukan di wilayah Araucania dan Biobio
Penetapan keadaan darurat di Chile hanya diberlakukan di area konsentrasi Suku Mapuche terbesar, yakni di Araucania dan Biobio. Pasalnya, kedua area itu disebut selama ini menjadi basis aksi terorisme, penyelundupan narkoba dan aksi kriminalitas terorganisasi yang dilakukan kelompok bersenjata.
"Kami memutuskan untuk mengumumkan situasi darurat di empat provinsi di Biobio dan Araucania dan mengirimkan personel militer untuk membantu menangani masalah kriminal di sana. Namun, ini tidak ada sangkut pautnya terhadap sejumlah orang atau sekelompok masyarakat tertentu" ujar Piñera.
Presiden berusia 71 tahun itu juga berkata bila telah terjadi berbagai peristiwa serius yang merenggut sejumlah nyawa orang tak bersalah dan anggota Carabineros dan PDI (Policía De Investigaciones De Chile).
Kasus kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut juga meliputi penghancuran dan pembakaran rumah, gereja, fasilitas umum serta barang-barang industri, pertanian, aktivitas pariwisata dan infrastruktur publik, dikutip dari Market Research Telecast.
2. Kebijakan ini disebut dapat memperkeruh situasi
Menurut seorang aktivis Chile dari Suku Mapuche yang ikut dalam perumusan konstitusi baru, Elisa Loncon mengatakan bila penerjunan personel militer ke teritori Suku Mapuche justru akan menimbulkan permasalahan baru.
Ia juga mengatakan, "Apa yang diinginkan masyarakat hanyalah solusi politik dan ada solusi yang berbasis budaya serta solusi yang mengangkat permasalahan ekonomi, di mana akan menyelesaikan masalah kemiskinan yang melanda masyarakat pribumi."
Loncon juga mengritik pemerintah yang mengeluarkan kebijakan ini di saat perayaan Hari Pertahanan Suku Pribumi pada 12 Oktober. "Ini adalah hari di mana kita tidak bisa merayakannya, karena ini ada di saat genosida dimulai" tambahnya, dilansir dari Market Research Telecast.
Seorang analis politik bernama Lucia Dammert memberikan kritik kepada Piñera bahwa pengiriman pasukan ke area tersebut akan menambah panjang konflik di teritori Suku Mapuche.
"Pemerintah selama ini tidak dapat meningkatkan solusi politik yang adil dalam menangani masalah yang telah lama terjadi di Araucania. Pengiriman pasukan akan meningkatkan eskalasi kekerasan di sana" kata profesor asal Universitas Santiago itu, dilaporkan dari laman France24.
3. Meningkatnya kasus pertikaian antara aktivis Mapuche dan aparat kepolisian
Dikutip dari Mercopress, empat provinsi yang meliputi Biobío, Malleco, Cautín dan La Araucanía merupakan tempat perselisihan antara aktivis Mapuche dengan Carabineros. Bahkan, pertikaian yang berlangsung lama ini tengah menewaskan sejumlah orang dari kedua belah pihak.
Sementara itu, sasaran utama serangan dari kelompok Suku Mapuche adalah truk yang mengirimkan kayu, lantaran diduga tengah merusak hutan yang ada di area tanah leluhur suku pribumi itu.
Berdasarkan laporan dari kepolisian kasus kekerasan yang melibatkan aparat penegak hukum di area tersebut telah meningkat dalam enam bulan pertama di tahun 2021 dan sudah mencapai 94 persen.
Selama ini Suku Mapuche yang merupakan suku pribumi terbesar di Chile itu telah berjuang untuk merebut kembali tanah leluhur mereka yang saat ini dikuasai oleh perusahaan besar dari industri pertanian dan kehutanan, dilaporkan dari France24.