Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Dukung Perundingan Nuklir Iran-AS, Tolak Sanksi Ilegal

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. (x.com/SpoxCHN_MaoNing)
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. (x.com/SpoxCHN_MaoNing)
Intinya sih...
  • China mendukung Iran dalam perundingan nuklir dengan AS, menentang penggunaan kekuatan dan sanksi sepihak yang ilegal
  • Beijing bersedia memperdalam konsultasi dengan Teheran demi non-proliferasi nuklir internasional dan perdamaian regional
  • Iran akan terus mendukung China menghadapi penyalahgunaan tarif dan intimidasi AS, serta kedua negara menentang unilateralisme dan hegemonisme
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, mengatakan bahwa negaranya mendukung Iran dalam mengadakan perundingan program nuklirnya dengan Amerika Serikat (AS). 

"China selalu berkomitmen pada solusi politik dan diplomatik untuk masalah nuklir Iran. Serta, menentang penggunaan kekuatan dan sanksi sepihak yang ilegal di setiap kesempatan," ujar Wang selama pembicaraannya dengan Menlu Iran Abbas Araghchi pada Rabu (23/4/2025) di Beijing.

Wang mengatakan bahwa China juga menghargai komitmen Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir. Serta, menghormati negara tersebut untuk menggunakan energi nuklir secara damai dan mendukung dialog dengan semua pihak, termasuk AS, dikutip dari South China Morning Post.

1. China bersedia memperdalam konsultasi dengan Iran

Wang menambahkan, Beijing mendukung Teheran dalam menjaga hak-hak dan kepentingannya yang sah. China bersedia memperdalam konsultasi dan negosiasi dengan Teheran demi kepentingan non-proliferasi nuklir internasional, serta perdamaian dan stabilitas regional.

Sementara itu, Araghchi mengungkapkan bahwa dalam menghadapi penyalahgunaan tarif dan intimidasi AS, Iran akan terus mendukung China. Kedua negara juga menyatakan penentangan terhadap unilateralisme dan hegemonisme.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada 23 April, Araghchi telah memberi tahu Beijing terkait situasi terkini soal perundingan tidak langsung antara Teheran-Washington. Iran menyuarakan rasa terima kasih atas peran China dengan sikap produktifnya terhadap program nuklir Iran dan pencabutan sanksi. Teheran berjanji untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Beijing.

2. Iran-AS akan mengadakan pembicaraan soal nuklir di Oman

Pertemuan Wang-Araghchi terjadi menjelang perundingan nuklir Washington-Teheran putaran ketiga di Oman pada Sabtu 26 April 2025. Iran dan AS memulai negosiasi lagi awal bulan ini dengan tujuan membatasi program nuklir Teheran.

Pada 2015, Teheran setuju untuk mengekang program nuklirnya. Ini dengan imbalan pencabutan saksi internasional dalam kesepakatan dengan AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman. Akan tetapi, pada era pemerintahan Trump yang pertama, AS menarik diri dari pakta tersebut.

Presiden AS Donald Trump telah berupaya untuk menjalankan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran. Hal ini termasuk menekan ekspor minyak Teheran hingga nol.

3. AS beri sanksi China karena membeli minyak Iran

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)
Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Dilansir The Straits Times, AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap dua penyulingan minyak kecil independen yang berbasis di China. Beijing dituding membeli minyak mentah Teheran dalam beberapa minggu terakhir. China yang merupakan pembeli terbesar minyak Iran, telah mendukung Teheran saat tekanan AS meningkat.

Dilaporkan, impor minyak Iran oleh China melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa pada bulan lalu. Faktor ini disebabkan para pembeli menimbun minyak di tengah kekhawatiran bahwa sanksi lebih lanjut AS terhadap Iran dapat memperketat pasokan.

Menurut para pedagang dan analis, Beijing membeli sekitar 90 persen dari ekspor minyak Iran. Dalam transaksinya, kedua negara telah membangun sistem perdagangan yang sebagian besar menggunakan yuan China dan jaringan perantara. Dengan demikian, terhindar dari dolar dan paparan regulator AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us