Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pembicaraan Nuklir AS-Iran di Roma Catat Kemajuan 

Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/mostafa meraji)
Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/mostafa meraji)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Iran melaporkan kemajuan dalam pembicaraan putaran kedua tentang program nuklir Iran di Roma pada Sabtu (19/4/2025). Kedua negara setuju melanjutkan ke pembicaraan teknis dalam beberapa hari mendatang dan kembali menggelar pertemuan tingkat tinggi pada Sabtu depan (26/4/2025) di Muscat, Oman.

Pembicaraan yang dimediasi Oman berlangsung sekitar empat jam. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dan Utusan AS, Steve Witkoff, terlibat dalam negosiasi ini.

Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan pembicaraan bertujuan mencapai kesepakatan yang adil agar Iran tak memiliki senjata nuklir, bebas dari sanksi, namun tetap bisa mengembangkan energi nuklir.

Pertemuan ini menjadi diskusi tingkat tinggi kedua antara kedua negara sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018. AS dan negara Barat lainnya menuduh Iran berupaya memperoleh senjata nuklir. Tuduhan ini selalu dibantah Teheran yang mengklaim program nuklirnya hanya untuk keperluan sipil.

1. Negosiasi dilakukan secara tidak langsung

Pertemuan digelar di kediaman Duta Besar Oman dengan sistem tidak langsung. Delegasi kedua negara berada di ruangan terpisah, sementara Menlu Oman Badr Albusaidi berperan sebagai penghubung yang menyampaikan pesan antar pihak. Cara ini digunakan karena Teheran dan Washington belum memiliki hubungan diplomatik sejak Revolusi Islam 1979.

Pejabat senior AS menyatakan pembicaraan empat jam di Roma menghasilkan kemajuan yang baik. Menlu Oman juga optimistis kedua negara akan mencapai kesepakatan yang sebelumnya dinilai tidak mungkin. 

"Perundingan ini semakin mendapatkan momentum dan sekarang hal yang sebelumnya tampak mustahil menjadi lebih mungkin," tutur Albusaidi, dilansir CNA. 

Sementara, Iran menanggapi hasil pertemuan dengan lebih netral. 

"Tidak ada alasan untuk terlalu optimis, kami belum bisa mengatakan benar-benar optimis. Kami harus sangat hati-hati, tapi juga tidak ada alasan untuk terlalu pesimis," ujar Araghchi, dilansir NBC News. 

2. Bahas pengayaan uranium Iran

Fokus utama pembicaraan adalah program pengayaan uranium Iran. Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015, Iran setuju membatasi pengayaan uranium pada 3,67 persen, jauh di bawah 90 persen yang diperlukan untuk membuat senjata.

Namun, Iran kini dipercaya telah memperkaya uranium hingga 60 persen, semakin mendekati level senjata. Araghchi menyatakan hak Iran untuk memperkaya uranium tidak bisa dinegosiasikan. Sebelumnya, AS menuntut Iran untuk menghentikan total program nuklirnya.

"Tujuan saya sangat sederhana, saya ingin mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Saya ingin Iran menjadi negara yang hebat, makmur, dan luar biasa," kata Trump pada Jumat (18/4/2025).

3. Trump ancam serang Iran jika tidak ada kemajuan

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)

Kepala badan pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi, memperingatkan Iran sudah dekat dengan kemampuan membuat bom nuklir. Ia juga menyebut pembicaraan saat ini berada pada tahap yang sangat penting.

Melansir Politico, Trump sebelumnya telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Melalui suratnya, Trump memberi batas waktu 60 hari bagi Iran untuk membuat kemajuan dalam negosiasi atau akan menghadapi serangan militer.

AS memperkuat posisi militernya dengan memindahkan kapal induk kedua ke perairan dekat Iran menjelang pembicaraan Roma. Trump juga mengancam akan menerapkan tarif pada negara-negara yang tetap membeli minyak Iran.

Pengamat memperkirakan AS akan membawa isu rudal balistik Iran dan dukungannya terhadap militan di Timur Tengah. Namun, Araghchi menyatakan sejauh ininAS belum mengungkit isu selain nuklir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us