Dewan Imam Global Kecam Eksekusi Hamas ke Sandera Israel

- Tindakan Hamas mengeksekusi sandera di Gaza mendapat kecaman dari Dewan Imam Global (GIC).
- GIC menyalahkan Hamas atas konflik di Gaza, mengakui penargetan warga sipil melanggar hukum Islam dan Konvensi Jenewa.
- GIC juga menyalahkan Iran atas konflik tersebut karena mendukung tindakan Hamas yang memperpanjang kekerasan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Jakarta, IDN Times – Tindakan Hamas yang mengeksekusi enam sandera pada Minggu (1/9/2024) mendapatkan kecaman dari banyak pihak, salah satunya Dewan Imam Global (GIC). Dalam sebuah pernyataan melallui media sosial X, GIC menyebut tindakan Hamas itu “biadab”.
"Kami sangat sedih dan marah atas pembunuhan keji ini, yang melanggar semua prinsip kemanusiaan, ajaran agama, dan hukum internasional," bunyi pernyataan GIC, dilansir The Jerussalem Post, Rabu (4/9/2024).
Dewan Imam Global mengakui bahwa penargetan warga sipil tidak hanya melanggar hukum Islam, tetapi juga Konvensi Jenewa.
1. GIC sebut Hamas bertanggung jawab atas semua kekacauan di Gaza

Pernyataan GIC juga seolah menyalahkan Hamas sepenuhnya atas konflik di Gaza saat ini. Lembaga tersebut mengatakan, Hamas bertanggung jawab penuh atas kematian dan penderitaan semua nyawa tak berdosa yang hilang sejak 7 Oktober.
“Tindakan mereka tidak hanya mendatangkan kematian dan kehancuran di wilayah tersebut tetapi juga mengakibatkan penderitaan besar bagi rakyat Palestina," kata lembaga itu dalam Seminari Islam Najaf di Irak.
Sebagai informasi, dilansir dari laman resminya, GIC terdiri dari para ulama dan pemimpin agama Islam dari semua sekte dan mazhab Islam. GIC dibentuk untuk membina persatuan dan representasi dalam komunitas Muslim.
2. Iran juga disalahkan atas konflik itu

Lebih jauh lagi, GIC juga ikut menyalahkan Iran atas konflik Gaza tersebut. Hal ini tak lepas dari peran mereka dalam mendulang dukungan bagi Hamas.
“Dukungan dan pengesahannya yang berkelanjutan terhadap tindakan Hamas melanggengkan kekerasan dan ketidakstabilan di kawasan,” katanya.
Pernyataan tersebut diakhiri dengan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban perang Israel-Hamas. Dewan juga memberikan seruan bagi semua pemimpin agama untuk menentang teror Hamas
“Kita perlu bekerja tanpa lelah menuju masa depan di mana perdamaian, keadilan, dan rasa hormat bagi semua kehidupan manusia merupakan fondasi keberadaan kita bersama,” tutup GIC dalam pernyataannya.
3. Hamas sebut kematian sandera karena kesalahan Israel

Pemerintah Israel berulang kali menyalahkan Hamas atas dampak dari konflik di Gaza. Di sisi lain, Hamas menyebut pembunuhan terhadap enam sandera pada Minggu merupakan kesalahan Israel sendiri.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, mengatakan kematian para sandera yang ditemukan pada Minggu dikarenakan sikap Netanyahu yang tak ingin menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
”Setiap penundaan dalam persetujuan dan komitmennya terhadap apa yang dicapai pada 7 Juli (dalam proposal gencatan senjata) berarti membahayakan nyawa lebih banyak tahanan," kata Izzat, dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya, dalam pidato Netanyahu, ia bersikeras mempertahankan wilayah perbatasan Gaza-Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi di bawah kendali tentara Israel. Upaya ini disebut Izzat sebagai upaya Netanyahu untuk meraih kemenangan imajiner.
“Pernyataan Netanyahu adalah pidato orang yang putus asa yang mencari kemenangan imajiner yang belum berhasil ia pasarkan kepada audiensnya setelah 10 bulan perang Nazi melawan rakyat kami di Jalur Gaza,” tuturnya.