Di Tengah COVID-19, Turki Tetap Jamin Hak Penerima Beasiswa Indonesia

Jakarta, IDN Times - Di tengah penyebaran virus corona baru, COVID-19, Pemerintah Turki tetap menjamin kelanjutan studi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari pemerintah Turki. Kepastian tersebut didapat setelah adanya pembicaraan antara petinggi lembaga pemberi beasiswa Turki dengan Duta Besar Indonesia, Muhamad Iqbal melalui percakapan video.
Selain itu, dalam upaya penanganan COVID-19, pemerintah Turki juga menjamin perlakuan yang sama bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Turki yang membutuhkan perawatan. Tercatat, ada 330 orang pelajar dan mahasiswa asal Indonesia yang terdaftar sebagai penerima beasiswa di Turki.
1. Pemerintah Turki tetap menjamin pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia mendapatkan haknya
Meski terdampak COVID-19, pemerintah Turki masih menjamin kelanjutan studi bagi pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia. Sebelumnya telah terjadi pembicaraan melalui video, antara Presiden Komunitas dan Kerabat Turki (YTB), Abdullah Eren dan Sekretaris Jenderal Turkiye Dinayet Foundation (TDV), Abdurrahman Cetin dengan Duta Besar Indonesia untuk Turki Muhamad Iqbal pada 31 Maret dan 3 April 2020.
Pembicaraan tersebut dilakukan sebagai respons Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, terhadap kekhawatiran pelajar dan mahasiswa serta orangtua penerima beasiswa dari Indonesia. Mereka khawatir tidak bisa lagi melanjutkan studi di Turki karena wabah COVID-19.
Akibat COVID-19, sebagian besar asrama mahasiswa digunakan sebagai tempat karantina bagi puluhan ribu warga Turki yang baru kembali dari luar negeri, termasuk jemaah umrah, mahasiswa Turki yang dievakuasi dari luar negeri, dan tentara yang baru kembali dari tugasnya di pangkalan militer Turki di luar negeri.
Sebagian mahasiswa yang tinggal di asrama harus mengungsi ke rumah mahasiswa lain atau pindah ke asrama yang dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Turki.
2. Pemerintah Turki juga akan menjamin perlindungan kesehatan bagi pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa dari Indonesia

Selain membicarakan keputusan kedua lembaga tersebut terhadap pelajar dan mahasiswa asal Indonesia, dalam video conference tersebut, Iqbal juga menawarkan untuk bersama-sama mencari solusi tentang kelanjutan studi pelajar dan mahasiswa asal Indonesia.
"Kedua pimpinan lembaga mengakui adanya ketidaknyamanan akibat sumber daya pemerintah Turki yang telah dialihkan untuk penanganan COVID-19 sejak pertengahan Maret lalu. Namun mereka mengonfirmasi bahwa seluruh pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia, tetap terjamin hak-haknya selama situasi darurat ini," ujar Iqbal.
Pemerintah Turki juga akan menjamin jika pelajar maupun mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia, mendapatkan pelayanan kesehatan jika membutuhkan. Termasuk mereka yang terkait dengan COVID-19, akan diperlakukan sama dengan warga negara Turki.
Iqbal mengatakan bahwa dua minggu, lalu ada seorang mahasiswa yang mendatangi KBRI dan terdeteksi panas tubuhnya di atas 38 derajat. KBRI lalu menghubungi call center pemerintah Turki.
Mahasiswa tersebut dibawa ambulans lalu menjalani tes di rumah sakit. Namun setelah dites, hasilnya negatif COVID-19. Mahasiswa tersebut diperbolehkan pulang tanpa harus membayar.
3. Ada lebih dari 4500 warga negara Indonesia di Turki

Saat ini, terdapat sekitar 4.500 WNI di Turki. Sebanyak 1.500 di antaranya bekerja sebagai spa therapist, 2.700 adalah pelajar dan mahasiswa, termasuk 330 orang mahasiswa Indonesia di Turki merupakan penerima beasiswa. Sisanya, WNI yang bekerja di organisasi-organisasi internasional dan mereka yang menikah dengan warga negara Turki.
Untuk menangani dampak COVID-19 terhadap WNI yang berada di Turki, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul telah membuat kesepakatan untuk membentuk satuan tugas bersama. Rencana tersebut akan melibatkan wakil masyarakat Indonesia yang berada di hampir semua kota di Turki maupun Siprus Utara.
Sejak awal pengumuman kasus COVID-19 pertama di Turki pada 10 Maret lalu, hingga Jumat (3/4), pemerintah Turki telah melakukan tes COVID-19 terhadap 125.556 orang. Hasilnya, 18.135 positif terinfeksi COVID-19, 356 orang meninggal. Pasien yang dirawat di ICU sebanyak 1.100, serta pasien yang berhasil sembuh ada 415 orang.