Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dianggap Menyebar Penyakit, Dua Siswa Pengungsi di Italia Harus Gunakan Toilet Khusus

Joseph Eid / Getty Images via huffingtonpost.com

Dua anak-anak pengungsi mendapat perlakuan diskriminatif oleh pihak sekolah. Kedua siswa tersebut merupakan pengungsi dari Mesir dan Ethiopia yang berusia sembilan dan 11 tahun. Perlakuan diskriminatif yang mereka terima adalah keduanya disuruh menggunakan toilet khusus atau berbeda dari siswa lainnya.

Seperti diberitakan Independent.co.uk, hal ini baru diketahui dua hari terakhir oleh pihak pengasuh dua anak tersebut. Keduanya bersekolah di Via Barone Rossi, Cagliari, Sardinia, Italia. Pihak sekolah sendiri yang dikabarkan mendapat permintaan tersebut dari para orangtua murid lain yang 'khawatir'.

Kedua siswa pengungsi dianggap menyebar penyakit.

Default Image IDN

Para orangtua khawatir kalau anak-anak mereka akan terjangkit penyakit yang dibawa oleh kedua siswa tersebut. Meski begitu, pengasuh para siswa tersebut telah menyerahkan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum mendaftar ke sekolah tersebut.

Namun, orangtua tetap tidak peduli dan khawatir akan masalah 'kesehatan' tersebut. Bahkan, ada orangtua yang mengancam akan keluar dari sekolah jika kedua siswa tersebut tidak diperlakukan berbeda. Sejauh ini dikabarkan lebih dari dua keluarga sudah mengancam seperti itu.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161003/un-4fbe5a9787fac01daf1d5a9d4e9aead9.jpg

Kedua siswa pengungsi tersebut kehilangan kedua orangtua saat menyeberang dari Afrika ke Eropa. Orangtua mereka dikabarkan meninggal dalam perjalanan. Atas tindakan para orangtua dan sekolah, pihak pengacara mengaku terkejut. Sayangnya, bukan hanya orangtua yang bertindak diskriminatif, tapi juga siswa lainnya.

Orangtua meminta anak-anaknya untuk menjauhi kedua siswa tersebut.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161003/huff-dfc27602da7e579c7afbd441466de106.jpg

Dikutip dari Daily Express, kedua siswa ini juga belum lancar berbahasa Italia. Bahasa Inggris mereka juga tidak kalah buruk. Hal tersebut membuat keduanya jarang berkomunikasi dan berinteraksi dengan yang lainnya. Ditambah lagi orangtua yang meminta anak-anaknya untuk menjauhi kedua siswa tersebut.

Salah satu murid mengaku pada media lokal, La Stampa yang dilansir DailyExpress mengatakan kalau orangtua menjelaskan bahwa kedua siswa tersebut terjangkit penyakit berbahaya. Meski begitu, dirinya mengaku bahwa dua siswa tersebut memang berbeda karena tidak bisa berbahasa Italia. Namun, keduanya tetap terlihat baik karena sering melempar tersenyum kepada siswa lainnya.

2016 ini, lebih dari 10.500 anak-anak pengungsi telah tiba di Italia. Dua pekan lalu, lebih dari 600 pengungsi dibawa dalam sebuah kapal yang sayangnya terbalik di lepas pantai Mesir. Kejadian tersebut menelan korban mencapai 29 orang meninggal, termasuk satu anak-anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us