Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dinilai Gagal dan Dipenuhi Kecaman, Kepala Polisi London Undur Diri

ilustrasi polisi Metropolitan London (Unsplash.com/John Cameron)
ilustrasi polisi Metropolitan London (Unsplash.com/John Cameron)

Jakarta, IDN Times - Dame Cressida Rose Dick, biasa disebut Cressida Dick, adalah perempuan pertama yang jadi Kepala Polisi Metropolitan London dalam 193 tahun terakhir. Pada Kamis (10/2/2022), dia mengundurkan diri setelah dinilai gagal oleh Sadiq Khan, Wali Kota London.

Kepolisian Metro London telah mengalami krisis kepercayaan publik. Banyak skandal dalam kepolisian tersebut yang membuat kepercayaan publik jatuh terhadap institusi itu.

Salah satu kasus paling parah adalah ruda paksa dan pembunuhan Sarah Everard. Kasus tersebut telah membuat geger Inggris tahun lalu. Pelaku adalah Wayne Couzens, anggota kepolisian Metro London itu sendiri, yang telah dihukum penjara seumur hidup.

1. Wali Kota Sadiq Khan tidak puas dengan kinerja Cressida Dick

Cressida Dick sendiri mengakui bahwa kasus Sarah Everard telah memberikan dampak negatif bagi institusinya.

Dilansir Reuters, Dick telah mencoba untuk membangun kembali kepercayaan itu. Namun, kasus lain seperti skandal rasisme, seksisme, homofobia, diskriminasi, intimidasi dan misoginis telah membuat Wali Kota London Sadiq Khan kecewa terhadap kinerjanya.

Khan baru-baru ini mendapati laporan 14 petugas polisi yang bekerja di Charing Cross Police. Mereka bertukar pesan yang isinya rasisme, homofobia, diskriminasi dan kebencian terhadap perempuan.

Pada Kamis, Khan mengatakan, "satu-satunya cara untuk mulai memberikan skala perubahan yang diperlukan adalah memiliki kepemimpinan baru tepat di pucak kepolisian Metropolitan."

2. Cresida Dick mengundurkan diri

Cressida Dick diangkat sebagai Kepala Metro London pada 2017. Sadiq Khan adalah orang yang menunjuknya sendiri. Masa jabatan Dick lima tahun dan akan berakhir pada April tahun ini.

Tapi, Menteri Dalam Negeri Priti Patel, politikus yang didukung oleh Khan, pada September lalu memperpanjang jabatannya dua tahun lagi sehingga masa kerja Dick akan sampai pada 2024.

Dengan kekecewaan Wali Kota London, Kepala Metro London itu memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Dengan sangat sedih, setelah berdiskusi dengan Wali Kota London, jelas bahwa Wali Kota tidak lagi memiliki kepercayaan yang cukup pada pimpinan saya. Dia tidak memberiku pilihan selain menyingkir sebagai komisaris kepolisian," kata Dick, dikutip dari The Guardian

Selama diangkat sebagai kepala polisi, Dick mendapatkan gaji 230 ribu pound per tahun atau sekitar Rp4,46 miliar. Dia akan bertahan sebentar dalam jabatan sementara untuk memastikan kepemimpinannya diambil alih.

Mundurnya Dick juga terjadi ketika Kepolisian Metro London sedang melakukan penyelidikan skandal partygate yang dilakukan di Downing Street. Skandal itu telah mengguncang pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson, dan membuat empat staf utamanya mengundurkan diri.

3. Daftar skandal kasus di Kepolisian Metro London

ilustrasi (Unsplash.com/Ehimetalor Akhere Unuabona)
ilustrasi (Unsplash.com/Ehimetalor Akhere Unuabona)

Dilansir France24, selain pembunuhan Everard, skandal lain yang membuat karir Dick berakhir adalah aksi kekerasan aparat untuk membubarkan demonstrasi. Bawahan Dick bahkan harus menangkap empat orang, yang merupakan pengunjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap institusi kepolisian pascakematian Everard.

Skandal lainnya adalah 14 petugas polisi yang diselidiki melakukan ujaran rasis, diskriminasi, serta seksisme. Para petugas bertukar pesan pada 2016 sampai 2018. Dari 14 petugas itu, dua orang justru dipromosikan menjadi sersan.

Sadiq Khan sangat kecewa dengan skandal itu. Rincian tentang kasus tersebut telah membuat dirinya marah. Dia mencari tanggapan terhadap Cresida Dick, tapi salah satu sumber Balai Kota London mengatakan, "singkatnya, dia (Dick) tidak mengerti."

Kasus lain yang saat ini sedang dalam perhatian banyak orang adalah penyelidikan atas pelanggaran aturan COVID-19 yang dilakukan di kantor PM Boris Johnson.

Pelanggaran yang disebut partygate, telah memicu kemarahan publik Inggris. Meski pegawai negeri senior Sue Gray telah melakukan penyelidikan akan hal itu, namun karena diduga ada unsur pidana, maka polisi London turun tangan. Kasusnya sampai saat ini masih terus berjalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us