Dubes Israel Kenakan Bintang Emas di Sidang PBB, Apa Artinya?

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengenakan bintang kuning pada jasnya saat berpidato di sidang Dewan Keamanan pada Senin (30/10/2023).
“Sama seperti kakek dan nenek saya, dan kakek nenek dari jutaan orang Yahudi, mulai sekarang saya dan tim akan memakai bintang kuning. Kami akan memakai bintang ini sampai Anda bangun dan mengutuk kekejaman Hamas,” kata Erdan, dilansir Anadolu Agency.
Dia mengacu pada serangan roket oleh kelompok pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu yang telah menyebabkan lebih dari 1.538 warga Israel tewas.
1. Mengutuk Hamas
Erdan dan diplomat Israel lainnya berulang kali mengecam beberapa negara anggota PBB karena tidak mengutuk Hamas.
“Kami akan berjalan dengan membawa bintang kuning sebagai simbol kebanggaan, sebagai pengingat bahwa kami bersumpah akan melakukan perlawanan untuk membela diri,” katanya.
Lencana itu bertuliskan "Never" yang berarti tidak pernah lagi. Para pemimpin Nazi awalnya menggunakan lencana bintang kuning bertuliskan kata Jude, yang merupakan simbol penganiayaan Nazi.
2. Serangan tak pandang bulu

Setelah serangan Hamas, militer Israel melancarkan kampanye kontroversial melawan Hamas di Gaza. Serangan-serangannya telah menewaskan lebih dari 8.300 warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
Tel Aviv telah menghadapi kritik dari banyak negara dan badan-badan PBB atas serangan udaranya yang tidak pandang bulu.
Utusan Israel juga menyasar Iran dalam pidatonya, dengan menyamakan pemerintahan Ayatollah Khamenei di Iran dengan rezim Adolf Hitler.
“Rezim Ayatollah adalah rezim Nazi modern dan pasukan pembunuh mereka termasuk Hamas, Jihad Islam Palestina, Hizbullah, Houthi, Garda Revolusi (Korps) dan jihadis biadab lainnya,” kata Erdan.
“Sama seperti rezim Nazi, rezim Ayatollah menabur kematian dan kehancuran di mana pun mereka berada,” tambahnya.
3. Menolak gencatan senjata
Pada Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza tidak akan pernah terjadi.
“Gencatan senjata berarti menyerah kepada Hamas, yang telah menewaskan 1.400 orang Israel dan menyandera labih dari 230 warga kami. Gencatan senjata ini tidak akan pernah terjadi. Israel akan berjuang sampai memenangkan pertempuran ini,” tegas Netanyahu.
Sementara itu, sekutu setia Israel, Amerika Serikat juga menentang gencatan senjata di Gaza yang sudah diserukan PBB.
“Kami tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat saat ini,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
Namun, AS yakin bantuan kemanusiaan bisa masuk dengan lancar via perbatasan Rafah, Mesir. Ia mengklaim ada sekitar 100 truk yang masuk setiap harinya.