Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Ibu Negara Korsel Jalani Hidup di Sel Isolasi Tanpa Ranjang

Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Intinya sih...
  • Kim Keon Hee menjalani sel isolasi tanpa ranjang di Pusat Detensi Seoul Nambu.
  • Dakwaan pidana meliputi pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal dan penerimaan hadiah mewah.
  • Penahanan Kim dan suaminya dianggap sebagai penegasan supremasi hukum dan memperlemah Partai Kekuasaan Rakyat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kim Keon Hee, mantan Ibu Negara Korea Selatan, memulai masa tahanannya di sel isolasi Pusat Detensi Seoul Nambu, pada Rabu (13/8/2025). Sel yang ditempatinya mirip dengan ruang tahanan suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Penahanan ini berkaitan dengan penyelidikan dugaan suap, manipulasi saham, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Pada Selasa malam (12/8/2025), Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat penangkapan atas Kim. Hakim menilai ada risiko penghilangan barang bukti. Kim menjadi mantan ibu negara pertama di Korea Selatan yang ditahan, menyusul suaminya yang lebih dulu mendekam di penjara sejak awal Agustus 2025.

1. Kondisi sel isolasi dan aktivitas harian

Kim menempati sel isolasi berukuran 6–10 meter persegi dengan fasilitas dasar seperti loker, meja lipat, televisi, dan toilet. Tidak tersedia ranjang, sehingga ia tidur di atas kasur di lantai. Sarapan pertamanya terdiri dari roti dengan selai stroberi, sosis, dan salad.

Jadwal mandi dan olahraga Kim dipisahkan dari narapidana lain untuk menjaga keamanan. Seorang narasumber anonim mengatakan fasilitas yang diterima Kim sama seperti tahanan lain, namun pengaturan waktunya berbeda.

“Penyesuaian ini semata demi keamanan dan ketertiban.” kata sumber anonim tersebut.

2. Dakwaan pidana yang dihadapi Kim Keon Hee

Kim didakwa melanggar Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang Dana Politik, dan menerima hadiah mewah berupa dua tas Chanel serta kalung berlian dari Gereja Unifikasi sebagai imbalan dukungan bisnis. Ia juga dituding ikut campur dalam pemilihan legislatif tahun 2022.

Dalam pemeriksaan, Kim mengaku kalung yang dikenakannya pada KTT NATO 2022 adalah palsu dan dibeli dua dekade lalu di Hong Kong. Namun, penyelidik menyatakan perhiasan itu asli.

“Saya minta maaf atas masalah yang saya timbulkan,” ucap Kim pada pekan lalu, sambil membantah seluruh tuduhan, dilansir DW.

3. Dampak penahanan terhadap situasi politik

Penahanan ini menjadi peristiwa pertama di Korea Selatan, yang mana mantan presiden dan mantan ibu negara dipenjara bersamaan. Pengamat politik di Seoul menyebut peristiwa ini sebagai penegasan supremasi hukum.

“Kejadian ini menunjukkan bahwa hukum berlaku bagi semua, tanpa memandang jabatan,” ujarnya, dilansir BBC.

Langkah ini juga diyakini memperlemah Partai Kekuasaan Rakyat yang berafiliasi dengan pasangan tersebut, serta membuka peluang bagi oposisi mengambil alih kendali politik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us