Eks PM Israel: Ini Saatnya Serang Fasilitas Nuklir Iran

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, menyerukan penghancuran program nuklir Iran sebagai balasan atas serangan rudal Teheran di Tel Aviv. Ungkapan itu disampaikan pada hari yang sama saat Israel menginvasi Lebanon selatan.
"Kita harus bertindak sekarang untuk menghancurkan program nuklir Iran, fasilitas energi pusatnya, dan melumpuhkan rezim teroris ini," ujarnya dalam unggahan di media sosial X pada Selasa (1/10/2024).
1. Bennett sebut penghancuran program nuklir Iran untuk mengubah wajah Timur Tengah
Bennett menambahkan, Israel kini memiliki kesempatan terbesarnya dalam 50 tahun terakhir untuk mengubah wajah Timur Tengah.
"Kita memiliki pembenaran. Kita punya alatnya. Sekarang setelah Hizbullah dan Hamas lumpuh, Iran menjadi terekspos," ungkapnya.
Pada 1 Oktober, Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan serangannya itu merupakan respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan IRGC Abbas Nilforoshan.
2. Janji Netanyahu untuk balas dendam
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Iran melakukan kesalahan besar dan berjanji akan melakukan aksi balasan.
"Iran kembali menyerang Israel dengan ratusan rudal. Serangan ini gagal karena berhasil digagalkan berkat sistem pertahanan udara Israel, yang merupakan sistem pertahanan tercanggih di dunia. Saya memuji Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas pencapaian yang mengesankan ini," ungkapnya.
"Serangan ini juga berhasil digagalkan berkat kewaspadaan dan tanggung jawab anda warga Israel. Saya juga berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas dukungannya dalam upaya pertahanan kami," sambungnya.
Menurut Netanyahu, Israel tetap berpegang teguh pada aturan yang telah ditetapkan, yaitu 'siapapun yang menyerang kami, kami akan menyerang mereka'. Hal tersebut akan berlaku di mana pun tempat Israel memerangi poros kejahatan, yang ia klaim termasuk di Gaza, Lebanon, Yaman, dan Suriah, serta juga berlaku di Iran.
3. Kondisi terkini di Gaza dan Lebanon terkait serangan Israel
Militer Israel telah melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza, sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel telah membunuh lebih dari 41.600 orang, yang mana sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 96.400 lainnya.
Eskalasi konflik telah menyebar ke Lebanon, dengan tentara Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Hizbullah pada 23 September.
Menurut perhitungan terbaru Anadolu Agency pada Rabu (2/10/2024) berdasarkan Kementerian Kesehatan Lebanon, akibat serangan mematikan itu, lebih dari 1.073 orang terbunuh dan melukai lebih dari 2.950 lainnya. Nasrallah juga tewas dalam serangan Israel pada Jumat di pinggiran selatan kota Beirut, Dahiyeh.