Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Elon Musk Ancam Gulingkan Politisi Pendukung RUU Anggaran Trump

CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Miliarder teknologi Elon Musk mengancam akan berusaha menggulingkan setiap anggota Kongres yang mendukung rancangan undang-undang (RUU) anggaran usulan Presiden AS, Donald Trump. Ancaman tersebut menyasar politisi dari Partai Republik yang sebelumnya ia dukung secara finansial dalam pemilu 2024.

Lebih lanjut, Musk menyatakan bahwa jika RUU yang ia sebut sebagai pemborosan gila itu disahkan, ia akan membentuk sebuah partai politik baru. Partai alternatif yang digagasnya tersebut akan diberi nama "America Party".

Serangkaian pernyataan ini menandai kelanjutan perseteruan antara Musk dengan pemerintahan Trump terkait RUU tersebut. Konflik ini menjadi sorotan mengingat Musk merupakan salah satu donatur utama kampanye Trump pada pemilu 2024.

"Setiap anggota Kongres yang berjanji untuk mengurangi pengeluaran pemerintah, lalu malah mendukung kenaikan utang terbesar dalam sejarah, harus menundukkan kepala karena malu! Mereka akan kalah dalam pemilihan awal (primary) tahun depan, bahkan jika itu adalah hal terakhir yang saya lakukan di dunia ini," tulis Musk di media sosialnya, X pada Selasa (1/7/2025).

1. Alasan penolakan Musk

Alasan penolakan Musk adalah proyeksi dampak RUU tersebut terhadap keuangan negara. Menurut estimasi Kantor Anggaran Kongres AS, RUU itu akan menambah defisit anggaran hingga 3,3 triliun dolar AS (sekitar Rp 53,5 kuadriliun).

Dalam salah satu unggahannya di media sosial X, Musk melabeli risiko peningkatan utang ini dengan sebutan "perbudakan utang". Selain isu defisit, Musk menyoroti isi RUU yang dinilai merugikan inovasi teknologi dan industri masa depan. RUU tersebut diketahui akan menghapus berbagai subsidi federal untuk kendaraan listrik (EV) dan proyek energi bersih setelah tahun 2027.

Musk berpendapat bahwa kebijakan ini salah arah karena lebih menguntungkan industri konvensional yang sudah mapan.

"Ini benar-benar gila dan merusak. RUU ini memberi hadiah kepada industri masa lalu sambil merusak parah industri masa depan," tutur Musk, dilansir dari Business Insider.

2. Trump ancam balik Musk

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)

Ancaman Musk bisa dilaksanakan dengan mendukung politisi penantang dalam pemilihan pendahuluan. Dampak ancaman ini akan lebih terasa bagi anggota DPR AS yang menghadapi pemilihan setiap dua tahun sekali.

Tidak tinggal diam, Trump melancarkan serangan balasan melalui platform media sosialnya, Truth Social. Trump menyebut Musk sangat bergantung pada subsidi pemerintah untuk bisa menjalankan semua bisnisnya.

Trump bahkan mengancam akan memerintahkan penyelidikan terhadap seluruh perusahaan milik Musk. Penyelidikan itu rencananya akan dilakukan oleh unit efisiensi pemerintah, DOGE, yang ironisnya pernah dipimpin oleh Musk sendiri.

"Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi daripada manusia mana pun dalam sejarah. Tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan kembali ke Afrika Selatan. Mungkin kami harus meminta DOGE untuk memeriksanya dengan baik dan saksama? JUMLAH UANG BESAR YANG BISA DIHEMAT!!!," tulis Trump, dikutip dari CNN.

3. Keretakan hubungan Trump-Musk

Elon Musk tercatat berkontribusia hingga lebih dari 275 juta dolar AS (sekitar Rp4,4 triliun) dalam pemilu tahun lalu. Selain dukungan dana, Musk juga pernah menjabat sebagai penasihat di Gedung Putih yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

Perseteruan mengenai RUU ini sebenarnya sempat mereda sesaat beberapa waktu lalu. Musk saat itu mengakui bahwa beberapa komentarnya mengenai Trump mungkin sudah berlebihan. Namun, kini ia melanjutkan kembali kritiknya.

"Sudah jelas sekali, dengan pengeluaran gila-gilaan dari rancangan undang-undang ini, yang meningkatkan batas utang hingga rekor LIMA TRILIUN DOLAR, kita ini hidup di negara satu partai saja – PARTAI BABI RAKUS!!. Sudah waktunya ada partai politik baru yang benar-benar peduli pada rakyat," tulis Musk, dikutip dari CNBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us