Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Emmanuel Macron Menang Putaran Pertama Pilpres Prancis

Emmanuel Macron (youtube.com/Emmanuel Macron)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berhasil memenangkan pemilihan presiden (pilpres) putaran pertama. Berdasarkan hasil perhitungan cepat, Macron diperkirakan memperoleh suara tertinggi dengan 28,1 hingga 29,5 persen suara, dikutip Politico.  

Ada 12 kandidat yang bertarung untuk memperebutkan posisi Prancis 1. Berdasarkan aturan pemilu di Prancis, jika tidak ada kandidat yang berhasil memperoleh 50 persen suara pada putaran pertama, maka pilpres putaran kedua akan dilangsungkan untuk menentukan pemenang. 

Pesaing utama Macron adalah Marine Le Pen, yang mendaparkan 23,3 hingga 24,4 persen suara. Dua tokoh ini telah diproyeksikan akan kembali bertarung di putaran kedua pada 24 April mendatang. Ini akan mengulangi pertarungan pilpres 2017 silam, ketika Macron bertarung dengan Le Pen dan berhasil mengalahkannya.

1. Macron dan Le Pen berada di dua urutan teratas

Marine Le Pen (Twitter.com/Marine Le Pen)

Selama 20 tahun terakhir, jarang ada presiden Prancis yang memerintah dalam dua masa jabatan berturut-turut. Tapi kali ini, Macron berusaha untuk mengamankan periode keduanya. 

Lembaga survei Ifop, OpinionWay, Elabe dan Ipsos, memberikan proyeksi hasil dalam putaran pertama yang berlangsung pada hari Minggu. Dikutip dari France24, Macron berhasil mengumpukan 28,1-29,5 persen dukungan suara. Sementara Le Pen dari sayap kanan berhasil mendapatkan 23,3-24,4 persen suara pemilih.

Posisi ketiga berhasil ditempati oleh Jean-Luc Melenchon yang mendapatkan 20,3 persen suara. Posisi keempat diraih oleh Eric Zemmour dengan tujuh persen dan posisi kelima ada Valerie Pecresse yang berhasil mengumpulkan 4,8 persen suara dukungan.

Sampai laporan lembaga survei ini dirilis, hasil akhir secara resmi belum diumumkan. Tapi finalis yang diproyeksikan akan bertarung dalam putaran kedua pilpres adalah Macron dan Le Pen. Pilpres putara kedua dijadwalkan akan berlangsung pada 24 April.

2. Kemenangan Macron akan dianggap sebagai kemenangan UE

Elektabilitas Macron kian tergerus karena inflasi, kenaikan harga energi, makanan, serta kebutuhan rumah tangga. Para pemilih dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, menurut CBS News, telah terdorong untuk menjatuhkan pilihannya kepada Le Pen.

Pada 2017 lalu, Macron berhasil mengalahkan Le Pen dengan telak dalam pilpres putaran kedua. Kemenangan itu mengantarkan Macron menjadi presiden termuda Prancis dalam sejarah modern negara tersebut.

Macron adalah seorang sentris-nasionalis. Besar kemungkinan dia akan bertarung lagi melawan Le Pen, kandidat dari sayap kanan yang berjanji akan melarang jilbab muslim di jalanan, tukang daging halal, serta mengurangi imigrasi dari luar Eropa.

Jika Macron memenangkan kembali pertarungan ini, para pengamat menilai itu akan dianggap sebagai kemenangan bagi Uni Eropa (UE). Prancis sebagai kekuatan ekonomi kedua di EU akan memiliki peningkatan kerja sama dengan Jerman. 

Bagi Le Pen, di masa lalu ia memiliki ambisi seperti yang dilakukan oleh Inggris, yakni melepaskan Prancis dari UE, atau Frexit. Tapi dalam pemilihan kali ini, ambisi itu sepertinya telah ia buang jauh-jauh.

3. Ketakutan munculnya ekstrem politik

Emmanuel Macron (kiri) sedang bersalaman (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Selain Macron dan Le Pen, pilpres kali ini juga diramaikan oleh kandidat dari sayap kiri, Jean-Luc Melenchon, yang berhasil mendapatkan posisi ketiga pada putaran pertama.  

Para pendukung yang memilih Macron mengatakan, salah satu kekhawatiran mereka adalah meningkatnya kemunculan ekstrem politik tersebut.

"Saya takut dengan ekstrem politik. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Prancis," kata loyalis Macron, Therese Eychenne, dikutip dari Reuters

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti siapa yang bakal memenangkan pertarungan di putara kedua. Front republik, gabungan sayap kiri dan kanan yang dulu pernah membantu Macron mengalahkan Le Pen, kini sudah terpecah. Ada kemungkinan Macron akan kalah, tapi bukan mustahil mantan bankir itu berhasil mengamankan periode keduanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us