Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Estonia Naikkan Anggaran Pertahanan Hingga 5 Persen

Ilustrasi bendera Estonia. (unsplash.com/@stanislau93)
Ilustrasi bendera Estonia. (unsplash.com/@stanislau93)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Estonia, Kristen Michal, mengumumkan rencana peningkatan anggaran pertahanan hingga 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2026. Langkah ini penting untuk peningkatan pertahanan nasional dari ancaman Rusia. 

"Kami harus beradapatasi dengan cepat di tengah situasi keamanan yang semakin berbahaya dari hari ke hari. Kami harus terus memperkuat pertahanan negara kami dengan meningkatkan anggaran pertahanan," tutur Michal pada Rabu (19/3/2025). 

Keputusan Estonia ini mengikuti peningkatan anggaran pertahanan di negara tetangganya, Latvia dan Lithuania. Ketiga negara Baltik itu terancam oleh Rusia dan khawatir akan kemungkinan penarikan tentara Amerika Serikat (AS) dari Eropa. 

1. Peningkatan anggaran terbesar dalam sejarah Estonia

Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, mengatakan bahwa keputusan ini adalah sejarah baru di negaranya. Ia menyebut Estonia tidak pernah meningkatkan anggaran pertahanan hingga sebesar itu. 

"Peningkatan anggaran pertahanan dari awalnya 3 menjadi 5 persen dari PDB dalam setahun adalah langkah besar yang bersejarah bagi Estonia. Keputusan ini akan memastikan keamanan negara dan warga Estonia," ungkapnya, dikutip TVP World

Pevkur menambahkan, prioritas peningkatan pertahanan Estonia terletak pada sistem pertahanan udara, senjata jarak jauh, drone, dan peningkatan peralatan perang elektronik. Ia mengatakan sudah mempelajari semua dari perang Rusia-Ukraina. 

Sementara itu, Estonia sudah mengalokasikan 3,4 persen PDB untuk pertahanan yang nominalnya sekitar 1,3 miliar euro (Rp23,4 triliun). Peningkatan ini akan membuat pengeluaran pertahanan menjadi 1,6 miliar euro (Rp28,8 triliun). 

2. Oposisi minta anggaran pertahanan naik jadi 7 persen dari PDB

Kepala Partai Sosial Demokrat Estonia (SDE), Lauri Laanemets, mengatakan bahwa Estonia seharusnya meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 7 persen dari PDB. 

"Saya tidak akan mengkritisi Pevkur atas perannya. Dia cukup kompeten, tapi mengenai peningkatan sektornya, dia masih kurang. Kunci masalahnya adalah memastikan rencana komando militer terimplementasi sesuai rentang waktunya. Sedangkan anggaran pertahanan akan naik menjadi 5 persen. Padahal seharusnya naik menjadi 6-7 persen," terangnya, dilansir ERR.

Sedangkan pemimpin oposisi lainnya, Urmas Reinsalu, mengatakan bahwa pemerintah harus dapat membedakan mana yang penting dan tidak. Ia meminta agar arahan dari pejabat pertahanan harus diimplementasikan tanpa penundaan. 

3. Polandia dan Baltik berencana keluar dari perjanjian larangan ranjau

Kementerian Pertahanan Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania sudah mengumumkan bersama rencana penarikan diri dari perjanjian larangan ranjau. Langkah ini menyusul kekhawatiran ancaman serangan militer dari Rusia dan Belarus. 

"Ancaman dari Rusia dan sekutunya Belarus terus naik signifikan. Pada puncak ketegangan ini maka kami harus memberikan fleksibilitas dan kebebasan pilihan dalam rangka mempertahankan NATO di sisi timur," terangnya, dikutip BBC.

Sebagai informasi, Perjanjian Ottawa atau Perjanjian Larangan Ranjau sudah ditetapkan pada 1997. Perjanjian ini berfungsi melarang penanaman ladang ranjau di seluruh dunia dan sudah ditandatangani oleh lebih dari 160 negara. 

Sedangkan negara Baltik sudah menyetujui perjanjian itu pada 2005 dan Polandia bergabung sejak 2012. Namun, negara dengan kekuatan militer besar, seperti AS, China, Rusia, India, dan Pakistan tidak pernah menandatanganinya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us