Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gantikan AS, Prancis Akan Bagikan Informasi Intelijen ke Ukraina

ilustrasi bendera Prancis (pexels.com/@atypeek)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu, pada Kamis (6/3/2025), mengatakan bahwa Prancis akan tetap membagikan informasi intelijen kepada Ukraina. Ia menyebut Prancis dapat menggantikan peran Amerika Serikat (AS). 

Pernyataan ini disampaikan menyusul keputusan AS memblokir pembagian informasi intelijen dan bantuan militer kepada Ukraina. Langkah ini disebut untuk menekan Kiev agar bersedia ikut dalam proses perundingan damai dengan Moskow. 

1. Klaim intelijen Prancis berdaulat dan siap membantu Ukraina

Lecornu mengatakan bahwa Prancis masih memiliki intelijen yang dapat digunakan untuk membantu Ukraina. Ia menyebut Paris akan terus mendukung dan membantu Kiev. 

"Saya pikir Inggris memiliki komunitas intelijen dengan AS yang membuatnya lebih rumit. Sedangkan intelijen kami berdaulat. Ya, kami memiliki sumber daya intelijen dan kami dapat membagikan informasi intelijen kepada militer Ukraina," tuturnya, dilansir Politico.

Ia menambahkan, langkah Washington ini kemungkinan adalah ide dari Presiden AS Donald Trump untuk menggunakan bantuan militer sebagai desakan kepada Ukraina agar bersedia bernegosiasi dengan Rusia. 

Lecornu menyebut, jika ini memang sebuah alat untuk menekan Ukraina, maka ini akan sangat berat bagi Ukraina yang moralnya sedang terguncang. 

2. Macron umumkan perluasan pencegahan senjata nuklir di Eropa

Sehari sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan akan memperluas perlindungan senjata nuklir milik Prancis di negara-negara Eropa lainnya dari ancaman Rusia. 

"Saya memutuskan memperluas perlindungan senjata nuklir kepada sekutu kami di Benua Eropa. Pencegahan nuklir kami telah melindungi kami selama ini dan membuat Prancis berdaulat penuh. Ini akan melindungi kami lebih dari negara tetangga kami," tuturnya, dikutip CNN

Ia menambahkan, Eropa saat ini sudah memasuki sebuah era baru. Ia mengklaim bahwa Eropa akan terlihat bodoh jika tetap menjadi penonton dari segala bentuk ancaman Rusia. 

"AS, sekutu kami, sudah mengubah posisinya dalam perang ini dan mengurangi dukungan kepada Ukraina. Ini membuat keraguan yang akan datang. Saya percaya bahwa AS akan tetap berada di sisi kami, tapi kami juga harus siap jika itu memang yang terjadi," tandasnya.  

3. Polandia-Lithuania sambut baik rencana Prancis

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyambut baik rencana Macron untuk memperluas pencegahan nuklir kepada negara-negara sekutu di Eropa. 

"Proposal dari Macron menunjukkan kesiapan Prancis dan menjadikan sebuah pertahanan yang sangat menjanjikan. Kami harus memperlakukan rencana ini dengan serius," terangnya, dilansir The Kyiv Independent

Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, mengaku tertarik dengan ide tersebut. Ia mengklaim bahwa perluasan payung perlindungan senjata nuklir Prancis akan sangat efektif dalam menghadapi ancaman Rusia. 

Polandia dan Lithuania merupakan negara di pertahanan timur NATO yang terancam oleh Rusia dan Belarus. Keduanya akan menjadi negara pertama yang terdampak jika pecah perang antara NATO dan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us