Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gelombang Panas Ancam Ketahanan Pangan Korut

nknews.org

Pyongyang, IDN Times - Gelombang panas yang terjadi di Korea Utara menjadi ancaman nyata bagi Pemerintah Korut. Bukan hanya mengancam nyawa, hawa panas yang terus terjadi membuat ketahanan pangan Korut goyah.

Kekeringan terjadi, lahan-lahan terancam gagal panen. Pemerintah pun meminta warga negara untuk membantu melindungi tanaman dari kekeringan.

1. Lahan-lahan pertanian di Korea Utara mengalami kekeringan

Kim Kwang Hyon/AP via guardian
Kim Kwang Hyon/AP via guardian

Dikutip dari BBC, dan Reuters, media pemerintah memperingatkan jika tanaman pangan utama seperti beras dan jagung terancam gagal panen.

Pemerintah meminta warga untuk bergabung dan berjuang untuk mengamankan panen.

Hawa panas ini dinilai sebagai bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

2. Pemerintah meminta warga untuk terlibat aktif menjaga ketahanan pangan

nknews.org

Kantor berita negara KCNA mengatakan, peralatan irigasi sedang diperbaiki dan sumur serta waduk baru dibuat. Langkah itu dilakukan untuk menyelamatkan agar lahan sawah tidak kekeringan. Semua peralatan pengairan dikerahkan untuk menyelamatkan lahan.

3. Suhu di Pyongyang mencapai 37,8 derajat celcius. Bahkan di Seoul, suhu terpanasnya mencapai 39 derajat celcius

koreaherald.com
koreaherald.com

Suhu di ibu kota Pyongyang mencapai rekor tertinggi 37,8 derajat celcius. Bukan hanya di Korut, di ibu kota Korea Selatan, Seoul juga baru-baru ini mencatat suhu terpanasnya yakni 39 derajat celcius. Bahkan Korea Selatan melaporkan 28 orang tewas karena hawa panas.

Awal tahun ini Kepala Program Pangan Dunia PBB melakukan kunjungan ke Korea Utara. Ia mengatakan, masyarakat Korea Utara mengalami gizi buruk dan sedang bekerja keras untuk memenuhi standar gizi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
IAKT
EditorIAKT
Follow Us