Guyana Perluas Kerja Sama Militer dengan AS, Mau Lawan Venezuela?

- Presiden Guyana setuju perjanjian ekspansi militer dengan AS
- Kerja sama meliputi bantuan radar, latihan militer, dan pembelian peralatan alat tempur
- Trinidad-Tobago diam-diam izinkan AS dirikan fasilitas militer di bandara negaranya
Jakarta, IDN Times - Presiden Guyana, Irfaan Ali menyetujui perjanjian ekspansi militer dengan Amerika Serikat (AS). Persetujuan ini didorong oleh tensi antara AS dan Venezuela dalam beberapa bulan terakhir.
“Persetujuan ini untuk mengekspansi kerja sama militer dengan AS dengan tetap memegang teguh penghormatan penuh terhadap kedaulatan dan hukum di kedua negara,” tutur Ali, dikutip dari EFE, Jumat (12/12/2025).
Sebelumnya, Guyana sudah mendukung penuh penerjunan militer AS di Laut Karibia dengan dalih melawan penyelundupan narkoba. Situasi ini memicu perselisihan antara Guyana dan Venezuela.
1. Penasehat Kementerian Perang AS kunjungi Guyana
Perjanjian ini diresmikan bersamaan dengan kunjungan Penasehat Kementerian Perang AS, Patrick Weaver dan Asisten Kementerian Perang AS, Joseph Humire. Dalam pertemuan itu, delegasi kedua negara menyatakan kerja sama militer dan keamanan.
Ali mengungkapkan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari strategi antara Washington dan sekutu di dalam Komunitas Amerika Selatan dan Karibia (CARICOM). Langkah ini untuk memperkuat pertahanan dan keamanan dalam Operasi Southern Spear.
Sebagai informasi, Operasi Southern Spear, AS sudah menenggelamkan sekitar 20 kapal boat. Diperkirakan sudah ada 80 awak kapal yang tewas tanpa adanya peradilan atas dugaan penyelundupan narkoba.
2. Guyana mendapatkan bantuan radar dari AS
Pada saat yang sama, militer Guyana berhasil mendapatkan bantuan dari Komando Militer Selatan AS untuk meningkatkan kapabilitas radar. Dengan ini, Guyana akan memiliki alat untuk mendeteksi aktivitas di perairannya.
“Pembangunan alat di pesisir ini penting untuk meningkatkan kapabilitas deteksi dari Penjaga Pantai Guyana. Proyek radar di area pesisir ini adalah upaya untuk kerja sama antara Komando Militer Selatan AS dan militer Guyana,” terangnya, dikutip dari Stabroek News.
Sementara itu, kerja sama militer antara AS dan Guyana ini meliputi berbagai area, termasuk latihan, pertukaran pengalaman. Selain itu, pembelian sejumlah peralatan alat tempur dari AS.
3. Trinidad-Tobago perbolehkan AS dirikan fasilitas militer di negaranya
Trinidad-Tobago secara diam-diam memperbolehkan AS untuk mendirikan fasilitas di bandara di negaranya. Langkah ini membuat kekhawatiran di dalam negeri terkait ketegangan di Laut Karibia.
Perdana Menteri Trinidad-Tobago, Kamla Persad-Bissessar mengatakan bahwa radar tersebut berfungsi untuk melawan tindakan kriminalitas transnasional. Selain itu, penting untuk mencegah Venezuela melanggar sanksi pengiriman minyak mentah ke negara lain.
“AS memiliki ribuan satelit, mereka punya sistem GPS dan memiliki 20 persen dari Angkatan laut di Karibia yang mayoritas dengan kemampuan teknologi yang canggih. Maka dari itu, mereka membutuhkan radar di negara kami untuk kepentingan militer,” terangnya.


















