AS Peringatkan Venezuela Tak Ganggu Guyana

- Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memperingatkan Venezuela untuk tidak mengganggu Guyana.
- Rubio menegaskan bahwa AS akan melindungi Guyana dari ancaman Venezuela dan proyek eksploitasi minyak ExxonMobil di sana.
- Presiden Guyana Irfaan Ali menyambut baik dukungan penuh AS terhadap negaranya dari ancaman Venezuela.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, pada Jumat (28/3/2025), memperingatkan Venezuela untuk tidak mengganggu Guyana. Ia mengklaim, militer AS akan melindungi Guyana dari segala ancaman Venezuela.
"Saya percaya diri sebagai Menlu AS bahwa akan ada konsekuensi atas langkah pengambilan risiko. Saya menekankan akan ada tindakan dari AS untuk segala aksi agresif kepada Guyana," terangnya, dilansir France24.
Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela-Guyana terlibat ketegangan imbas klaim teritori Esequibo. Pada Desember 2023, kedua negara sudah mengadakan perjanjian di Saint Vincent untuk tidak memprovokasi satu sama lain.
1. Kecam ancaman Venezuela di proyek ExxonMobil
Rubio menambahkan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu proyek eksploitasi minyak ExxonMobil di Guyana. Ia mengklaim, AS memiliki militer besar untuk memberikan pelajaran bagi Venezuela.
"Apabila mereka tetap menyerang proyek ExxonMobil di Guyana. Maka, ini akan menjadi sebuah hari atau pekan terburuk bagi mereka (Venezuela). Kami memiliki Angkatan Laut yang besar dan mereka berada di mana-mana," terangnya.
Dalam kunjungan itu, Rubio menyetujui kerja sama pertahanan antara AS dan Guyana, termasuk dalam perluasan pembagian informasi. Sebelumnya, kedua negara sudah menyetujui perjanjian patroli gabungan di perairan Guyana.
Pada awal Maret, AS dan Guyana sudah mengecam inkursi Venezuela di perairan Esequibo. Kapal patroli Venezuela tersebut diketahui masuk ke dalam perairan Guyana pada pagi hari.
2. Guyana sambut baik dukungan AS
Presiden Guyana Irfaan Ali menyambut baik dukungan penuh AS terhadap negaranya dari ancaman Venezuela. Ia menyebut bahwa klaim Venezuela terhadap teritori Esequibo tidak bisa dibenarkan.
"Saya sangat senang dengan keberpihakan AS dan kesediaan Washington dalam memastikan keamanan integritas teritorial dan kedaulatan Guyana dari segala ancaman dari luar," tutur Ali.
Sebelumnya, Perwakilan Khusus AS di Amerika Latin, Mauricio Claver-Carone mengungkapkan bahwa AS berencana mengadakan perjanjian keamanan dengan Guyana seperti perjanjian dengan negara-negara Teluk di Timur Tengah.
Dengan perjanjian itu, Washington setuju untuk mengirimkan militernya dalam melindungi negara-negara monarki di Timur Tengah dari target serangan dan ancaman negara tetangganya, Iran.
3. Venezuela kecam penetapan tarif 25 persen kepada sektor migas
Pada hari yang sama, Venezuela mengecam ancaman dari Presiden AS, Donald Trump yang akan menjatuhkan tarif 25 persen bagi siapapun negara yang terlibat perdagangan dengan Venezuela di sektor minyak dan gas mulai April.
"Kami menganggap langkah ini adalah pemaksaan, ilegal, dan keputusasaan dari AS. Langkah ini sudah menunjukkan kegagalan dan akan berujung seperti sanksi-sanksi sebelumnya. Ini menunjukkan ketidakgoyahan dari Venezuela dalam mempertahankan kedaultan dan kehormatannya," ungkapnya, dikutip Telesur.
Mendengar keputusan ini, perusahaan India dan China berencana menangguhkan impor minyak mentah dari Venezuela. Padahal, sebanyak 50 persen ekspor minyak Venezuela dipasarkan ke China dan India pada 2024.