Hizbullah Lancarkan Serangan Siber, Targetkan Rumah Sakit Israel

- Peretas Hizbullah diduga serang rumah sakit di Haifa, Israel.
- Pesan yang disebarkan menduga adanya senjata di bawah Rumah Sakit Carmel dan Assuta.
- Israel menargetkan fasilitas sipil di Lebanon untuk menekan Hizbullah.
Jakarta, IDN Times – Peretas yang mengaku mendukung Hibullah diduga melancarkan serangan siber terhadap rumah sakit di Haifa, Israel. Pesan yang disebarkan berisikan informasi yang menduga adanya penyimpanan senjata di bawah Rumah Sakit Carmel dan Assuta di Israel Utara.
Pesan itu disebarkan usai Israel mengebom rumah sakit Hizbullah di Beirut pada Senin (21/10/2024) pagi. Salah satu tweet menampilkan gambar Rumah Sakit Assuta di Ramat Hachayal, Tel Aviv, dengan caption yang cenderung memancing.
“Rumah Sakit Assuta di Haifa, apa yang ada di bawahnya?” bunyi caption itu, dilansir Jerussalem Post.
Media Israel itu mengungkap, gambar tersebut keliru mendeskripsikan pusat medis pada postingan. Sebab lokasi gambar sebenarnya berada di Tel Aviv.
1. Di bawah rumah sakit dirumorkan ada senjata Israel

Adapun peretas lain membagikan gambar dengan caption yang secara langsung mengungkapkan keberadaan senjata di bawah rumah sakit. Rumah Sakit Carmel di Haifa disebut memiliki ruang bawah tanah dan lantai dua yang berisi senjata, amunisi rudal, dan uang tunai jutaan dolar.
“Tanggapi ini dengan serius dan serang dengan rudal dan drone yang tepat sasaran. Jangan bersikap lunak terhadap musuh,” bunyi unggahan itu.
Jerussalem Post yang mengungkap adanya narasi semacam itu mengambarkan hal tersebut tak benar adanya. Media Israel itu menegaskan tak ada senjata di bawah rumah sakit.
“Perlu dicatat bahwa tidak ada senjata atau peralatan militer di bawah pusat medis Israel,” lapor media tersebut.
2. Serangan Isrel di Beirut berlanjut

Dilansir Al Jazeera, serangan udara Israel ke Beirut, Lebanon, masih terus berlanjut. Setidaknya, terdapat 13 kali serangan udara Israel pada Senin di pinggiran selatan Beirut.
Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat, empat orang tewas, termasuk seorang anak, dan sedikitnya 24 orang terluka.
”Petugas masih menggali reruntuhan, mencoba menemukan korban selamat,” kata kementerian.
Di wilayah bernama Ozai, terjadi kekacauan total akibat serangan Israel. Evakuasi paksa yang disebarkan Israel sebelum serangan terjadi membuat warga panik dan berlarian.
”Terjadi kemacetan lalu lintas. Ketakutan dan kekacauan nyata terjadi di antara warga sipil di daerah yang padat penduduk,” kata Laura Khan, reporter Al Jazeera di Beirut.
3. Serangan untuk menekan Hizbullah

Analis militer dan politik, Elijah Magnier, mengatakan bahwa serangan intensif Israel terhadap Lebanon dilakukan untuk menekan Hizbullah. Serangan-serangan tersebut menargetkan langsung fasilitas sipil di Lebanon.
”Tujuannya adalah untuk menciptakan lebih banyak kepanikan di antara penduduk yang mengungsi secara internal dan membuat mereka menentang Hizbullah,” katanya.
Elijah menambahkan, serangan itu juga sengaja dilakukan untuk memberitahu Hizbullah bahwa tak ada tempat yang aman di Lebanon. Serangan itu sekaligus mengirim pesan bahwa Hizbullah akan dikalahkan dan memastikan bahwa Hizbullah tidak memiliki peran sipil di masa depan Lebanon.
“Semua itu merupakan pengiriman pesan kepada Hizbullah: 'Menyerahlah karena kami akan terus merusak masyarakat Lebanon',” katanya.