Uskup Katolik AS Tegur Biden Karena Dukung Hak Aborsi

168 uskup dukung dokumen pengajaran Ekaristi

Washington, DC, IDN Times - Pada hari Jumat (18/6/2021), uskup Katolik AS mengumumkan hasil Konferensi Waligereja AS, USCCB, yang memilih untuk menyusun sebuah dokumen yang dapat menegur para politisi Katolik, termasuk Presiden Joe Biden, yang mendukung hak aborsi yang bertentangan dengan doktrin gereja.

1. Perdebatan telah menguncang gereja

Uskup Katolik AS Tegur Biden Karena Dukung Hak AborsiIlustrasi gereja Katolik. (Unsplash.com/Virgil Cayasa)

Dilansir Reuters, sehari sebelum diumumkam para uskup telah melakukan pemungutan suara, yang 168 mendukung untuk merancang dokumen pengajaran tentang Ekaristi dan 55 suara menolak, sakramen suci dalam iman Katolik Roma, muncul setelah dua jam perdebatan di majelis virtual USCCB, di mana para uskup mempertimbangkan manfaat menegaskan kembali ajaran gereja terhadap kemungkinan menabur perpecahan partisan.

Dalam perdebatan minggu ini telah mengungkapkan adanya beberapa keretakan budaya dan politik yang telah mengguncang gereja dalam beberapa tahun terakhir. Menurut jajak pendapat Gallup pada bulan Maret, keanggotaan gereja Katolik AS telah turun hampir 20 persen dalam dua dekade terakhir, karena skandal pelecehan seksual yang melibatkan pemuka agana telah terungkap dan anggota menjadi semakin terpecah dalam masalah sosial.

Par uskup yang mendukung penyusunan dokumen itu bersikeras pada hari Kamis bahwa itu tidak akan menyebut nama politisi individu, tetapi topik pandangan sosial Presiden Biden muncul berulang kali dalam diskusi. Biden merupakan presiden kedua AS yang menganut agama Katolik, yang pertama adalah John F Kennedy. Biden telah membuat khawatir banyak uskup karena mendukung pernikahan sesama jenis dan hak aborsi, pandangan tersebut bertentangan dengan doktrin gereja.

Salah satu imam gereja yang mendukung penyusunan dokumen adalah Uskup Donald Hying dari Madison, Wisconsin, dia mengatakan.

"Hampir setiap hari saya berbicara dengan orang-orang, umat Katolik ... yang bingung dengan kenyataan bahwa kita memiliki seorang presiden yang mengaku Katolik taat namun memajukan agenda pro-aborsi paling radikal dalam sejarah kita."

2. Misa Biden kemungkinan tidak akan terganggu

Uskup Katolik AS Tegur Biden Karena Dukung Hak AborsiPresiden AS Joe Biden saat pertemuan dengan gubernur AS pada 12 Mei 2021, yang membahas cara melawan COVID-19. (Twitter.com/President Biden)

Baca Juga: Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Makassar Berjalan Normal

Dilansir BBC, setelah disetujui dokumen tersebut akan disusun oleh komite doktrin para uskup AS. Namun, meski akan menjadi bentuk kebijakan nasional, bukan sesuatu yang mengikat karena setiap uskup memiliki hak memutuskan siapa yang harus dilarang mengikuti Misa di keuskupannya, sehingga Misa yang akan dilakukan Biden kemungkinan tidak akan terganggu. Selain itu dokumen itu akan diperdebatkan kembali dalam USCCB berikutnya pada bulan November.

Mengenai hal itu Biden pada hari Jumat, mengatakan, "Itu masalah pribadi dan saya pikir itu tidak akan terjadi." Biden diketahui menghadiri Misa Katolik setiap akhir pekan. Dia secara pribadi menyampaikan bahwa menolak aborsi, tapi mendukung hak perempuan untuk memilih. Dia tidak mempertahankan larangan Amandemen Hyde atas dana federal untuk aborsi dalam anggaran pertamanya yang dipresentasikan awal tahun ini. Sejak Biden terpilih sebuah isu kontroversial mengenai politisi yang mendukung aborsi harus menerima Misa menjadi lebih menonjol. 

Kardinal Blase Cupich, uskup agung Chicago, menyampaikan bahwa sebagian besar imam akan "bingung mendengar bahwa para uskup sekarang ingin berbicara tentang mengecualikan orang pada saat tantangan nyata di hadapan mereka adalah menyambut orang-orang kembali ke praktik iman yang teratur dan membangun kembali komunitas mereka."

Marianne Duddy-Burke, direktur eksekutif Dignity USA, yang mendukung umat Katolik LGBTQ, menuduh para uskup berperilaku "dengan cara partisan yang berani" dengan kemungkinan menolak Komuni kepada Presiden Biden dan politisi Katolik lainnya yang mendukung hak aborsi, dia menyampaikannya dalam sebuah esai yang dirilis minggu lalu.

"Menahan Komuni dari Katolik mana pun untuk menghukum mereka karena identitas, tindakan, atau keyakinan mereka adalah paksaan. Itu melanggar tugas pelayanan yang merupakan pusat pelayanan tertahbis," tulisnya.

Vatikan juga menentang langkah para uskup AS, Kardinal Luis Ladaria, prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman, pengawas teologi Vatikan, mendesak agar konferensi ditunda. Dia menulis kepada konferensi tersebut dengan mengatakan akan "menyesatkan" untuk menyarankan aborsi dan euthanasia adalah "satu-satunya masalah serius dari ajaran moral dan sosial Katolik yang menuntut tingkat akuntabilitas penuh dari pihak Katolik".

3. 56 persen umat Katolik AS mendukung legalnya aborsi

Uskup Katolik AS Tegur Biden Karena Dukung Hak AborsiIlustrasi unjuk rasa mendukung hak aborsi. (Unsplash.com/Claudio Schwarz@purzlbaum)

Dilansir Associated Press, Pew Research Center yang melakukan survei baru-baru ini menemukan bahwa sekitar 56 persen umat Katolik AS mengatakan aborsi harus dilegalkan di sebagian besar atau semua kasus, dan 67 persen mengatakan Biden harus diizinkan menerima Komuni selama Misa. Namun, mengenai masalah terakhir, Pew menemukan perbedaan partisan yang tajam, di mana 55 persen umat Katolik yang mengidentifikasi diri dengan Republik mengatakan sikap aborsi Biden harus mendiskualifikasi dia dari Komuni, dibandingkan dengan 11 persen yang condong ke Demokrat.

60 Anggota DPR dari Demokrat Katolik mengeluarkan pernyataan Jumat mendesak agar konferensi USCCB dihentikan, segala upaya untuk mengecualikan politisi dari Komuni atas masalah aborsi, dan menyebutnya kontradiktif.

“Tidak ada pejabat terpilih yang diancam akan ditolak Ekaristi karena mereka mendukung dan mendukung kebijakan (lain) yang bertentangan dengan ajaran gereja. Termasuk mendukung hukuman mati, memisahkan anak-anak migran dari orang tua mereka, menolak suaka untuk mereka yang mencari keselamatan di Amerika Serikat.”

David Campbell, seorang profesor ilmu politik di Notre Dame University, mengatakan suara para uskup “mencerminkan fakta bahwa garis patahan yang sama yang membagi semua pemilih Amerika juga memecah umat Katolik Amerika, dan para pemimpin Katolik.”

“Semakin banyak perhatian para uskup fokus pada pertanyaan Komuni, semakin gereja akan dianggap berada dalam keributan politik, yang berisiko membuat beberapa umat Katolik menjauh,” kata Campbell.

Baca Juga: Donald Trump: Yahudi AS Tak Cinta Israel Karena Pilih Joe Biden

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya