Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Masih Punya Waktu Suarakan Perdamaian Rusia-Ukraina

Upacara pembukaan G20 Indonesia (g20.org)

Jakarta, IDN Times - Mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi, meminta agar Indonesia tidak diam di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang makin memanas. Dia menilai Indonesia bbisa menyuarakan perdamaian itu melalui KTT G20 yang akan digelar pekan depan di Bali.

"Sejak kunjungan Presiden RI ke Ukraina 30 Juni lalu, bantuan konkret apa yang sudah diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada Ukraina?" tulis Yuddy di akun Twitter pribadinya, Selasa (8/11/2022).

1. Indonesia didorong untuk ada aksi kemanusiaan

Yuddy menyatakan Indonesia tidak seharusnya diam melihat konflik ini makin memanas. Baginya, Indonesia harus mengambil tindakan demi alasan kemanusiaan.

"Invasi perang Rusia di wilayah kedaulatan Ukraina telah memasuki bulan kesembilan. Indonesia tidak seharusnya diam. Berbuatlah demi kemanusiaan," ujar Yuddy.

2. Indonesia bisa berperan lebih di KTT G20

Meski demikian, Yuddy mengatakan Indonesia masih punya waktu untuk menyuarakan perdamaian, terutama di KTT G20, pekan depan.

"Tidak ada agenda KTT G20 yang lebih penting selain, 'Hentikan perang Rusia di Ukraina'. Sebagai ketua penyelenggara KTT, Indonesia masih punya waktu untuk terus menyuarakan perdamaian. Keberhasilan G20 di Bali sangat ditentukan oleh adanya komunike bersama untuk menghentikan perang," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI di Ukraina pada 2017 hingga 2021 lalu.

3. KTT G20 penting setelah PBB gagal atasi konflik Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Pengamat Hubungan Internasional, Hikmahanto Juwana, mengatakan KTT G20 menjadi forum yang penting untuk mengangkat isu Rusia dan Ukraina usai PBB gagal mengatasi konflik tersebut.

"Pertemuan KTT G20 penting saat PBB gagal untuk meredam perang di Ukraina baik melalui Dewan Keamanan maupun Majelis Umum," ucap Hikmahanto.

KTT G20 akan dihadiri para pemimpin negara. Berbeda dengan PBB atau DK PBB yang hanya diwakili oleh duta besar masing-masing negara, bahkan pertemuan informal antar kepala negara dan pemerintahan tidak pernah ada.

"Dalam KTT G20 bila semua kepala negara dan pemerintahan hadir, maka mereka yang berkepentingan di Ukraina dapat melakukan pertemuan informal. Oleh karenanya, nasib dunia ke depan ditentukan dan bergantung pada pertemuan KTT G20," ujar Hikmahanto.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
Satria Permana
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us