Ini Alasan Pangeran Saudi Dibui Puluhan Tahun

Jakarta, IDN Times - Arab Saudi memenjarakan Pangeran Abdullah bin Faisal al Saud selama 30 tahun. Pangeran Abdullah sebelumnya sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Northeastern Boston, Amerika Serikat (AS).
Diberitakan oleh Fox News, pejabat Saudi menahan Pangeran Abdullah setelah dia kembali pada tahun 2020, dengan tiket yang disediakan pemerintah untuk belajar dari jarak jauh selama pandemik COVID-19.
1. Bermula dari percakapan via telepon

Setelah sepupunya sesama pangeran Arab ditahan, Pangeran Abdullah mendiskusikannya dengan kerabat melalui telepon dari AS. Hal itu diketahui menurut keterangan pejabat Saudi.
Dalam perjalanan kembali ke Arab Saudi, Pangeran Abdullah ditahan karena percakapan via telepon itu. Hukuman awal 20 tahun dinaikkan menjadi 30 tahun pada Agustus.
Arab Saudi menuduh Pangeran Abdullah bertindak untuk mengacaukan kerajaan, mengganggu persatuan sosial dan mendukung rival kerajaan.
Kerajaan menggunakan undang-undang terorisme dan kejahatan dunia maya dalam kasus-kasus yang melibatkan komunikasi telepon atau komputer untuk mengeluarkan hukuman yang luar biasa berat.
Dokumen pengadilan Saudi menuduh Pangeran Abdullah menggunakan aplikasi Signal di ponselnya di Boston untuk berbicara dengan ibunya dan kerabat lainnya tentang sepupu yang dipenjara oleh Pangeran Mohammed, dan telah menggunakan telepon umum di Boston untuk berbicara dengan pengacara tentang kasus tersebut.
Mereka mengatakan Pangeran Abdullah mengakui mengirim sekitar 9.000 euro untuk membayar tagihan di apartemen sepupunya di Paris.
2. Pangeran Abdullah termasuk anggota keluarga paling diincar oleh kerajaan

Pangeran Abdullah yang berusia 31 tahun ini berasal dari salah satu cabang keluarga kerajaan yang paling menjadi sasaran penahanan karena dianggap sebagai kritikus atau saingan sejak Pangeran Mohammed mengkonsolidasikan kekuasaan di bawah ayahnya yang sudah lanjut usia, Raja Salman.
Berdasarkan keterangan kerabatnya, Pangeran Abdullah bin Faisal al Saud jarang menyebutkan bahwa dia adalah anggota keluarga kerajaan Arab Saudi. Dia menghindari berbicara tentang politik Saudi, fokus pada studinya, rencana karir dan menyukai sepak bola.
3. Pemerintah Arab Saudi disebut-sebut semakin agresif selama 5 tahun terakhir

Disebut-sebut bahwa selama lima tahun terakhir, pengawasan, intimidasi, dan pengejaran Saudi terhadap warga Saudi di tanah AS telah meningkat ketika kerajaan meningkatkan penindasan di bawah penguasa de facto, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Hal itu menurut FBI, kelompok hak asasi dan dua tahun wawancara dengan Saudi yang tinggal di luar negeri.
Sementara Kedutaan Besar Saudi di Washington menanggapi penyelidikan oleh AP. Kedutaan mengatakan tidak masuk akal bila pemerintah Saudi melecehkan warganya sendiri.
"Gagasan bahwa pemerintah Saudi atau lembaganya melecehkan warganya sendiri di luar negeri adalah tidak masuk akal," demikian dikatakan Kedutaan.